Vitamin B3 Cegah Kanker Kulit

Selasa, 26 Mei 2015 - 09:39 WIB
Vitamin B3 Cegah Kanker...
Vitamin B3 Cegah Kanker Kulit
A A A
Vitamin B3 atau yang dikenal dengan niacin memiliki peran baik bagi kesehatan. Adapun manfaatnya adalah mempertahankan sirkulasi darah yang baik, menjaga kondisi kulit agar kuat sehat, menjaga fungsi normal otak, meningkatkan daya ingat, membantu saluran pencernaan untuk menyerap karbohidrat yang cukup, protein, dan lemak, mengurangi efek radang sendi dan membantu memulihkan gejala skizofrenia.

Selain itu, niacin dapat menurunkan dan mengendalikan kadar kolesterol. Selain manfaat di atas, asupan harian vitamin B3 ternyata dapat melindungi tubuh dari bentuk yang paling umum dari kanker kulit. Untuk pertama kalinya, sebuah studi telah menyatakan bahwa vitamin B3 dapat menurunkan risiko penyakit yang relatif tidak berbahaya namun merepotkan.

Sebuah penelitian di Australia, seperti dilansir dari situs Daily Mail, menemukan bahwa dengan menggunakan jenis tertentu dari vitamin B3 selama satu tahun, memiliki risiko 23% yang lebih rendah terhadap kanker kulit baru dibandingkan dengan mereka yang memakai pil plasebo.

Para peneliti tidak menilai risiko melanoma , yakni bentuk yang paling mematikan dari kanker kulit. Namun, sebaliknya berfokus pada bentuk yang lebih umum, kanker sel basal dan skuamosa . Dr Richard Schilsky, kepala petugas medis di American Society of Clinical Oncology , mengatakan bahwa ini adalah semacam kanker run-of-the-mill kulit yang begitu banyak orang derita.

“Mereka jarang mematikan, namun mereka sangat bandel dan bisa terus datang atau kambuh kembali,” sebut Dr Richard. Dia menambahkan bahwa kanker ini butuh biaya yang banyak untuk pengobatan, biasanya membutuhkan pembedahan, pembekuan, atau radiasi. Dr Schilsky mengatakan temuan baru menawarkan harapan bahwa vitamin B3, yang dikenal nicotinamide , bisa menjadi cara yang murah dan mudah untuk menurunkan risiko seseorang.

Namun, dia mengingatkan bahwa Australia berpeluang jauh lebih tinggi dari kanker kulit daripada di tempat lain di dunia. Dia mengatakan beberapa dokter akan melihat lebih banyak bukti di luar penelitian ini, sebelum merekomendasikan vitamin untuk pasien. Vitamin telah lama terbukti sulit dipahami sebagai pencegahan kanker, dan beberapa penelitian bahkan telah menemukan jenis tertentu dapat berbahaya.

Para peneliti juga menekankan bahwa mereka tidak menyarankan menggunakan vitamin untuk orangorang yang belum mengidap salah satu kanker ini. “Sekarang, permasalahan ini bukanlah sesuatu yang umum bagi masyarakat,” kata pemimpin penelitian, Dr Diona Damian dari Dermatologi University of Sydney di Australia. “Kita harus selalu ingat dasar-dasar perilaku saat tubuh terkena paparan sinar matahari dengan cara yang masuk akal.

Cara yang bisa dilakukan adalah menghindari paparan matahari berlebihan dan menggunakan tabir surya, sebagai cara terbaik bagi siapa saja untuk menurunkan risiko,” katanya. Penelitian ini melibatkan 386 orang yang memiliki setidaknya dua jenis kanker kulit dalam lima tahun terakhir.

Mereka mengambil baik 500 miligram vitamin atau pil dua kali sehari selama satu tahun. Hasilnya, mereka maupun dokter mereka tahu siapa yang menderita jenis kanker sampai penelitian berakhir. Selain mengurangi tingkat kanker kulit, penggunaan vitamin juga tampaknya memotong risiko tingkat prakanker dan kulit bersisik yang disebut keratosis actinic , sebesar 11% setelah tiga bulan pemakaian dan 20% setelah sembilan bulan pemakaian.

Peserta diarahkan selama enam bulan mengonsumsi sumber vitamin setelah mereka berhenti minum pil mereka, dan tingkat kanker kulit baru mirip dari kedua kelompok. “Manfaat habis dalam periode yang cukup cepat,” kata Dr Damian. “Mereka harus terus mengambil tablet agar tetap efektif,” imbuhnya.

Nicotinamide diperkirakan dapat membantu perbaikan DNA dalam sel yang rusak akibat paparan sinar matahari. Hal ini tidak sama dengan nikotin bersifat adiktif dalam tembakau. Ini juga tidak sama dengan niacin dan beberapa bentuk lain dari vitamin B3 yang dapat menyebabkan kemerahan, sakit kepala, dan masalah tekanan darah. Masalah tersebut tidak terlihat dengan nikotinamida dalam penelitian ini.

“Nicotinamide selalu terjual habis, mudah untuk dijangkau, dan pada dasarnya tidak ada efek samping,” kata Dr Schilsky. Kesehatan Nasional Australia dan Medical Research Council mendanai penelitian tersebut.

Larissa huda
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7496 seconds (0.1#10.140)