Cuaca Ekstrem Rentan Flu
A
A
A
SAAT cuaca yang tidak menentu ini, setiap orang cenderung rentan terserang influenza. Meski tak membahayakan, influenza sangat mengganggu aktivitas sehari-hari.
Influenza merupakan infeksi saluran pernapasan yang disebabkan virus influenza. Adapun virus influenza merupakan sejenis virus RNA dari golongan Orthomyxoviridae. Virus ini mudah bermutasi dan memiliki bermacam tipe, yakni A, B, dan C. Gejala yang ditimbulkan tipe A lebih berat dari tipe B, sementara tipe C cenderung tidak menimbulkan gejala.
Tipe A juga paling mudah bermutasi (baik mutasi minor maupun mayor). Adapun gejala yang kerap dijumpai, yaitu demam, batuk, pilek, nyeri kepala, nyeri tenggorokan, pegal linu, lemah, dan lesu. Oleh karena itu, penyebaran virus ini mesti diwaspadai. Influenza dapat menular lewat udara dengan perantaraan batuk, bersin, air liur, dan benda-benda terkontaminasi oleh batuk, bersin, dan air liur.
Pencegahan influenza dapat dilakukan sebelum menyerang tubuh, salah satunya dengan memberikan vaksin yang dimasukkan ke dalam tubuh. Pemberian vaksin ini dilakukan untuk menghindari akibat yang lebih berat akibat influenza, seperti memperberat penyakit jantung, memperberat penyakit paru, mencegah penderita diabetes yang rentan terkena flu, dan dapat mengakibatkan kematian karena pneumonia.
“Pemberian vaksin terbukti merangsang kekebalan fisik pada bayi, anak, remaja, bahkan orang dewasa. Hal ini bermanfaat karena dapat mencegah biaya yang lebih mahal karena perawatan akibat penyebaran virus yang cepat bermutasi,” ujar dr Soejatmiko SpA(K) MSi, sekretaris Satgas Imunisasi Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (PP IDAI) yang ditemui dalam workshop bertajuk “School of Vaccine for Journalist” yang diadakan PT Bio Farma di Yogyakarta beberapa waktu lalu.
Namun, menurut dia, pemberian vaksin masih terkendala akibat pemikiran masyarakat yang masih belum terbuka dan masih termakan isu omong kosong seputar vaksin. “Isu bahwa imunisasi berbahaya dan tidak bermanfaat merupakan isu yang tidak benar dan tidak didukung hasil penelitian yang sahih,” kata dr Soejatmiko.
Pemberian vaksin influenza dirasa perlu karena virus ini adalah virus yang sangat mudah berubah (bermutasi) dibandingkan dengan virusvirus lain. Mutasi yang terjadi bisa kecil/minor (antigenicDRIFT) dan besar/mayor (antigenicSHIFT). Vaksinasi influenza efektif mencegah hospitalisasi hingga 50%–65% dan kematian hingga 80% pada pasien lansia (geriatri). Selain itu, dapat menurunkan tingkat kematian pasien penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) yang berusia di bawah 65 tahun.
Vaksinasi influenza merupakan cara terbaik untuk mencegah influenza. Vaksinasi diberikan 1 tahun 1 kali. Memberikan perlindungan optimal setelah hari ke-28 penyuntikan. Di Indonesia yang merupakan negara tropis, puncak kejadiannya sekitar musim hujan, pemberian vaksin dapat mencegah influenza musiman.
Vaksinasi influenza akan mengurangi risiko koinfeksi dan genetic reassortment/penyusunan ulang materi genetik dari virus influenza manusia (H1N1) dan avian influenza (H5N1) pada burung dalam tubuh manusia sehingga mencegah terbentuknya tipe baru virus influenza yang lebih ganas. Vaksin merupakan produk biologi yang sangat rentan terhadap perubahan suhu.
Vaksin dengan kualitas baik apabila tidak didukung dengan sistem pendistribusian yang baik akan menurunkan kualitasnya. PT Bio Farma (Persero) yang merupakan salah satu dari sedikit perusahaan yang mampu bertahan dan terus berkembang hingga lebih dari 120 tahun mampu menjawab tantangan ini melalui produknya, Flubio Vaksin Influenza HA.
Vaksin influenza HA ini merupakan suspensi jernih atau sedikit berwarna keputihan (slightly turbid), mengandung haemagglutinin dari antigen virus influenza. Vaksin influenza HA berupa suspensi yang diberikan untuk injeksi. Adapun komposisi dari tiap dosis vaksin (0,5 mL) mengandung strain A/H1N1 15 g HA, A / H3N2 15 g HA, B 15 g HA, dan Thimerosal 4 g.
Vaksin ini sangat direkomendasikan untuk pencegahan penyakit yang ditimbulkan oleh virus influenza pada orang yang berisiko tinggi. Adapun cara kerja obat dengan merangsang tubuh membentuk antibodi untuk memberi perlindungan terhadap infeksi penyakit influenza. Pada dasarnya tubuh memang mampu menciptakan kekebalan atau antibodi untuk menyerang penyakit dalam tubuh, tapi masih bersifat umum, tidak spesifik pada suatu jenis penyakit.
