Waspada Penyakit Diabetes

Senin, 25 Mei 2015 - 08:36 WIB
Waspada Penyakit Diabetes
Waspada Penyakit Diabetes
A A A
INDONESIA merupakan negara kelima dengan jumlah penderita diabetes terbesar di dunia. Bahkan, diperkirakan pada tahun 2030, ada sekitar 21 juta penduduk Indonesia yang menderita diabetes.

Edukasi mengenai penyakit ini amatlah penting. Terlahir dari keluarga dengan riwayat penyakit diabetes, membuat Dinda Kanya lebih waspada dalam menjaga kesehatan.

Saat sang ibu divonis diabetes, Dinda memiliki kekhawatiran mengingat berbagai komplikasi yang dapat muncul dan juga risiko diabetes yang dapat diturunkan secara genetis. “Karena itu, saya cukup aktif mencari informasi seputar diabetes, bagaimana diabetes itu menyerang seseorang, cara mencegahnya, dan penanganannya,” ujar artis sekaligus pemain sinetron ini.

Bukan hanya Dinda yang semestinya khawatir. Mereka yang tidak memiliki riwayat diabetes dalam keluarga pun patut waspada. Diperkirakan pada tahun 2030, sedikitnya ada sekitar 21 juta penduduk Indonesia yang menderita diabetes. Ya, Indonesia kini menduduki posisi kelima sebagai negara terbesar di dunia dengan jumlah penderita diabetes sebanyak 9,1 juta jiwa.

Tahun 2013 Indonesia masih menempati peringkat ketujuh dengan 8,5 juta penderita diabetes (diabetesi). Akan tetapi, dalam satu tahun terakhir terjadi kenaikan jumlah penderita diabetes sebanyak 600.000 jiwa. Tingginya angka diabetesi tentu sangat memprihatinkan. Penyakit yang tidak ada obatnya ini, acap kali disebut sebagai the silent killer .

Tidak sedikit diabetesi yang mengalami kegagalan dalam proses pengobatan lantaran faktor psikologis. “Diabetes dengan berbagai komplikasinya memang merupakan penyakit yang menakutkan bagi para diabetisi. Untuk itu, penting bagi diabetisi untuk memahami apa saja yang perlu dilakukan agar bahaya diabetes lainnya tidak menyerang. Salah satunya dengan memilih makanan yang dapat menjaga gula darah tetap stabil karena tingginya gula darah merupakan faktor utama penyebab diabetes,” kata dr Mohammad Firas, pengurus Persadia Muda (Persatuan Diabetes Indonesia Muda).

Di usianya yang ke-31, siapa sangka Firas mengidap diabetes. Tepatnya sejak umur 14 tahun Firas sudah divonis diabetes. Latar belakang sebagai pengidap diabetes inilah yang memicu dirinya untuk menjadi seorang dokter dan membagikan pengalamannya dalam menghadapi penyakit ini kepada masyarakat luas.

Berbagai gejala penyakit ini ia alami, mulai dari mudah mengantuk, mudah haus, mudah lapar, kulit gatal, pandangan kabur, luka sulit sembuh, berat badan turun drastis, hingga sering buang air kecil. Sejak saat itu ia mulai mencari tahu soal penyakit tersebut lebih dalam. “Diabetes itu tidak terasa di badan. Tetapi untuk mengetahuinya, perlu kontrol guna mencegah komplikasi.

Ada beberapa pilar diabetes, yaitu aktivitas fisik, menjaga pola makan, dan obatobatan,” katanya. Dalam hal ini termasuk edukasi. Bagi Firas, edukasi amat penting mengingat banyak mitos seputar diabetes yang berkembang di masyarakat. Nah yang paling sering ditanyakan adalah apakah diabetes dapat sembuh. Sayang, sejauh ini penyakit tersebut belum dapat disembuhkan.

Meski sekarang banyak beredar pengobatan yang diklaim mampu menyembuhkan diabetes. Menurut dia, masyarakat harus paham terlebih dahulu bahwa diabetes bukanlah penyakit yang mudah sembuh. Perawatannya menggunakan insulin untuk mencegah risiko komplikasi. Terlebih, semakin tua kondisi pankreas tidak lagi seperti dulu.

Dengan kata lain, ada penurunan fungsi organ seiring bertambahnya usia. Sejalan dengan tren masyarakat, telah hadir aplikasi Dokter Diabetes yang bisa dijalankan pada telepon pintar berbasis Android. Dokter Diabetes adalah aplikasi pertama di Indonesia yang memberikan layanan konsultasi “Live Chat” bersama para ahli diabetes yang tidak tanggung-tanggung melibatkan delapan dokter ahli sekaligus, yaitu dokter internis, dokter jantung, ahli gizi, dokter saraf, hingga psikiater khusus penderita diabetes.

Pada aplikasi ini pengguna dapat menentukan sendiri kepada siapa ia ingin berkonsultasi. Konsultasi dokter di aplikasi Dokter Diabetes dapat dilakukan secara online di mana dokter yang terkait dapat menjawab langsung pertanyaan dari pengguna aplikasi melalui fitur Live Chat pada jam praktik yang sudah dijadwalkan secara gratis.

Jika kondisi offline, maka layanan konsultasi tetap dapat dilakukan dan jawaban akan diterima dalam waktu 1 x 2 jam, selama jam dan hari kerja. Selain Live Chat , juga terdapat fitur unik yang sangat membantu pengguna aplikasi yaitu fitur Check-up Record .

Pada fitur ini pengguna aplikasi dapat mencatat gula darah (glucose record ), mencatat berat badan dan menghitung berat badan ideal (weight record ), dan mencatat asupan harian dan menghitung jumlah kalori harian (food record ).

Fitur ini memungkinkan pengguna untuk memiliki rekam kesehatan mereka selama kurun waktu 2 bulan, serta dapat dicetak dan dikonsultasikan langsung saat konsultasi dokter di dalam feature Live Chat . Dafina Nur Amalina, Product Marketing Manager SOYJOY, mengatakan selain meluncurkan kembali aplikasi Dokter Diabetes , juga dirilis buku Diabetes and Me sebagai upaya mengedukasi masyarakat luas.

Buku Diabetes and Me memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai diabetes, sekaligus sebagai jawaban atas berbagai pertanyaan di masyarakat terkait diabetes.

Sri noviarni
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5700 seconds (0.1#10.140)