Cukupi Kalsium, Hindari Osteoporosis
A
A
A
Kalsium adalah nutrisi penting dalam pembentukan otak. Konsumsi kalsium yang kurang bisa menyebabkan terjadinya osteoporosis. Untuk itu, cukupi kebutuhan kalsium sejak dini. Kalsium menjadi salah nutrisi penting dalam pembentukan tulang.
Sekitar 99% kalsium berada pada jaringan tulang dan gigi, sisanya berada di darah dan sel-sel tubuh. Kalsium tetap dibutuhkan tubuh hingga usia berapa pun, meskipun sudah tidak dalam masa pertumbuhan. Namun, hal yang patut diingat, pada usia tertentu, kalsium dalam tulang akan berkurang secara signifikan yang menyebabkannya keropos atau osteoporosis. Pada dasarnya, tulang manusia harus melewati tiga fase.
Pada ketiga fase tersebut, tulang masih membutuhkan asupan kalsium yang berbeda-beda agar tetap prima. Pada fase pertama, kira-kira berusia 0–18 tahun, tulang akan mengalami fase pemanjangan, anak akan terus bertambah tinggi pada fase ini atau kerap dikenal dengan masa pertumbuhan.
Untuk itu, anak-anak sangat membutuhkan asupan kalsium yang cukup agar proses pemanjangan tulang tidak terhambat. Kebutuhan kalsium pada anak yang berusia 1 sampai 3 tahun sebanyak 700 miligram (mg) per hari, sedangkan anak yang berusia 4 sampai 8 tahun kebutuhan kalsiumnya bertambah, yakni 1.000 mg per hari.
Pada fase selanjutnya, saat berusia sekitar 20–35 tahun, tulang akan mengalami fase pemadatan. Pada fase ini penting untuk menjaga level tersebut sampai dengan mendapatkan kalsium dan vitamin D yang cukup dengan diimbangi olahraga. Puncak massa tulang menentukan kekuatan tulang di kemudian hari. Orang dewasa normal, kebutuhan kalsium harian mereka adalah sekitar 1.000 mg/hari.
“Sebetulnya, sumber kalsium bisa diperoleh dari mana saja, tapi di Indonesia kebutuhan konsumsi sebagian besar diperoleh dari susu,” papar dr Muliaman Mansyur, selaku Head of Medical Sales PT Fonterra Brands di sela kunjungannya di Gedung Sindo beberapa waktu lalu. Saat beranjak tua, tulang-tulang menipis karena setelah usia 30 tahun tingkat pembuatan sel tulang baru lebih rendah dari tingkat kehilangan atau kerusakan sel tulang.
Bila hal itu terjadi, tulang akan kehilangan mineral, massa, dan struktur sehingga membuatnya lemah dan mudah patah. “Pada tahap usia ini, tulangtulang akan mengalami pelepasan kalsium,” tambah dr Muliaman Mansyur. Kekurangan asupan kalsium akan menimbulkan dampak yang buruk bagi tulang, seperti pengeroposan pada tulang atau yang sering dikenal dengan osteoporosis.
Penyakit ini sering tanpa keluhan, di mana densitas tulang berkurang secara progresif dengan kerusakan mikroarsitektur tulang sehingga tulang menjadi rapuh, mudah patah, dan tidak terdeteksi sampai terjadi patah tulang. Pengeroposan tulang merupakan suatu hal yang pasti terjadi seiring proses penuaan dalam tubuh. Namun jika konsumsi kalsium tercukupi, pengeroposan tulang ini bisa ditunda selama mungkin.
“Sayangnya, konsumsi kalsium di Indonesia kurang, hanya sekitar 250 mg per hari. Angka penderita osteoporosis cukup tinggi dibanding negara lain karena kebutuhan kalsium di Indonesia hanya berasal dari susu, sedangkan di negara lain dapat diperoleh dari butter, yoghurt, dan lainnya,” kata Afifudin, selaku Director of Scientic and Regulation Affairs PT Fonterra Brands yang salah satu produk andalannya adalah susu kaya kalsium Anlene.
Wanita lebih berisiko mengalami osteoporosis dibanding laki-laki. Perbandingannya, setiap satu dari lima orang laki-laki berisiko osteoporosis, sedangkan untuk wanita, tiga berbanding lima. Banyak waktu yang menyebabkan wanita lebih berisiko, di antaranya kehamilan, menyusui, dan menopause. “Saat hamil, janin dalam perut membutuhkan kalsium untuk pembentukan tulang yang diambil dari nutrisi dari ibunya,” kata Muliaman.
“Oleh sebab itu, kebutuhan kalsium bagi ibu hamil harus ditingkatkan,” imbuhnya. Selain itu, pada proses menyusui, anak akan terus mengambil nutrisi dari sang ibu, salah satunya kalsium. Tercukupi atau tidaknya kebutuhan kalsium untuk bayi, bergantung bagaimana si ibu memenuhinya.
Meskipun begitu, kecukupan kalsium bagi sang ibu juga tidak boleh disepelekan karena selama proses menyusui, secara langsung anak juga mengambil kalsium yang ada pada ibu. “Oleh karena itu, untuk ibu hamil dan lansia membutuhkan melebihi dari orang dewasa biasanya, setidaknya mengonsumsi kalsium 1.000–1.200 mg/hari,” ujar Muliaman.