Pemberian vaksin terbukti dapat merangsang kekebalan tubuh secara spesifik. Vaksin disinyalir dapat membentuk kekebalan tubuh lebih cepat, praktis, efektif, dan spesifik melawan kuman. “Meskipun masih ada kemungkinan tertular, angkanya masih lebih ringan,” tutur dr Soejatmiko. ? larissa huda
Influenza merupakan infeksi saluran pernapasan yang disebabkan virus influenza. Adapun virus influenza merupakan sejenis virus RNA dari golongan Orthomyxoviridae. Virus ini mudah bermutasi dan memiliki bermacam tipe, yakni A, B, dan C. Gejala yang ditimbulkan tipe A lebih berat dari tipe B, sementara tipe C cenderung tidak menimbulkan gejala.
Tipe A juga paling mudah bermutasi (baik mutasi minor maupun mayor). Adapun gejala yang kerap dijumpai, yaitu demam, batuk, pilek, nyeri kepala, nyeri tenggorokan, pegal linu, lemah, dan lesu. Oleh karena itu, penyebaran virus ini mesti diwaspadai. Influenza dapat menular lewat udara dengan perantaraan batuk, bersin, air liur, dan benda-benda terkontaminasi oleh batuk, bersin, dan air liur.
Pencegahan influenza dapat dilakukan sebelum menyerang tubuh, salah satunya dengan memberikan vaksin yang dimasukkan ke dalam tubuh. Pemberian vaksin ini dilakukan untuk menghindari akibat yang lebih berat akibat influenza, seperti memperberat penyakit jantung, memperberat penyakit paru, mencegah penderita diabetes yang rentan terkena flu, dan dapat mengakibatkan kematian karena pneumonia.
“Pemberian vaksin terbukti merangsang kekebalan fisik pada bayi, anak, remaja, bahkan orang dewasa. Hal ini bermanfaat karena dapat mencegah biaya yang lebih mahal karena perawatan akibat penyebaran virus yang cepat bermutasi,” ujar dr Soejatmiko SpA(K) MSi, sekretaris Satgas Imunisasi Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (PP IDAI) yang ditemui dalam workshop bertajuk “School of Vaccine for Journalist” yang diadakan PT Bio Farma di Yogyakarta beberapa waktu lalu.
Namun, menurut dia, pemberian vaksin masih terkendala akibat pemikiran masyarakat yang masih belum terbuka dan masih termakan isu omong kosong seputar vaksin. “Isu bahwa imunisasi berbahaya dan tidak bermanfaat merupakan isu yang tidak benar dan tidak didukung hasil penelitian yang sahih,” kata dr Soejatmiko.
Pemberian vaksin influenza dirasa perlu karena virus ini adalah virus yang sangat mudah berubah (bermutasi) dibandingkan dengan virusvirus lain. Mutasi yang terjadi bisa kecil/minor (antigenicDRIFT) dan besar/mayor (antigenicSHIFT). Vaksinasi influenza efektif mencegah hospitalisasi hingga 50%–65% dan kematian hingga 80% pada pasien lansia (geriatri). Selain itu, dapat menurunkan tingkat kematian pasien penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) yang berusia di bawah 65 tahun.
Vaksinasi influenza merupakan cara terbaik untuk mencegah influenza. Vaksinasi diberikan 1 tahun 1 kali. Memberikan perlindungan optimal setelah hari ke-28 penyuntikan. Di Indonesia yang merupakan negara tropis, puncak kejadiannya sekitar musim hujan, pemberian vaksin dapat mencegah influenza musiman.
Vaksinasi influenza akan mengurangi risiko koinfeksi dan genetic reassortment/penyusunan ulang materi genetik dari virus influenza manusia (H1N1) dan avian influenza (H5N1) pada burung dalam tubuh manusia sehingga mencegah terbentuknya tipe baru virus influenza yang lebih ganas. Vaksin merupakan produk biologi yang sangat rentan terhadap perubahan suhu.
Vaksin dengan kualitas baik apabila tidak didukung dengan sistem pendistribusian yang baik akan menurunkan kualitasnya. PT Bio Farma (Persero) yang merupakan salah satu dari sedikit perusahaan yang mampu bertahan dan terus berkembang hingga lebih dari 120 tahun mampu menjawab tantangan ini melalui produknya, Flubio Vaksin Influenza HA.
Vaksin influenza HA ini merupakan suspensi jernih atau sedikit berwarna keputihan (slightly turbid), mengandung haemagglutinin dari antigen virus influenza. Vaksin influenza HA berupa suspensi yang diberikan untuk injeksi. Adapun komposisi dari tiap dosis vaksin (0,5 mL) mengandung strain A/H1N1 15 g HA, A / H3N2 15 g HA, B 15 g HA, dan Thimerosal 4 g.
Vaksin ini sangat direkomendasikan untuk pencegahan penyakit yang ditimbulkan oleh virus influenza pada orang yang berisiko tinggi. Adapun cara kerja obat dengan merangsang tubuh membentuk antibodi untuk memberi perlindungan terhadap infeksi penyakit influenza. Pada dasarnya tubuh memang mampu menciptakan kekebalan atau antibodi untuk menyerang penyakit dalam tubuh, tapi masih bersifat umum, tidak spesifik pada suatu jenis penyakit.
Pemberian vaksin terbukti dapat merangsang kekebalan tubuh secara spesifik. Vaksin disinyalir dapat membentuk kekebalan tubuh lebih cepat, praktis, efektif, dan spesifik melawan kuman. “Meskipun masih ada kemungkinan tertular, angkanya masih lebih ringan,” tutur dr Soejatmiko. ? larissa huda
(bbg)