Tato Sebabkan Masalah Kesehatan Jangka Panjang
A
A
A
WASHINGTON - Saat ini, banyak orang yang suka menato tubuhnya dan keberadaan mereka sudah lebih bisa diterima. Sejumlah survei di Amerika Serikat (AS) menyebut, sekitar 1 dari 5 orang dewasa di Negara Paman Sam itu punya tato. Sebagian besar bahkan punya lebih dari satu.
Tapi, peningkatan jumlah orang yang memiliki tato ini juga memicu lebih banyak komplikasi. Sebuah kajian terbaru terhadap orang bertato di New York City menemukan, sekitar 6% mengalami masalah signifikan seperti ruam, gatal-gatal atau pembengkakan yang berlangsung selama lebih dari empat bulan. Dalam sejumlah kasus, persoalan ini bahkan bisa bertahan selama bertahun-tahun.
“Kami mewaspadai tingginya angka komplikasi kronis yang dilaporkan terkait tato,” ujar Marie Leger, periset utama dalam kajian itu dan seorang asisten dosen di NYU Langone Medical Center, yang dikutip CBS News.
Leger mengaku kaget dengan sejumlah penemuannya, yang dipublikasikan di jurnal Contact Dermatitis. Sekitar 10% dari 300 orang yang disurvei menderita komplikasi jangka pendek dengan tato mereka.
“Banyak yang kami lihat tidak terkait sterilisasi atau yang seperti itu. Mereka lebih berkaitan dengan komponen di dalam tinta dan reaksi tubuh orang terhadapnya,” papar Leger.
Bagi reaksi kulit ringan, perawatan dengan steroid antiperadangan sering kali dipakai. Tapi, untuk reaksi yang lebih berat, Leger menyatakan operasi laser untuk menghilangkan sejumlah lapisan kulit mungkin dibutuhkan. Efek sampingnya bisa beragam dari parut hingga gatal dan tekanan emosional.
Tinta merah dan hitam, yang merupakan dua warna tinta tato paling umum, adalah pelanggar terbesar. Tapi, apa yang memicu reaksi tinta itu masih sulit diketahui.
“Belum diketahui apakah reaksi yang terjadi itu karena bahan kimia di dalam tinta itu atau bahan kimia lain, seperti pengawet atau pencerah, yang ditambahkan ke dalamnya, atau pemecahan kimia yang terjadi,” ujar Leger.
Leger mengatakan ingin melihat database nasional mengenai laporan komplikasi akibat tato sehingga masalah ini bisa ditelusuri dan diselesaikan.
Tapi, peningkatan jumlah orang yang memiliki tato ini juga memicu lebih banyak komplikasi. Sebuah kajian terbaru terhadap orang bertato di New York City menemukan, sekitar 6% mengalami masalah signifikan seperti ruam, gatal-gatal atau pembengkakan yang berlangsung selama lebih dari empat bulan. Dalam sejumlah kasus, persoalan ini bahkan bisa bertahan selama bertahun-tahun.
“Kami mewaspadai tingginya angka komplikasi kronis yang dilaporkan terkait tato,” ujar Marie Leger, periset utama dalam kajian itu dan seorang asisten dosen di NYU Langone Medical Center, yang dikutip CBS News.
Leger mengaku kaget dengan sejumlah penemuannya, yang dipublikasikan di jurnal Contact Dermatitis. Sekitar 10% dari 300 orang yang disurvei menderita komplikasi jangka pendek dengan tato mereka.
“Banyak yang kami lihat tidak terkait sterilisasi atau yang seperti itu. Mereka lebih berkaitan dengan komponen di dalam tinta dan reaksi tubuh orang terhadapnya,” papar Leger.
Bagi reaksi kulit ringan, perawatan dengan steroid antiperadangan sering kali dipakai. Tapi, untuk reaksi yang lebih berat, Leger menyatakan operasi laser untuk menghilangkan sejumlah lapisan kulit mungkin dibutuhkan. Efek sampingnya bisa beragam dari parut hingga gatal dan tekanan emosional.
Tinta merah dan hitam, yang merupakan dua warna tinta tato paling umum, adalah pelanggar terbesar. Tapi, apa yang memicu reaksi tinta itu masih sulit diketahui.
“Belum diketahui apakah reaksi yang terjadi itu karena bahan kimia di dalam tinta itu atau bahan kimia lain, seperti pengawet atau pencerah, yang ditambahkan ke dalamnya, atau pemecahan kimia yang terjadi,” ujar Leger.
Leger mengatakan ingin melihat database nasional mengenai laporan komplikasi akibat tato sehingga masalah ini bisa ditelusuri dan diselesaikan.
(alv)