Sukses Berbisnis Sepatu Boots
A
A
A
Musik dan fashion merupakan dua hal yang tak bisa dipisahkan dari kehidupan penyanyi Vicky Shu. Tak heran, dara bernama asli Veranita Yudhasoka ini tidak pernah mau melepaskan kedua hal tersebut dalam penampilannya di panggung.
Bekerja di dunia hiburan sebagai penyanyi, tentu tidak bisa dipisahkan dari hal berbau fashion yang dapat menunjang penampilan. Dalam hal ini, pemilihan sepatu yang tepat juga akan menambah rasa percaya diri,” ujar Vicky, yang ditemui di Studio RCTI, Kebon Jeruk, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Vicky tanpa ragu menyebut sepatu boots sebagai produk fashion utama dan menjadi barang wajib yang selalu ada dalam tiap penampilannya. Bukan hanya menjadi barang yang melekat dalam setiap penampilannya, sepatu bagi penyanyi kelahiran Cilacap, 8 Juli 1987 ini juga merupakan sumber pendapatan. Kita tahu, selama beberapa tahun terakhir, dia memang terjun menjadi seorang pebisnis, tepatnya menggeluti profesi sebagai desainer sepatu.
Bisnis tersebut Vicky pelajari sejak masih duduk di bangku kuliah. Meski berbeda dengan latar pendidikan akademisnya, Vicky mengaku menikmati profesi tersebut. “Aku sebenarnya sarjana ilmu politik, tapi orang tua mendukung aku untuk berbisnis. Karena saat kuliah aku banyak belajar dengan para perajin bagaimana menjual sepatu. Kalau soal desain kan bagaimana inspirasi yang ada di dalam pikiranku,” bebernya.
Bisnis yang dijalani Vicky secara onlineini ternyata sudah merambah ke pasar internasional. Beberapa negara pernah memesan sepatu Vicky yang kebanyakan berjenis high heels. Selebriti dalam negeri juga banyak yang sudah memakai produknya itu. “Alhamdulillah ya. Karena pakai facebook juga, ada saja barang yang dipesan dari luar seperti Belanda, Singapura, Malaysia, Italia, dan Inggris,” ujar pelantun lagu Kenangan Terindah ini penuh syukur.
Meski menjalani dua jenis profesi yang berbeda, Vicky tidak merasa terganggu. Bahkan, untuk bisnis tersebut, dia rela terjun langsung ke lapangan, khususnya untuk urusan penjualan. “Enggak tahu kenapa, aku ingin selalu terjun langsung. Jadi apa-apanya aku harus tahu semua agar lebih mendalami dan menjiwai,” sebut Vikcy, seraya menolak anggapan bahwa kesibukan berbisnis membuatnya semakin jarang tampil di depan layar kaca.
Selain sepatu, penyanyi berdarah Sunda ini juga sempat keranjingan membeli barangbarang bekas impor saat dirinya masih kuliah dan belum menjadi artis terkenal. “Iya, dulu aku suka beli pakaian bekas impor. Soalnya unikunik, ada yang model Jepang dan Korea,” kenang Vicky.
Hanya, saat ini Vicky sudah jarang membeli pakaian bekas di tempat langganannya dulu. Sudah lebih dari tujuh tahun dia tak lagi membeli jenis pakaian tersebut. “Sekarang aku jadi parnoan kalau beli pakaian bekas. Takut begini, takut begitu, takut virusnya juga. Karenanya, sekarang sudah tidak sama sekali membeli,” katanya.
Menurut Vicky, saat dulu masih rutin membeli pakaian impor bekas, ada “ritual” yang harus dilakukannya. Sesampainya di rumah, pakaian tersebut mesti langsung dicuci menggunakan antiseptik. Pasalnya, kata Vicky, pemilik baju tersebut sebelumnya tidak diketahui, apakah mengidap penyakit tertentu atau tidak.