Larissa huda
Sekitar 99% kalsium berada pada jaringan tulang dan gigi, sisanya berada di darah dan sel-sel tubuh. Kalsium tetap dibutuhkan tubuh hingga usia berapa pun, meskipun sudah tidak dalam masa pertumbuhan. Namun, hal yang patut diingat, pada usia tertentu, kalsium dalam tulang akan berkurang secara signifikan yang menyebabkannya keropos atau osteoporosis. Pada dasarnya, tulang manusia harus melewati tiga fase.
Pada ketiga fase tersebut, tulang masih membutuhkan asupan kalsium yang berbeda-beda agar tetap prima. Pada fase pertama, kira-kira berusia 0–18 tahun, tulang akan mengalami fase pemanjangan, anak akan terus bertambah tinggi pada fase ini atau kerap dikenal dengan masa pertumbuhan.
Untuk itu, anak-anak sangat membutuhkan asupan kalsium yang cukup agar proses pemanjangan tulang tidak terhambat. Kebutuhan kalsium pada anak yang berusia 1 sampai 3 tahun sebanyak 700 miligram (mg) per hari, sedangkan anak yang berusia 4 sampai 8 tahun kebutuhan kalsiumnya bertambah, yakni 1.000 mg per hari.
Pada fase selanjutnya, saat berusia sekitar 20–35 tahun, tulang akan mengalami fase pemadatan. Pada fase ini penting untuk menjaga level tersebut sampai dengan mendapatkan kalsium dan vitamin D yang cukup dengan diimbangi olahraga. Puncak massa tulang menentukan kekuatan tulang di kemudian hari. Orang dewasa normal, kebutuhan kalsium harian mereka adalah sekitar 1.000 mg/hari.
“Sebetulnya, sumber kalsium bisa diperoleh dari mana saja, tapi di Indonesia kebutuhan konsumsi sebagian besar diperoleh dari susu,” papar dr Muliaman Mansyur, selaku Head of Medical Sales PT Fonterra Brands di sela kunjungannya di Gedung Sindo beberapa waktu lalu. Saat beranjak tua, tulang-tulang menipis karena setelah usia 30 tahun tingkat pembuatan sel tulang baru lebih rendah dari tingkat kehilangan atau kerusakan sel tulang.
Bila hal itu terjadi, tulang akan kehilangan mineral, massa, dan struktur sehingga membuatnya lemah dan mudah patah. “Pada tahap usia ini, tulangtulang akan mengalami pelepasan kalsium,” tambah dr Muliaman Mansyur. Kekurangan asupan kalsium akan menimbulkan dampak yang buruk bagi tulang, seperti pengeroposan pada tulang atau yang sering dikenal dengan osteoporosis.
Penyakit ini sering tanpa keluhan, di mana densitas tulang berkurang secara progresif dengan kerusakan mikroarsitektur tulang sehingga tulang menjadi rapuh, mudah patah, dan tidak terdeteksi sampai terjadi patah tulang. Pengeroposan tulang merupakan suatu hal yang pasti terjadi seiring proses penuaan dalam tubuh. Namun jika konsumsi kalsium tercukupi, pengeroposan tulang ini bisa ditunda selama mungkin.
“Sayangnya, konsumsi kalsium di Indonesia kurang, hanya sekitar 250 mg per hari. Angka penderita osteoporosis cukup tinggi dibanding negara lain karena kebutuhan kalsium di Indonesia hanya berasal dari susu, sedangkan di negara lain dapat diperoleh dari butter, yoghurt, dan lainnya,” kata Afifudin, selaku Director of Scientic and Regulation Affairs PT Fonterra Brands yang salah satu produk andalannya adalah susu kaya kalsium Anlene.
Wanita lebih berisiko mengalami osteoporosis dibanding laki-laki. Perbandingannya, setiap satu dari lima orang laki-laki berisiko osteoporosis, sedangkan untuk wanita, tiga berbanding lima. Banyak waktu yang menyebabkan wanita lebih berisiko, di antaranya kehamilan, menyusui, dan menopause. “Saat hamil, janin dalam perut membutuhkan kalsium untuk pembentukan tulang yang diambil dari nutrisi dari ibunya,” kata Muliaman.
“Oleh sebab itu, kebutuhan kalsium bagi ibu hamil harus ditingkatkan,” imbuhnya. Selain itu, pada proses menyusui, anak akan terus mengambil nutrisi dari sang ibu, salah satunya kalsium. Tercukupi atau tidaknya kebutuhan kalsium untuk bayi, bergantung bagaimana si ibu memenuhinya.
Meskipun begitu, kecukupan kalsium bagi sang ibu juga tidak boleh disepelekan karena selama proses menyusui, secara langsung anak juga mengambil kalsium yang ada pada ibu. “Oleh karena itu, untuk ibu hamil dan lansia membutuhkan melebihi dari orang dewasa biasanya, setidaknya mengonsumsi kalsium 1.000–1.200 mg/hari,” ujar Muliaman.
Larissa huda
(bbg)