Koleksi Kain Tradisional Indonesia

Jum'at, 22 Mei 2015 - 09:16 WIB
Koleksi Kain Tradisional Indonesia
Koleksi Kain Tradisional Indonesia
A A A
Lama tak tampak di depan umum, penyanyi yang juga model dan aktris Bella Saphira kembali terlihat dalam pameran batik. Pada kesempatan tersebut, perempuan berdarah Batak ini mengaku hobi mengoleksi kain tradisional dari seluruh Nusantara.

Tradisi mengoleksi kain ini demi meneruskan hobi sang ibu. Bella mulai senang mengoleksi sejak 2002. Kain favoritnya adalah tenun dan ulos. Meski begitu, dia juga menggandrungi batik, songket Padang, songket Palembang, dan tenun khas Nusa Tenggara. Bella lantas mencontohkan kain tenun yang dikenakannya dalam kesempatan tersebut.

Tenun kombinasi warna hijau, oranye, dan hitam itu dibeli di Lombok pada Oktober 2012 ketika ikut suami menjalankan tugas negara. Bella tidak punya anggaran khusus untuk membeli kain di pasar maupun pameran. “Saya senang menghadiri pameran. Kali ini misalnya, saya hadir di Pameran Pernik Nusantara yang diketuai teman saya, Coreta Putut Bayu Seno.

Visinya mewujudkan masyarakat Indonesia yang berkepribadian budaya tangguh melalui penghargaan terhadap nilai budaya dan tradisi. Saya beli karena kain dan hasil kerajinannya bagus. Koleksi saya masih kalah jika dibandingkan dengan koleksi para pemburu batik.

Tidak sebanyak yang Anda sangka,” ujar Bella kepada KORAN SINDO saat launching Pernik (Pesona Ragam Etnik) Nusantara di bilangan Mahakam, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu. Melalui berbagai koleksi kain tradisional yang dimilikinya, Bella belajar memahami selera busana suami. Pernah dia mendampingi suami bertugas ke Lombok, Pekalongan, dan Surabaya.

Di tiga kota tersebut, Bella membeli sepasang baju batik untuk diri sendiri dan pasangan. Rupanya Bella dan suami berbeda selera. “Warna favorit suami hijau, abuabu, dan biru. Kalau saya menyukai putih, pink , dan hijau muda. Memang tidak nyambung , tapi bisa diakali, ha-ha-ha,” katanya, seraya tertawa.

Bella mengaku mulai mengumpulkan kain batik sejak 2002. Koleksinya pun beragam dari setiap daerah. “Awalnya punya satu-dua buah, dikumpulkumpulin . Terus, saya ngumpulin satu-satu dari setiap daerah,” sebutnya. Menurut perempuan kelahiran Magelang, 6 Agustus 1973 ini, nilai lebih dari kain tradisional Indonesia adalah nilai historis di balik motif kain tersebut.

Selain itu, dengan membeli kain tradisional, berarti kita ikut menghargai jerih payah para perajin kain saat membuatnya. “Sebenarnya saya termasuk penggemar kain, lebih ke nilai khazanahnya sih, karena saya menghargai sejarah batik. Terus sempat mempelajari kehidupan perajin batik sejak 12 tahun silam, ternyata enggak gampang.

Lalu, ada saatnya di mana saya absen 1-2 tahun lalu. Sekarang nih, 8 tahun ini batik booming. Jadi teringat lagi, lalu saya kumpulin koleksi satu per satu,” katanya. Meski memiliki puluhan koleksi kain batik, Bella sebenarnya lebih menyukai kain tenun seperti ulos dan songket. “Favorit saya tenun karena saya dari Sumatera Utara. Jadi, saya suka sekali motif ulos, semua punya arti. Lalu songket Palembang, songket Padang, dan tenun NTT-NTB saya suka banget,” katanya.

Pemilik nama lengkap Bella Saphira Veronica Simanjuntak ini mengaku tidak memiliki budget khusus untuk melengkapi koleksi kainnya. Dia lebih suka membeli kain jika ada acara tertentu. “Kalau budget khusus, tidak ada. Sekarang lebih ke event saja. Seperti sekarang ketemu batik Sukabumi, saya belum punya, jadi saya beli,” ujar Bella.

Tak hanya mengoleksi, Bella juga belajar cara merawat kain tradisional koleksinya. Untuk perawatan, dia memilih menggunakan rempah alami daripada cairan kimia.”Perawatannya memang agak hati-hati ya. Ada seorang sahabat di Solo yang mengajari saya menaruh beberapa rempah, dimasukkan ke dalam kain, lalu dianginangini sebulan sekali,” pungkasnya.

Thomasmanggalla
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3830 seconds (0.1#10.140)