Utamakan After Sales Service
A
A
A
PRODUK smartphone baru maupun lama hadir membanjiri pasar setiap pekan. Kemampuannya semakin mumpuni, harganya juga kian terjangkau.
Hal ini disadari benar oleh Melissa Karim. “Iya nih, saya sampai bingung merek apa yang benar-benar bagus. Di kantor bahkan ada teman yang ngajak ke Tiongkok hanya untuk beli smartphone Xiaomi,” ujar istri presenter berita Ralph Tampubolon ini. Di tengah kesibukannya sebagai presenter dan host di radio, dia sempat bercerita pengalamannya dalam memilih smartphone.
Bagi Melissa—sapaan akrabnya—after sales service selalu menjadi prioritas saat akan membeli smartphone. “Penting banget. Nggak selalu harga atau kemampuan yang saya pertimbangkan,” tutur Melissa. Dia menceritakan pengalamannya saat masih menggunakan smartphone berlogo buah Apple. ”Jadi ceritanya ponsel itu nggak sengaja tercebur ke bathub. Ketika dibawa ke service center, ternyata prosesnya berbelit-belit. Nggak cuma makan waktu, tapi juga biaya.
Agar keluhan kita diterima, harus mendaftarkan masalah yag dialami, lalu tunggu panggilan lagi,” curhatnya. ”Pada saat prosesnya sudah ditarik biaya, perbaikannya dikenakan biaya lagi. Harganya hampir sama dengan beli baru, haduh,” ungkap Melissa kesal. Sejak saat itu akhirnya Melissa memutuskan untuk berpindah ke merek lain asal Negeri Ginseng. Pertimbangannya, karena after sales service yang diberikan oleh merek tersebut.
”Prosesnya cepat, disertai kepastian apakah kerusakan bisa diperbaiki dan kelanjutannya bagaimana,” katanya. Menurut Melissa, jika konsumen akan senang datang ke lokasi after sales service yang nyaman, jelas antreannya, serta petugas yang ramah dan tahu betul produknya.
”Dan terpenting ini: kasih solusi! Kalau misalnya rusak harus ngapain, atau kalau nggak bisa diberbaiki ada solusi lainnya,” ungkap Melissa.
Cahyandaru kuncorojati
Hal ini disadari benar oleh Melissa Karim. “Iya nih, saya sampai bingung merek apa yang benar-benar bagus. Di kantor bahkan ada teman yang ngajak ke Tiongkok hanya untuk beli smartphone Xiaomi,” ujar istri presenter berita Ralph Tampubolon ini. Di tengah kesibukannya sebagai presenter dan host di radio, dia sempat bercerita pengalamannya dalam memilih smartphone.
Bagi Melissa—sapaan akrabnya—after sales service selalu menjadi prioritas saat akan membeli smartphone. “Penting banget. Nggak selalu harga atau kemampuan yang saya pertimbangkan,” tutur Melissa. Dia menceritakan pengalamannya saat masih menggunakan smartphone berlogo buah Apple. ”Jadi ceritanya ponsel itu nggak sengaja tercebur ke bathub. Ketika dibawa ke service center, ternyata prosesnya berbelit-belit. Nggak cuma makan waktu, tapi juga biaya.
Agar keluhan kita diterima, harus mendaftarkan masalah yag dialami, lalu tunggu panggilan lagi,” curhatnya. ”Pada saat prosesnya sudah ditarik biaya, perbaikannya dikenakan biaya lagi. Harganya hampir sama dengan beli baru, haduh,” ungkap Melissa kesal. Sejak saat itu akhirnya Melissa memutuskan untuk berpindah ke merek lain asal Negeri Ginseng. Pertimbangannya, karena after sales service yang diberikan oleh merek tersebut.
”Prosesnya cepat, disertai kepastian apakah kerusakan bisa diperbaiki dan kelanjutannya bagaimana,” katanya. Menurut Melissa, jika konsumen akan senang datang ke lokasi after sales service yang nyaman, jelas antreannya, serta petugas yang ramah dan tahu betul produknya.
”Dan terpenting ini: kasih solusi! Kalau misalnya rusak harus ngapain, atau kalau nggak bisa diberbaiki ada solusi lainnya,” ungkap Melissa.
Cahyandaru kuncorojati
(ars)