Jangan Salah Pilih AC
A
A
A
MEMILIKI perangkat elektronik yang satu ini memang perlu, terutama di kota yang memiliki suhu udara tinggi. Namun, memilih pendingin ruangan atau AC (air conditioner) pun harus dilakukan secara bijak dengan mempertimbangkan beberapa hal penting.
Pemakaian pendingin ruangan yang semakin jamak di masyarakat membuat semakin banyak pula jenis pendingin ruangan yang dijual di pasaran. Oleh karena itulah, konsumen harus pintar memilih jenis pendingin ruangan yang sesuai dengan kebutuhan, juga mempertimbangkan unsur kesehatan dan lingkungan.
Menurut desainer interior Susan Octari Yawhan, pemakaian pendingin ruangan di berbagai jenis rumah memang semakin diperlukan, bahkan rumah berdesain tropis yang memiliki banyak bukaan atau minimalis sekali pun, pasti setidaknya memiliki satu pendingin ruangan.
“Tapi tidak semua rumah memiliki kebutuhan yang sama. Oleh karena itu, sesuaikan penggunaan pendingin ruangan dengan kebutuhan, model, dan juga bujetnya,” kata desainer interior Susan Octari Yawhan. Hal yang paling utama saat kita ingin memasang pendingin ruangan di rumah adalah perhatikan daya listriknya.
Apabila sebuah unit pendingin ruangan membutuhkan daya 1.300 watt untuk menyala, sedangkan daya yang terpasang hanya 1.300 watt, maka sebaiknya kita perlu menambah daya listrik rumah minimal 1.000 watt lagi hingga berjumlah 2.300 watt. Menurut dosen arsitektur Paramita Atmodiwirjo, pemakaian alat elektronik tersebut harus disesuaikan dengan perangkat elektronik lainnya supaya listrik di rumah tidak mati dan hidup karena daya listrik yang ada tersedot oleh pemakaian AC.
“Kalau hal ini dibiarkan, bisa-bisa perangkat listrik di rumah akan mudah rusak dan terbakar,” ujarnya. Setelah perangkat listrik di rumah terpenuhi, faktor kedua yang tidak kalah pentingnya adalah memilih ukuran dan model perangkat pendingin sesuai kebutuhan dan besar kecilnya ruangan. “Untuk pendingin di dalam kamar bisa menggunakan ukuran mulai 0.5 PK hingga 1 PK. Untuk ruang tamu bisa menggunakan 1,5 hingga 3 PK. Jadi, sebaiknya jangan kekecilan ataupun kebesaran,” saran Susan.
Sementara, jika rumah juga digunakan sebagai kantor, untuk ruang rapat yang besar, dapat digunakan pendingin dengan bentuk floor standing yang bisa mengoptimalkan suhu ruangan dengan baik. Juga untuk ruangan yang memiliki kapasitas besar bisa menggunakan model AC ceiling cassette .
“Intinya, sebelum pendingin dinyalakan, sebaiknya menutup semua ventilasi, jendela, dan pintu agar udara dari luar tidak masuk. Karena itu kita dapat menikmati kesejukan udara yang ditiupkan secara optimal. Bila pendingin sudah mati, bukalah kembali ventilasi dan pintu ruangan dengan lebar, hal ini perlu untuk penggantian udara di ruangan agar lebih sehat dan baik,” tutur Paramita.
Sebelum kita membeli pendingin udara, ada baiknya kita banyak melakukan riset terlebih dahulu. Cari informasi sebanyak-banyaknya tentang pendingin yang saat ini beredar melalui brosur, koran, majalah atau datang dalam pameran elektronik. “Yang terpenting saat kita hendak memilih pendingin, sebaiknya pilih yang hemat pemakaian listrik, mereknya jelas, harga terjangkau, dan layanan servis yang memadai. Semakin pendingin yang kita pilih hemat listrik, berarti kita juga turut mendukung hemat pemakaian listrik dan cinta lingkungan,” kata Paramita.
Selain itu, pilihlah pendingin ruangan yang mampu menyaring udara secara optimal. Bukan hanya mengeluarkan dingin semata, alat ini juga harus dapat menyaring udara yang bercampur dengan virus penyakit, kuman, dan bakteri yang merugikan untuk kesehatan tubuh. Nah, jadi mulai dari sekarang, teliti dan bijaklah sebelum memilih pendingin ruangan.
