Suv Era Digital

Kamis, 11 Juni 2015 - 10:03 WIB
Suv Era Digital
Suv Era Digital
A A A
SEJATINYA sebuah mobil SUV dibuat untuk jadi mobil yang tangguh. Mobil-mobil seperti Mercedes-Benz GL-Class, BMW X5, dan Audi Q7 dibuat untuk menaklukkan medan yang berat. Tidak heran jika dalam perkembangannya mobil-mobil seperti ini berkutat pada pembuatan fitur-fitur baru guna mengukuhkan status raja medan berat.

Audi sepertinya sadar bahwa hal ini tidak boleh dibiarkan terlalu lama. Bisa jadi mereka merasa teknologi di medan offroad sudah terlalu jamak ditemukan. Inilah alasan mereka mencoba melakukan diferensiasi pada generasi kedua Audi Q7.

Mobil ini tetap tangguh layaknya kompetitor dari Mercedes-Benz dan BMW. Berbekal sistem penggerak roda khas Audi, Quattro yang melegenda, Audi percaya bahwa kemampuan off-road mobil ini tidak perlu diutak-atik lagi. Yang mereka perlukan adalah mengubah konsep jadul yang ada di mobil-mobil SUV saat ini. Pertama, mengubah desain SUV yang asal tebal dan asal besar. Audi Q7 generasi kedua hadir dengan desain yang sangat berbeda dengan SUV yang ada saat ini.

Alihalih mereka menggabungkan desain sebuah station wagon dan SUV. Inilah alasan mobil ini terlihat begitu ramping jika dibandingkan Mercedes-Benz GL-Class dan BMW X5. Siluet ramping itu bukan hanya kasatmata. Secara keseluruhan, bobot mobil ini memang terpangkas habis dibandingkan Audi Q7 generasi pertama. Total mobil ini berdiet hingga turun 327 kilogram.

Dengan berat badan yang lebih ideal, tentu Audi Q7 baru menjanjikan efisiensi berkendara yang lebih baik. Ruangan dalam mobil ini tetap terasa sebuah SUV yang menawarkan ruangan yang lega. Headroom dan legroom di baris kedua benar-benar terasa maksimal karena memang dimensi mobil ini sedikit lebih panjang dibandingkan generasi pertama.

Mobil ini pun bisa disulap memiliki kursi baris ketiga dengan mengurangi bagian bagasi. Jika kursi di baris ketiga tidak digunakan, kursi di baris kedua bisa dimundurkan hingga 110 milimeter. Dengan demikian, penumpang benar-benar merasa nyaman. Berbeda dengan sedan Audi yang penuh dengan tombol ajaib. Audi mencoba cara yang berbeda di Audi Q7 baru.

Tampilan dashboard mobil ini dibuat seminimal mungkin dengan tombol-tombol ajaib. Tidak ada tombol berjejalan di dashboard membuat suasana mobil ini terlihat nyaman. Namun, bukan berarti mobil ini tidak canggih. Justru kecanggihan jadi jualan utama dari Audi Q7. Mobil ini bahkan menjadi contoh yang baik bagaimana sebuah SUV berada pada era digital. Ambil contoh virtual cockpit berupa panel layar TFT berukuran 12,3 inci yang ada di balik palang kemudi.

Layar ini bertugas menjadi pusat informasi kondisi mobil, baik berjalan maupun diam. Guna mengakomodasi selera konsumen yang beragam, Audi memberikan dua opsi tampilan yang berbeda, yaitu mode klasik dan mode infotainment . Saat Anda memilih mode klasik, informasi yang ditampilkan di layar akan didominasi spedometer dan takometer berwujud analog, lengkap dengan jarum penunjuk masing-masing.

Dalam mode ini, informasi terkait fungsifungsi multimedia akan ditampilkan di bagian tengah. Pada mode infotainment , layout akan berubah sebaliknya. Layar kini didominasi oleh informasi dari fungsi-fungsi multimedia. Baik spedometer maupun takometer masih akan ditampilkan, hanya dalam ukuran kecil sehingga pengemudi dapat fokus pada petunjuk arah yang ditampilkan.

Kecanggihan lainnya, yaitu tablet Audi berukuran 10,1 inci yang diletakkan di belakang headrest jok mobil baris pertama. Biasanya tablet tersebut berfungsi sebagai layar atau monitor sistem infotainment . Namun, Audi meningkatkan fungsinya lebih baik lagi.

Wahyu sibarani
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6649 seconds (0.1#10.140)