Anak di Desa Banyak Mengonsumsi Serat Dibandingkan Anak di Kota
A
A
A
JAKARTA - Pembentukan pola makan sehat sejak dini akan membangun pola makan yang sehat di masa datang. Anak yang sudah terbiasa mengkonsumsi Makanan Pendamping ASI (MPASI) berupa sayur dan buah sejak usia 6 bulan berpengaruh pada perilaku konsumsi sayur dan buah hingga usia dewasa.
Berdasarkan keterangan resmi dari Sari Husada yang diterima Sindonews, dalam Jurnal Gizi dan Pangan Maret 2014, terungkap bahwa anak Indonesia hanya mengkonsumsi setengah dari porsi serat yang dianjurkan dan konsumsi serat anak di kota lebih rendah ketimbang di pedesaan.
Hal ini sesuai dengan catatan World Health Organization (WHO) yang memperlihatkan bahwa orang Indonesia mengonsumsi buah dan sayur hanya sebanyak 2,5 porsi per hari atau 34,55kg per tahun, jauh di bawah anjuran Food Agriculture Organization (FAO) untuk konsumsi buah per kapita per tahun sebanyak 73kg.
Sementara itu, Riskesdas 2013 menunjukkan proporsi rata-rata nasional konsumsi kurang sayur dan buah pada penduduk di atas usia 10 tahun mencapai 93,5%, yang tidak menunjukkan perubahan jauh dari data sebelumnya Riskesdas 2007 sebesar 93,6%.
Fakta kurangnya konsumsi yang merata pada anak-anak maupun orang dewasa di Indonesia, menunjuk kepada kebiasaan kurang konsumsi yang dimulai sejak usia dini.
Oleh karenanya, pemberian paparan rasa dari makanan bergizi tinggi seperti sayur-sayuran dan buah-buahan pada anak pada saat dimulainya pemberian MPASI akan mendukung penerimaan rasa sayur-sayuran dan buah-buahan sehingga dapat mendukung konsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran di masa yang akan datang.
Selain itu, asupan sayur dan buah sejak dini juga memberikan manfaat kesehatan pencernaan yang memadai untuk anak demi meningkatkan daya serap terhadap nutrisi dan fungsi kekebalan tubuh terhadap berbagai penyakit di masa yang akan datang.
Berdasarkan keterangan resmi dari Sari Husada yang diterima Sindonews, dalam Jurnal Gizi dan Pangan Maret 2014, terungkap bahwa anak Indonesia hanya mengkonsumsi setengah dari porsi serat yang dianjurkan dan konsumsi serat anak di kota lebih rendah ketimbang di pedesaan.
Hal ini sesuai dengan catatan World Health Organization (WHO) yang memperlihatkan bahwa orang Indonesia mengonsumsi buah dan sayur hanya sebanyak 2,5 porsi per hari atau 34,55kg per tahun, jauh di bawah anjuran Food Agriculture Organization (FAO) untuk konsumsi buah per kapita per tahun sebanyak 73kg.
Sementara itu, Riskesdas 2013 menunjukkan proporsi rata-rata nasional konsumsi kurang sayur dan buah pada penduduk di atas usia 10 tahun mencapai 93,5%, yang tidak menunjukkan perubahan jauh dari data sebelumnya Riskesdas 2007 sebesar 93,6%.
Fakta kurangnya konsumsi yang merata pada anak-anak maupun orang dewasa di Indonesia, menunjuk kepada kebiasaan kurang konsumsi yang dimulai sejak usia dini.
Oleh karenanya, pemberian paparan rasa dari makanan bergizi tinggi seperti sayur-sayuran dan buah-buahan pada anak pada saat dimulainya pemberian MPASI akan mendukung penerimaan rasa sayur-sayuran dan buah-buahan sehingga dapat mendukung konsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran di masa yang akan datang.
Selain itu, asupan sayur dan buah sejak dini juga memberikan manfaat kesehatan pencernaan yang memadai untuk anak demi meningkatkan daya serap terhadap nutrisi dan fungsi kekebalan tubuh terhadap berbagai penyakit di masa yang akan datang.
(nfl)