Sensasi Futuristis vultus
A
A
A
PT Astra Honda Motor (AHM) membawa 6 motor gede ke pasar Indonesia. Salah satunya adalah motor berdesain futuristis Honda NM4 Vultus yang diimpor utuh dari Jepang. Apakah mengendarai motor ini sama uniknya dengan tampang yang dimiliki?
Saat melihat motor gede ini kesan yang paling pertama kali muncul adalah extraordinary.Ya, motor ini memang sangat tidak biasa untuk sebuah motor gede. Desainnya terlalu futuristis. Semakin mendekat, motor gede ini tampil memesona. Tampilan mewah dan futuristis didapatkan dari visor depan dan spion yang terintegrasi dengan bodi depan.
Aplikasi LED disematkan di lampu depan dan belakang, lampu sein dan lampu plat nomor maupun di panel meter. Panel motor ini bahkan terbilang keren. Panel meter tampak sangat bergaya futuristis yang didesain layaknya kokpit pilot dengan setang datar yang memudahkan pengendara dalam bermanuver dan membaca indikator.
Desain panel meter bergaya kokpit pesawat itu dilengkapi odometer, jam digital, posisi gigi, indikator bahan bakar, brake lock, temperatur udara, HISS, ABS. Bagian ini juga menunjukkan kecepatan, lampu hazard, menurunkan gigi, menaikkan gigi, mode kendali, dan mematikan mesin.
Pengendara juga dapat dapat mengubah warna panel meter sesuai keinginan dengan beragam setelan warna otomatis saat mode netral dengan 25 pilihan warna yang merupakan pertama kali diaplikasikan di sepeda motor Honda. Kursi pengendara diciptakan untuk memberikan kenyamanan ekstra melalui pengaturan sudut kemiringan yang bisa diatur hingga tiga tahap.
Model ini juga memiliki ketinggian jok terendah di kelas moge, yakni 650 mm. Pijakan kaki pengendara di desain datar dan luas sehingga nyaman untuk posisi kaki saat berkendara jarak jauh. Saat mesin dinyalakan, motor gede ini mengeluarkan suara yang garang. Bisa jadi ini karena posisi crankshaft 270 derajat. Jika diganti muffler yang freeflow,bisa jadi suaranya “sebelas dua belas” dengan suara Harley- Davidson.
Ada satu hal yang unik dari pengoperasian motor ini, yakni adanya tombol manual. Ya, motor dengan mesin SOHC 750 cc parallel-twinsilinder ini memang memiliki sistem Dual Clutch Transmission(DCT). DCTmerupakan transimisi yang memadukan perpindahan gigi otomatis dengan dua mode, yakni mode D (Drive) dan mode S (Sport) maupun manual dengan enam percepatan.
Untuk tenaga dan torsi, dibuat optimal pada putaran bawah hingga menengah dengan tenaga maksimum 40,3 kW/6.250 rpm dan torsi 68 Nm/4.750 rpm. Karakter ini membuat pengendara dapat merasakan tenaga mesin, bahkan saat motor baru dinyalakan. Tenaga itu semakin terasa saat tuas gas mulai ditarik. DCT yang disematkan Honda membuat pengalaman menunggangi NM4 Vultus layaknya mengendarai mobil premium.
Untuk dapat menggunakan transmisi manual, pengendara tinggal menekankan telunjuk tangan kanan pada tombol yang juga ada di dekat tuas gas. Begitu tombol ditekan, transmisi langsung berubah menjadi manual. NM4 Vultus mampu menjelajah hingga 28,4 km untuk 1 liter bahan bakar (metode WMTC, moda D) dan memiliki kecepatan maksimum hingga 168 kpj dengan akselerasi 6,5 detik saat melaju 0-100 km.
Namun, klaim tersebut tidak bisa dicoba langsung karena memang terbentur masalah nyali dan terlalu terbius dengan kenyamanan yang diberikan motor ini.
Wahyu sibarani
Saat melihat motor gede ini kesan yang paling pertama kali muncul adalah extraordinary.Ya, motor ini memang sangat tidak biasa untuk sebuah motor gede. Desainnya terlalu futuristis. Semakin mendekat, motor gede ini tampil memesona. Tampilan mewah dan futuristis didapatkan dari visor depan dan spion yang terintegrasi dengan bodi depan.
Aplikasi LED disematkan di lampu depan dan belakang, lampu sein dan lampu plat nomor maupun di panel meter. Panel motor ini bahkan terbilang keren. Panel meter tampak sangat bergaya futuristis yang didesain layaknya kokpit pilot dengan setang datar yang memudahkan pengendara dalam bermanuver dan membaca indikator.
Desain panel meter bergaya kokpit pesawat itu dilengkapi odometer, jam digital, posisi gigi, indikator bahan bakar, brake lock, temperatur udara, HISS, ABS. Bagian ini juga menunjukkan kecepatan, lampu hazard, menurunkan gigi, menaikkan gigi, mode kendali, dan mematikan mesin.
Pengendara juga dapat dapat mengubah warna panel meter sesuai keinginan dengan beragam setelan warna otomatis saat mode netral dengan 25 pilihan warna yang merupakan pertama kali diaplikasikan di sepeda motor Honda. Kursi pengendara diciptakan untuk memberikan kenyamanan ekstra melalui pengaturan sudut kemiringan yang bisa diatur hingga tiga tahap.
Model ini juga memiliki ketinggian jok terendah di kelas moge, yakni 650 mm. Pijakan kaki pengendara di desain datar dan luas sehingga nyaman untuk posisi kaki saat berkendara jarak jauh. Saat mesin dinyalakan, motor gede ini mengeluarkan suara yang garang. Bisa jadi ini karena posisi crankshaft 270 derajat. Jika diganti muffler yang freeflow,bisa jadi suaranya “sebelas dua belas” dengan suara Harley- Davidson.
Ada satu hal yang unik dari pengoperasian motor ini, yakni adanya tombol manual. Ya, motor dengan mesin SOHC 750 cc parallel-twinsilinder ini memang memiliki sistem Dual Clutch Transmission(DCT). DCTmerupakan transimisi yang memadukan perpindahan gigi otomatis dengan dua mode, yakni mode D (Drive) dan mode S (Sport) maupun manual dengan enam percepatan.
Untuk tenaga dan torsi, dibuat optimal pada putaran bawah hingga menengah dengan tenaga maksimum 40,3 kW/6.250 rpm dan torsi 68 Nm/4.750 rpm. Karakter ini membuat pengendara dapat merasakan tenaga mesin, bahkan saat motor baru dinyalakan. Tenaga itu semakin terasa saat tuas gas mulai ditarik. DCT yang disematkan Honda membuat pengalaman menunggangi NM4 Vultus layaknya mengendarai mobil premium.
Untuk dapat menggunakan transmisi manual, pengendara tinggal menekankan telunjuk tangan kanan pada tombol yang juga ada di dekat tuas gas. Begitu tombol ditekan, transmisi langsung berubah menjadi manual. NM4 Vultus mampu menjelajah hingga 28,4 km untuk 1 liter bahan bakar (metode WMTC, moda D) dan memiliki kecepatan maksimum hingga 168 kpj dengan akselerasi 6,5 detik saat melaju 0-100 km.
Namun, klaim tersebut tidak bisa dicoba langsung karena memang terbentur masalah nyali dan terlalu terbius dengan kenyamanan yang diberikan motor ini.
Wahyu sibarani
(ftr)