Toserba untuk Heritage Product

Selasa, 26 Mei 2015 - 08:47 WIB
Toserba untuk Heritage Product
Toserba untuk Heritage Product
A A A
Belum digarapnya batik secara profesional serta keinginan untuk membuat batik sebagai produk fashion membuat Albert David Palit menciptakan marketplace khusus batik dan heritage product SanubariBatik.com. ”Saat ini belum ada online fashion khusus untuk batik,” ungkap Albert, panggilan akrabnya.

Mulanya ia memang ingin menciptakan Sanubari Batik sebagai merek tunggal, bukan marketplace untuk beragam merek (multi-brand) produsen batik. Latar belakang berpengalaman di bidang ritel membuat dirinya sanggup memenej multi-brand sekaligus.

Dengan bantuan tempat kerjanya saat ini, aCommerce, serta co-founder Farrel Sutantio, maka diputuskanlah bahwa mendirikan marketplace bagi batik-batik dengan motif yang berasal dari seluruh wilayah Indonesia akan menjadi solusi yang pas. ”Apabila kita mencari produk batik melalui e-commerce atau marketplace fashion boleh dibilang sangat sulit.

Kalaupun ada produknya tidak terlalu variatif,” ungkap Albert. Itu karena pemasar batik umumnya dilakukan perorangan. Karena itu, pihaknya aktif dalam mencari brand-brand atau pengrajin batik di daerah atau sebuah event dan mengajak mereka untuk ikut memasarkan produknya lewat web portal SanubariBatik.com. “Kalau berjualan lewat toko offline kan space-nya terbatas. Karena itu kita ajak mereka berjualan lewat web.

Kita minta mereka untuk kirim produk ke warehouse. Nanti akan kita foto dan tampilkan di SanubariBatik.com,” jelas Albert. Dia juga menjelaskan bahwa hasilnya akan dibagi dengan sistem konsinyasi. Klaimnya, harga jual produk tetap terjangkau, tapi juga tidak memberatkan pengrajin. SanubariBatik.com sendiri bukan sekadar online store, tapi juga memiliki gerai di Cimory Riverside, Puncak, Jawa Barat yang resmi dibuka pada 15 Mei 2015 silam.

“Di SanubariBatik.com tidak hanya ada pakaian batik, tapi juga beragam kain, aksesoris, serta jenis pakaian lainnya,” tambah Albert. Menurutnya, SanubariBatik.com juga memberikan edukasi bagi pengrajin batik atau brand batik yang bermitra dengan mereka. “Saya ingin memajukan UKM produsen batik. Tidak sekadar bikin, jadi, terus terjual. Saya ingin mengajarkan mereka bagaimana membawa batik ke ranah ritel,” ungkap Albert.

Strategi marketing yang dianut oleh SanubariBatik.com sendiri adalah O2O, yakni online to offline maupun offline to online. Strategi ini menurutnya cukup tepat mengingat SanubariBatik.com juga didukung dengan adanya offline store yang juga sudah resmi dibuka. “Untuk offline store saat ini perharinya memperoleh pengunjung sebanyak 3.000 orang hingga 5.000 orang,” ungkap Albert.

Strategi lain yang dilakukan menurut Albert adalah online marketing melalui paid marketing, yakni bekerjasama dengan media sosial untuk mengiklankan Sanubari Batik atau SanubariBatik.com. Termasuk juga bekerja sama dengan pihak seperti fashion blogger. “Kedepannya kami ingin menjadi one stop shopping bagi semua Indonesian heritage products,” tutup Albert.

Cahyandaru kuncorojati
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7378 seconds (0.1#10.140)
pixels