Aprilia s andyna
Pemakaian pendingin ruangan yang semakin jamak di masyarakat membuat semakin banyak pula jenis pendingin ruangan yang dijual di pasaran. Oleh karena itulah, konsumen harus pintar memilih jenis pendingin ruangan yang sesuai dengan kebutuhan, juga mempertimbangkan unsur kesehatan dan lingkungan.
Menurut desainer interior Susan Octari Yawhan, pemakaian pendingin ruangan di berbagai jenis rumah memang semakin diperlukan, bahkan rumah berdesain tropis yang memiliki banyak bukaan atau minimalis sekali pun, pasti setidaknya memiliki satu pendingin ruangan.
“Tapi tidak semua rumah memiliki kebutuhan yang sama. Oleh karena itu, sesuaikan penggunaan pendingin ruangan dengan kebutuhan, model, dan juga bujetnya,” kata desainer interior Susan Octari Yawhan. Hal yang paling utama saat kita ingin memasang pendingin ruangan di rumah adalah perhatikan daya listriknya.
Apabila sebuah unit pendingin ruangan membutuhkan daya 1.300 watt untuk menyala, sedangkan daya yang terpasang hanya 1.300 watt, maka sebaiknya kita perlu menambah daya listrik rumah minimal 1.000 watt lagi hingga berjumlah 2.300 watt. Menurut dosen arsitektur Paramita Atmodiwirjo, pemakaian alat elektronik tersebut harus disesuaikan dengan perangkat elektronik lainnya supaya listrik di rumah tidak mati dan hidup karena daya listrik yang ada tersedot oleh pemakaian AC.
“Kalau hal ini dibiarkan, bisa-bisa perangkat listrik di rumah akan mudah rusak dan terbakar,” ujarnya. Setelah perangkat listrik di rumah terpenuhi, faktor kedua yang tidak kalah pentingnya adalah memilih ukuran dan model perangkat pendingin sesuai kebutuhan dan besar kecilnya ruangan. “Untuk pendingin di dalam kamar bisa menggunakan ukuran mulai 0.5 PK hingga 1 PK. Untuk ruang tamu bisa menggunakan 1,5 hingga 3 PK. Jadi, sebaiknya jangan kekecilan ataupun kebesaran,” saran Susan.
Sementara, jika rumah juga digunakan sebagai kantor, untuk ruang rapat yang besar, dapat digunakan pendingin dengan bentuk floor standing yang bisa mengoptimalkan suhu ruangan dengan baik. Juga untuk ruangan yang memiliki kapasitas besar bisa menggunakan model AC ceiling cassette .
“Intinya, sebelum pendingin dinyalakan, sebaiknya menutup semua ventilasi, jendela, dan pintu agar udara dari luar tidak masuk. Karena itu kita dapat menikmati kesejukan udara yang ditiupkan secara optimal. Bila pendingin sudah mati, bukalah kembali ventilasi dan pintu ruangan dengan lebar, hal ini perlu untuk penggantian udara di ruangan agar lebih sehat dan baik,” tutur Paramita.
Sebelum kita membeli pendingin udara, ada baiknya kita banyak melakukan riset terlebih dahulu. Cari informasi sebanyak-banyaknya tentang pendingin yang saat ini beredar melalui brosur, koran, majalah atau datang dalam pameran elektronik. “Yang terpenting saat kita hendak memilih pendingin, sebaiknya pilih yang hemat pemakaian listrik, mereknya jelas, harga terjangkau, dan layanan servis yang memadai. Semakin pendingin yang kita pilih hemat listrik, berarti kita juga turut mendukung hemat pemakaian listrik dan cinta lingkungan,” kata Paramita.
Selain itu, pilihlah pendingin ruangan yang mampu menyaring udara secara optimal. Bukan hanya mengeluarkan dingin semata, alat ini juga harus dapat menyaring udara yang bercampur dengan virus penyakit, kuman, dan bakteri yang merugikan untuk kesehatan tubuh. Nah, jadi mulai dari sekarang, teliti dan bijaklah sebelum memilih pendingin ruangan.
Aprilia s andyna
(ars)