Jakarta Great Sale 2015,Penuh Harapan

Jum'at, 12 Juni 2015 - 08:35 WIB
Jakarta Great Sale 2015,Penuh Harapan
Jakarta Great Sale 2015,Penuh Harapan
A A A
Minggu lalu saya mendapat kesempatan mendampingi KepalaDinas Pariwisata Pemprov DKIJakarta Purba Hutapea untuk roadshowdi beberapa stasiun TV untuk mempromosikan Jakarta Great Sale 2015.

Bersama kami juga turut hadir Ketua Jakarta Great Sale 2015yang baru, Ibu Ellen Hidayat. Saya senang sekali denganprogram Jakarta Great Sale 2015 walau terasa masih adakekurangan, spiritnya tetap terasa baru dan penuh semangat.Berbeda sekali dengan beberapa tahun sebelumnya.Rasanya semangat Ibu Ellen memang memberi warnalain pada Jakarta Great Sale 2015, sesuai dengan tematahun ini, “Smart City, Smart Shopping”.

Jakarta Great Salekali ini tidak saja melibatkan Pemprov DKI,pengusaha pusat perbelanjaan, pengusaha ritel,juga pengusaha hotel, agen travel, bahkan PDPasar Jaya. Jakarta Great Sale tidak lagi jadi milikselapis masyarakat dengan daya beli tinggi, jugajadi milik seluruh lapisan masyarakat. JakartaGreat Saletidak lagi jadi acara seremonialgunting pita semata di mal, tapi jadi bagian daripesta rakyat menyambut ulang tahun ke-488Jakarta.Idealnya program ini, dikemas dengan cita rasadan tren shoppinginternasional.

Itu karenatargetnya adalah Rp14,3 triliun. Mendatangkan shopperdari seluruh dunia adalah keharusan, apalagimengingat Indonesia sedang mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi dan terasa sekali ekonomisedang tidak bergairah di masyarakat.Memang sih rasanya blessing in disguisebanget ya,penurunan nilai rupiah yang sudah mulai terasamenyiksa saya dan para shopperyang lain, bisa jadisenjata yang ampuh buat menggoda para shopperkelasdunia untuk shoppingdi Jakarta.

Buat orang asing yangdatang atau bekerja di Indonesia, orang yang bekerjadengan pendapatan dolar, semua jadi terasa murah diJakarta. Shoppingdan menikmati lifestylejadi begitumenyenangkan di Jakarta.Jakarta sudah punya semua elemen yangdibutuhkan untuk menjadi pusat belanja kelas dunia.Kita punya banyak shopping mallgigantis yang tidakkalah dengan yang dimiliki negara-negara tetangga.

Walau kita belum memiliki MRT, kita punya armadataksi dan limusin yang lebih dari cukup, lebih murah,dan lebih nyaman. Kita juga punya ratusan hotel darikelas melati sampai bintang lima yang bisa dipastikantarifnya jauh lebih murah daripada negara tetanggayang sering jadi tempat “pindah tidur” kaum the havediIndonesia. Penerbangan lokal dan internasional danpelayanan kargo dari dan ke Jakarta sudah terbilanglengkap. Jadi, tidak ada alasan tidak berkunjung danberbelanja di Jakarta.Orang Malaysia, Singapura, dan Brunei adalahpencinta belanja di Jakarta.

Tanpa banyak cerita, justrumereka yang rajin menghabiskan pekan. Mendarat pagihari di Jakarta, langsung shoppinggila-gilaan,menikmati wisata kuliner, serunya kehidupan malam diJakarta sampai pagi menjelang. Setelah itu langsungkembali ke negaranya pakai pesawat paling pagi. Benarkan Jakarta, the city never sleeps.Sejumlah label dan department storekelas dunia jugasudah bisa dibilang lengkap dan tidak kalah dengan yangditawarkan para tetangga kita.

Bahkan, di Jakarta,mereka bisa punya outletyang biasanya jauh lebih besardan lebih mewah daripada yang ada di negara asalnya.Sudah bukan rahasia lagi, beberapa label internasionalyang masuk ke Indonesia, langsung naik kelas. Di negaraasalnya, mereka label kelas “sejuta umat”, sampai diIndonesia mereka jadi label mewah dan mahal. Jadi,rasanya tidak perlu lagi terbang ke tetangga jika hanyauntuk membeli sepasang sepatu bermerek kesayangan.

Menjadikan Jakarta sebagai destinasi wisata belanjakelas dunia tidak bisa menjadi beban Dinas PariwisataPemprov DKI semata. Perlu visi dan kerja keras bersamaseluruh pihak terkait, pemerintah pusat, Imigrasi, BeaCukai, BUMN terkait seperti Garuda Indonesia,Angkasa Pura, Asosiasi Pengusaha Pusat Perbelanjaan,Asosiasi Pengusaha Ritel, dan berbagai pihak swastaterkait.

Tak ketinggalan The Jakartans, orang Jakarta sendiri.Kekurangan program ini tidak terlepas dari danayang terbatas sehingga tidak memungkinkan berpromosi secara maksimal di dalam dan luar negeri.Namun, saya percaya sekali, sinergi yang baik antarasemua pihak terkait jauh lebih berharga dari apa pundan mampu meminimalkan kekurangan program yangsatu ini. Mestinya Angkasa Pura memberikan spaceuntuk mempromosikan Jakarta Great Saledi sudut-sudut bandara yang paling strategis untuk dilihat pengunjung.

Begitu juga dengan Garuda Indonesia.Mestinya dari atas pesawat atau bahkan dari saatpenjualan tiket, memberikan spacepromosi JakartaGreat Sale.Saya pernah ke Korea saat mereka mau great salepada awal tahun. Di atas pesawat KAL,penumpangnya sudah mendapatkan semacam toolkityang berisi beragam voucheryang bisa digunakanuntuk shoppingselama program great saleberlangsung.

Di Singapura, saat Singapore Great Sale,kita bisa mengambil bookletberisi voucherbelanja,makan, lifestyle, dan sebagainya di sejumlah counter tertentu di bandara. Tidak ada salahnya kan, belajar darinegara tetangga yang sudah lebih dulu seriusmengembangkan kotanya sebagai destinasi wisatabelanja kelas dunia.

Mungkin yang sering tidak dianggap adalah potensiThe Jakartansberpromosi kota mereka sendiri. Sayasering bilang kalau Jakarta bisa diibaratkan sepertigadis cantik yang tidak sadar kalau dia itu cantik sekali.The Jakartanssering tidak “ngeh” dan tidak bangga,sebenarnya kota mereka itu fantastis.

Beda bangetdengan Tokyoiteatau Seouliteyang selalumembanggakan kotanya dan jika tahu kita mauberkunjung ke kotanya, dengan bangga mereka selalubilang, harus ke sini... harus ke sana… harus lihat ini danitu.Sudah saatnya The Jakartansbangga sama kotamereka, bumi yang mereka pijak.

Tempat merekabekerja mencari uang, sekaligus menghabiskannya.Jika 8 juta The Jakartansbangga dengan kotanya dansemua dengan bangga giat mempromosikan Jakarta dimedia sosial, rasanya kita sudah membantu pemerintahmenjadikan Jakarta sebagai destinasi wisata belanjakelas dunia.

EnjoyJakarta,
Miss Jinjing
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4896 seconds (0.1#10.140)