Mengapa Daum Kakao Beli Path?
A
A
A
Mungkin pengguna Path banyak yang tidak sadar bahwa jejaring sosial asal Amerika tersebut telah berganti kepemilikan.
Baru-baru ini Path telah diakuisisi oleh Daum Kakao, perusahaan yang membuat aplikasi internet messenger Kakao Talk. Setelah proses akuisisi yang tidak diketahui jumlahnya itu, Path tetap akan beroperasi. Tapi, fokusnya kini berganti pada pasar Asia Tenggara. Khususnya Indonesia. Selama 5 tahun berdiri, Path telah memiliki 10 juta pengguna aktif per bulan. Path dibentuk pada November 2010 oleh Dave Morin, mantan karyawan Facebook dan Apple.
Tujuannya adalah memberikan pengguna sebuah media sosial yang lebih personal dan pribadi untuk berbagi dan saling berhubungan. Jejaring sosial itu tidak pernah populer di Eropa atau Amerika. Namun justru digemari di Asia. Selain merilis aplikasi messaging Path Talk, belum lama ini Path juga memiliki Kong, aplikasi untuk berbagi hadiah selfie. Rumor akuisisi Path oleh perusahaan asal Korea Selatan itu muncul sejak April 2015, setelah sebelumnya Path dikabarkan ditawar Apple pada September 2014.
”Kami sampai pada titik kami membutuhkan lebih banyak sumber daya untuk membantu mempercepat pertumbuhan dan memperbesar skala Path,” tegas CEO dan co-founder Path Dave Morin melalui keterangan resminya. Alasannya memilih Daum Kakao, adalah pemahaman yang mendalam terhadap pasar Asia serta pengalaman terhadap layanan inovasi mobile. Basis pengguna Path yang kuat di pasar Indonesia berkembang pesat.
Ini membuat Path menjadi kandidat kuat untuk berkembang menjadi sebuah platform mobile lifestyle dengan beragam layanan. Hal itu disampaikan oleh Head of Daum Kakao Indonesia Alex Kim. ”Tentu juga ada potensi besar bagi Daum Kakao dan Path di pasar global,” ungkap Kim. Path memang berbeda dibanding Facebook atau Twitter. Selain tampilannya yang indah, jejaring sosial tersebut memberikan kontrol lebih pribadi terhadap konten yang dibagi, baik berita, foto, ataupun video.
Pengguna dapat berbagi secara selektif pada sekelompok teman terpilih. Fitur tersebut ternyata sangat disukai oleh pengguna di Indonesia. Setelah menurunnya tren BlackBerry Messenger (BBM), Indonesia tidak memiliki aplikasi pesan instan yang dominan. Berbeda dengan negara Asia lainnya, misalnya China (WeChat), India, Singapura, dan Malaysia (WhatsApp), Jepang, Thailand, dan Taiwan (Line), serta Filipina (Viber).
Karena itu, akuisisi ini akan menguntungkan bagi Kakao Talk dalam berpenetrasi dan mensinergikan layanan mereka di pasar Indonesia. Daum Kakao mengaku tidak berencana untuk mensinergikan layanan seperti pembayaran atau game di Path maupun Path Talk. Meski, seiring berjalanannya waktu, pengguna Path akan didorong untuk juga memakai Kakao Talk atau sebaliknya.
Selain itu, bukan tidak mungkin Daum Kakao akan menggunakan Path untuk secara aktif mempromosikan jejaring sosial tersebut ke pasar internasional.
Danang arradian
Baru-baru ini Path telah diakuisisi oleh Daum Kakao, perusahaan yang membuat aplikasi internet messenger Kakao Talk. Setelah proses akuisisi yang tidak diketahui jumlahnya itu, Path tetap akan beroperasi. Tapi, fokusnya kini berganti pada pasar Asia Tenggara. Khususnya Indonesia. Selama 5 tahun berdiri, Path telah memiliki 10 juta pengguna aktif per bulan. Path dibentuk pada November 2010 oleh Dave Morin, mantan karyawan Facebook dan Apple.
Tujuannya adalah memberikan pengguna sebuah media sosial yang lebih personal dan pribadi untuk berbagi dan saling berhubungan. Jejaring sosial itu tidak pernah populer di Eropa atau Amerika. Namun justru digemari di Asia. Selain merilis aplikasi messaging Path Talk, belum lama ini Path juga memiliki Kong, aplikasi untuk berbagi hadiah selfie. Rumor akuisisi Path oleh perusahaan asal Korea Selatan itu muncul sejak April 2015, setelah sebelumnya Path dikabarkan ditawar Apple pada September 2014.
”Kami sampai pada titik kami membutuhkan lebih banyak sumber daya untuk membantu mempercepat pertumbuhan dan memperbesar skala Path,” tegas CEO dan co-founder Path Dave Morin melalui keterangan resminya. Alasannya memilih Daum Kakao, adalah pemahaman yang mendalam terhadap pasar Asia serta pengalaman terhadap layanan inovasi mobile. Basis pengguna Path yang kuat di pasar Indonesia berkembang pesat.
Ini membuat Path menjadi kandidat kuat untuk berkembang menjadi sebuah platform mobile lifestyle dengan beragam layanan. Hal itu disampaikan oleh Head of Daum Kakao Indonesia Alex Kim. ”Tentu juga ada potensi besar bagi Daum Kakao dan Path di pasar global,” ungkap Kim. Path memang berbeda dibanding Facebook atau Twitter. Selain tampilannya yang indah, jejaring sosial tersebut memberikan kontrol lebih pribadi terhadap konten yang dibagi, baik berita, foto, ataupun video.
Pengguna dapat berbagi secara selektif pada sekelompok teman terpilih. Fitur tersebut ternyata sangat disukai oleh pengguna di Indonesia. Setelah menurunnya tren BlackBerry Messenger (BBM), Indonesia tidak memiliki aplikasi pesan instan yang dominan. Berbeda dengan negara Asia lainnya, misalnya China (WeChat), India, Singapura, dan Malaysia (WhatsApp), Jepang, Thailand, dan Taiwan (Line), serta Filipina (Viber).
Karena itu, akuisisi ini akan menguntungkan bagi Kakao Talk dalam berpenetrasi dan mensinergikan layanan mereka di pasar Indonesia. Daum Kakao mengaku tidak berencana untuk mensinergikan layanan seperti pembayaran atau game di Path maupun Path Talk. Meski, seiring berjalanannya waktu, pengguna Path akan didorong untuk juga memakai Kakao Talk atau sebaliknya.
Selain itu, bukan tidak mungkin Daum Kakao akan menggunakan Path untuk secara aktif mempromosikan jejaring sosial tersebut ke pasar internasional.
Danang arradian
(ars)