“Aku kan enggak tahu siapa pemakai sebelumnya. Makanya, sehabis beli dan sampai di rumah, baju harus benarbenar steril sebelum dipakai. Kalau aku, dicuci dulu sendiri, terus dicuci lagi di laundry,” tuturnya.
Thomasmanggalla
Bekerja di dunia hiburan sebagai penyanyi, tentu tidak bisa dipisahkan dari hal berbau fashion yang dapat menunjang penampilan. Dalam hal ini, pemilihan sepatu yang tepat juga akan menambah rasa percaya diri,” ujar Vicky, yang ditemui di Studio RCTI, Kebon Jeruk, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Vicky tanpa ragu menyebut sepatu boots sebagai produk fashion utama dan menjadi barang wajib yang selalu ada dalam tiap penampilannya. Bukan hanya menjadi barang yang melekat dalam setiap penampilannya, sepatu bagi penyanyi kelahiran Cilacap, 8 Juli 1987 ini juga merupakan sumber pendapatan. Kita tahu, selama beberapa tahun terakhir, dia memang terjun menjadi seorang pebisnis, tepatnya menggeluti profesi sebagai desainer sepatu.
Bisnis tersebut Vicky pelajari sejak masih duduk di bangku kuliah. Meski berbeda dengan latar pendidikan akademisnya, Vicky mengaku menikmati profesi tersebut. “Aku sebenarnya sarjana ilmu politik, tapi orang tua mendukung aku untuk berbisnis. Karena saat kuliah aku banyak belajar dengan para perajin bagaimana menjual sepatu. Kalau soal desain kan bagaimana inspirasi yang ada di dalam pikiranku,” bebernya.
Bisnis yang dijalani Vicky secara onlineini ternyata sudah merambah ke pasar internasional. Beberapa negara pernah memesan sepatu Vicky yang kebanyakan berjenis high heels. Selebriti dalam negeri juga banyak yang sudah memakai produknya itu. “Alhamdulillah ya. Karena pakai facebook juga, ada saja barang yang dipesan dari luar seperti Belanda, Singapura, Malaysia, Italia, dan Inggris,” ujar pelantun lagu Kenangan Terindah ini penuh syukur.
Meski menjalani dua jenis profesi yang berbeda, Vicky tidak merasa terganggu. Bahkan, untuk bisnis tersebut, dia rela terjun langsung ke lapangan, khususnya untuk urusan penjualan. “Enggak tahu kenapa, aku ingin selalu terjun langsung. Jadi apa-apanya aku harus tahu semua agar lebih mendalami dan menjiwai,” sebut Vikcy, seraya menolak anggapan bahwa kesibukan berbisnis membuatnya semakin jarang tampil di depan layar kaca.
Selain sepatu, penyanyi berdarah Sunda ini juga sempat keranjingan membeli barangbarang bekas impor saat dirinya masih kuliah dan belum menjadi artis terkenal. “Iya, dulu aku suka beli pakaian bekas impor. Soalnya unikunik, ada yang model Jepang dan Korea,” kenang Vicky.
Hanya, saat ini Vicky sudah jarang membeli pakaian bekas di tempat langganannya dulu. Sudah lebih dari tujuh tahun dia tak lagi membeli jenis pakaian tersebut. “Sekarang aku jadi parnoan kalau beli pakaian bekas. Takut begini, takut begitu, takut virusnya juga. Karenanya, sekarang sudah tidak sama sekali membeli,” katanya.
Menurut Vicky, saat dulu masih rutin membeli pakaian impor bekas, ada “ritual” yang harus dilakukannya. Sesampainya di rumah, pakaian tersebut mesti langsung dicuci menggunakan antiseptik. Pasalnya, kata Vicky, pemilik baju tersebut sebelumnya tidak diketahui, apakah mengidap penyakit tertentu atau tidak.
“Aku kan enggak tahu siapa pemakai sebelumnya. Makanya, sehabis beli dan sampai di rumah, baju harus benarbenar steril sebelum dipakai. Kalau aku, dicuci dulu sendiri, terus dicuci lagi di laundry,” tuturnya.
Thomasmanggalla
(ftr)