Bumil Boleh Berpuasa Asal...

Senin, 22 Juni 2015 - 10:33 WIB
Bumil Boleh Berpuasa...
Bumil Boleh Berpuasa Asal...
A A A
IBU hamil (bumil) dan ibu menyusui (busui) boleh berpuasa, tapi ada sederet persyaratan yang harus dipenuhi. Mulai dari soal kecukupan gizi hingga kondisi fisik dan kesehatannya.

Kecukupan nutrisi membuat para bumil dan busui sering bimbang apakah harus berpuasa atau tidak. Seorang spesialis gizi klinik, Dr dr Fiastuti Witjaksono MS SpGK mengatakan, tidak ada masalah bagi bumil atau busui untuk berpuasa. Namun, ada sederet persyaratan yang harus dipenuhi agar tetap bisa berpuasa seperti biasanya. Perbedaan antara berpuasa dan tidak hanya terletak pada waktu dan frekuensinya.

Tubuh yang biasa menerima asupan selama 2-3 sekali, pada saat berpuasa mereka harus menahannya selama 14 jam. “Berpuasa bukanlah menghilangkan waktu makan, hanya menggesernya pada saat sahur dan berbuka. Jadi, tidak ada masalah bagi bumil dan busui untuk berpuasa, hanya banyak persyaratan yang mesti dipenuhi,” papar dr Fiastuti Witjaksono.

Syarat yang terpenting adalah para ibu tersebut harus dalam keadaan benar-benar sehat dan sanggup untuk tidak makan serta minum selama kurang lebih 14 jam. Asupan kalori yang dibutuhkan tubuh harus dipastikan dapat dipenuhi sama seperti saat tidak berpuasa, tidak ada pengurangan.

Bahkan dalam keadaan hamil, jumlah asupan kalori harus ditambahkan sebanyak 300 kalori bagi ibu hamil dan 500 kalori bagi ibu menyusui yang masih harus memberikan air susu ibu (ASI) eksklusif (6 bulan). “Maka saat berpuasa pun tambahan kalori tersebut juga wajib terpenuhi sama seperti saat tidak berpuasa,” kata Fiastuti.

Ketika lambung dirasa aman, tidak mudah lapar, dan tidak sensitif saat tidak makan dalam jangka waktu panjang, bumil dan busui boleh berpuasa. “Pastikan saat sahur dan berbuka, kalori, protein, dan zat gizi lainnya cukup. Karena akan memengaruhi janin dan bayi mereka,” ungkap dokter kelahiran Yogyakarta ini. “Usahakan waktu sahur sedekat mungkin dengan waktu imsak,” tambahnya.

Pada saat berpuasa, tubuh akan mengalami kekurangan energi. Jika dipaksakan kondisi yang memburuk seperti itu selama 30 hari ke depan, akan berpengaruh pada janin dan bayi mereka. Pertumbuhan janin akan terhambat. Pada saat kelahiran ukuran bayi akan cenderung lebih kecil dari bayi normal lainnya. “Sayangnya, banyak orang tua yang beranggapan bahwa jika janin mereka kekurangan gizi akan dapat dikejar saat lahir nanti. Itu anggapan yang salah sama sekali. Bagaimanapun, nutrisi janin sangat dipengaruhi oleh nutrisi dari si ibu,” kata Fiastuti.

Pada usia kehamilan berapa pun ibu boleh berpuasa bergantung kondisi fisik mereka. Ada yang pada trimester pertama tidak mengalami penurunan kondisi buruk apa pun, seperti tidak mual dan tidak lemas. Dalam kondisi tersebut, berpuasa diperbolehkan. Namun jika kondisi yang dibarengi dengan mual, pusing, berat badan hanya naik sedikit atau tidak naik sama sekali, dan nafsu makan hilang, hindari untuk ikut berpuasa karena akan membahayakan janin.

Oleh karena itu, penting untuk memonitor kondisi tubuh mereka sendiri. Bagi bumil maupun busui dianjurkan tetap menjaga gizi tambahan dari orang normal, misalnya menambah protein sekitar 15-20 gram/hari selama kehamilan. Dengan demikian, dalam satu hari asupan protein dapat mencapai 75-100 g (sekitar 12% dari jumlah total kalori).

Untuk kalori sekitar 300 kalori tambahan untuk ibu hamil, sedangkan 500 kalori untuk ibu menyusui. Kebutuhan asam folat pada ibu hamil dan usia subur sebanyak 400 mikrogram per hari atau setara dengan 2 gelas susu. Folat didapatkan dari sayuran berwarna hijau (seperti bayam, asparagus), jeruk, buncis, kacang-kacangan dan roti gandum.

Selain itu, folat juga dapat didapatkan dari suplementasi asam folat. Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah sekitar 1000 mg per hari. Sumber kalsium dari makanan di antaranya produk susu, seperti susu dan yoghurt.

Larissa huda
(ftr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5954 seconds (0.1#10.140)