Puasa Nyaman bagi Diabetesi

Rabu, 17 Juni 2015 - 10:28 WIB
Puasa Nyaman bagi Diabetesi
Puasa Nyaman bagi Diabetesi
A A A
Diabetes bukan menjadi halangan bagi umat muslim untuk berpuasa. Dengan memperhatikan beberapa tindakan pengendalian dan pengobatan, penderita diabetes (diabetesi) tetap bisa berpuasa.

Peandang diabetes pun dapat menjalank an puasa seperti umat muslim lainnya dengan berkonsultasi dengan dokter sebagai langkah awal. Konsultasi dengan dokter akan membantu penderita diabetes untuk menentukan apakah mereka bisa menjalankan puasa atau tidak. Selain itu, dokter juga dapat membantu para penderita diabetes untuk mengatur jadwal makan, apakah diperlukan perubahan pada pola pengobatan yang dijalani, dan pola pengecekan kadar gula darah per harinya.

Guru besar ilmu penyakit dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof Dr dr Pradana Soewondo SpPD-KEMD mengatakan, selama puasa, terjadi perubahan pola makan, kondisi tersebut memiliki dampak bagi umat muslim penderita diabetes yang ingin menunaikan ibadah puasa sehingga perlu dikontrol.

Bulan Ramadan juga harus healthy diet dan balance, jumlah makanan tidak boleh lebih dari jadwal makan sebelumnya, simpel karbohidrat harus dihindari, terutama saat berbuka seperti yang manis-manis, bukannya tidak boleh. ”Misalkan kita makan kurma itu boleh dua sampai tiga biji, kemudian waktu sahur dianjurkan yang kompleks karbohidrat supaya lebih tahan lapar seperti nasi, hindari juga makanan yang berlemak.

Sayur, buah, dan minum juga penting,” katanya dalam acara temu media bertajuk Indahnya Ibadah Puasa bagi Penyandang Diabetes di Hotel Double Tree, Jakarta, beberapa waktu lalu. Menurut Pradana, selama puasa berolahraga juga sebaiknya tetap dilakukan. Hanya, waktunya sebaiknya dilakukan jangan setelah subuh. Lakukan olahraga menjelang buka sehingga jika sudah merasakan haus lapar bisa langsung berbuka.

”Bagi penderita diabetes kalau gula darah kita di bawah 60/70 itu harus berbuka, yang tinggi juga harus berbuka,” katanya. Memang ada beberapa kendala yang memaksa penderita diabetes untuk berbuka puasa sebelum waktunya jika mereka mengalami hipoglikemia, hiperglikemia, lelah, pusing, dan dehidrasi.

Terlebih lagi apabila kendala-kendala tersebut tidak dikelola dengan baik sepanjang waktu dapat mengakibatkan komplikasi yang serius seperti kebutaan, gagal ginjal, dan bahkan amputasi. Hal lain yang harus diperhatikan, yaitu pemeriksaan gula darah harus dilakukan secara berkala, frekuensi pemeriksaan gula darah per harinya sangat bervariasi sesuai kondisi masing-masing pasien diabetes dan sesuai anjuran dokter.

Semua pasien diabetes yang akan menjalankan puasa seharusnya mempersiapkan diri untuk pemeriksaan medis, yaitu menilai status kesehatannya dan mendapat pendidikan khusus agar puasa yang dilaksanakan berlangsung dengan aman. Pemeriksaan medis ditujukan untuk kenyamanan penderita secara umum, mempertahankan kendali glikemi, tekanan darah, serta lemak darah. Penderita harus diberi informasi tentang potensi terjadinya risiko yang mungkin dihadapi terkait puasa.

Iman firmansyah
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7020 seconds (0.1#10.140)