Tak Terjebak Romantika
A
A
A
DUO legendaris asal Swedia, Roxette, telah memulai langkah mereka lagi untuk terus eksis di dunia musik. Seperti dulu, mereka memang sudah terlahir berdandan untuk sukses.
Marie Fredriksson, vokalis Roxette, tidak pernah lupa dengan tanggal 11 September 2002. Ketika itu dia terjatuh dari kamar mandi. Kepalanya waktu itu terantuk keras dan dokter memvonisnya mengidap tumor otak. Dia juga tidak pernah lupa dengan sakit yang dia alami setelah itu. Bayangkan saja, rasa sakit yang terus-menerus menusuk saraf di kepala Marie Fredriksson. Inilah yang membuat hati rekannya di Roxette, Per Gessle, merasa iba.
Tanpa sepengetahuan Marie Fredrikson, Per Gessle mengumumkan Roxette dalam keadaan hiatus. Seolah menyadari kesalahan yang dibuat oleh Per Gessle, Marie berjuang keras untuk sembuh. Dia menjalani proses medis yang tidak kalah berat dengan rasa sakit yang dia tanggung. Perjuangannya untuk sembuh bahkan membuat siapa pun tercengang. Dokter berhasil mengangkat tumor yang meneror batok kepalanya. Namun, Marie harus berkorban mata kanannya tidak bisa melihat lagi.
Butuh 8 tahun bagi Marie dan Per Gessle kembali bersama. Keduanya kembali menyanyi bersama di ajang Night of the Proms, Belgia, pada 5 Mei 2009. Dan ketika keduanya menemukan kembali chemistryyang dulu ada, mereka pun langsung tancap gas. Setelah hiatusyang cukup lama, mereka berhasil menelurkan dua album, yakni “Charm School” (2011) dan “Travelling” (2012). Kedua album tersebut memang belum sukses seperti zaman mereka dulu.
Meski demikian, semangat mereka untuk terus kreatif patut dipuji. Kegagalan tiga tahun lalu tidak membuat mereka menyerah untuk sukses. Kini mereka bersiap untuk meluncurkan album baru pada akhir tahun ini. Cara mereka mempromosikan album tersebut tergolong kreatif. Per Gessle mencoba membangkitkan romantika kejayaan Roxette pada era 1990-an dengan mendaur ulang lagu hitsmereka, The Look. Lagu itu, menurut Per Gessle, kepada majalah Billboard,akan mendapatkan sentuhan kekinian.
Uniknya, lagu yang sudah didaur ulang itu tidak dimasukkan dalam album baru mereka. Ini jadi tanda bahwa Roxette memang tidak ingin terjebak dalam romantika. Menurut pria bernama lengkap Per Hakan Gessle tersebut, lagu The Lookyang didaur ulang hanya jadi jembatan. Sebab, dia sangat mengerti bahwa dunia musik yang ada saat ini jauh berbeda dibandingkan saat Roxette berjaya.
Menurut dia, kegagalan di dua album terakhir menjadi pelajaran bahwa menjerat hati pendengar musik saat ini memang sangat kompleks. Butuh strategi, perencanaan yang matang, dan inputdari insan musik yang sukses pada era saat ini.
“Kami selalu siap untuk berubah jika alasannya benar. Dalam hal ini, darah-darah muda memang sangat dibutuhkan untuk menginjeksi kreativitas kami. Seperti dulu, kami memang ingin memproduksi album ini sendiri agar tidak kehilangan kendali, tapi kami tetap membutuhkan sebuah langkah yang segar dan sudut pandang yang berbeda,” ucap Per Gessle. Dalam proses kreatif album baru tersebut, Roxette memang mengajak produser muda asal Swedia, Addeboy vs Cliff.
Menurut Per Gessle, sentuhan Addeboy vs Cliff dengan latar belakang yang cukup kuat di skena musik saat ini membuat lagu-lagu Roxette di album baru jadi terasa berbeda. Menurutnya, Addeboy vs Cliff mengatakan Roxette membutuhkan beberapa personel baru yang memang cakap di dunia musik saat ini. “Jangan kaget kalau nanti ada vokal baru yang mendampingi kami. Saya kira album ini akan benar-benar mengejutkan,” sebutnya.
Wahyu sibarani
Marie Fredriksson, vokalis Roxette, tidak pernah lupa dengan tanggal 11 September 2002. Ketika itu dia terjatuh dari kamar mandi. Kepalanya waktu itu terantuk keras dan dokter memvonisnya mengidap tumor otak. Dia juga tidak pernah lupa dengan sakit yang dia alami setelah itu. Bayangkan saja, rasa sakit yang terus-menerus menusuk saraf di kepala Marie Fredriksson. Inilah yang membuat hati rekannya di Roxette, Per Gessle, merasa iba.
Tanpa sepengetahuan Marie Fredrikson, Per Gessle mengumumkan Roxette dalam keadaan hiatus. Seolah menyadari kesalahan yang dibuat oleh Per Gessle, Marie berjuang keras untuk sembuh. Dia menjalani proses medis yang tidak kalah berat dengan rasa sakit yang dia tanggung. Perjuangannya untuk sembuh bahkan membuat siapa pun tercengang. Dokter berhasil mengangkat tumor yang meneror batok kepalanya. Namun, Marie harus berkorban mata kanannya tidak bisa melihat lagi.
Butuh 8 tahun bagi Marie dan Per Gessle kembali bersama. Keduanya kembali menyanyi bersama di ajang Night of the Proms, Belgia, pada 5 Mei 2009. Dan ketika keduanya menemukan kembali chemistryyang dulu ada, mereka pun langsung tancap gas. Setelah hiatusyang cukup lama, mereka berhasil menelurkan dua album, yakni “Charm School” (2011) dan “Travelling” (2012). Kedua album tersebut memang belum sukses seperti zaman mereka dulu.
Meski demikian, semangat mereka untuk terus kreatif patut dipuji. Kegagalan tiga tahun lalu tidak membuat mereka menyerah untuk sukses. Kini mereka bersiap untuk meluncurkan album baru pada akhir tahun ini. Cara mereka mempromosikan album tersebut tergolong kreatif. Per Gessle mencoba membangkitkan romantika kejayaan Roxette pada era 1990-an dengan mendaur ulang lagu hitsmereka, The Look. Lagu itu, menurut Per Gessle, kepada majalah Billboard,akan mendapatkan sentuhan kekinian.
Uniknya, lagu yang sudah didaur ulang itu tidak dimasukkan dalam album baru mereka. Ini jadi tanda bahwa Roxette memang tidak ingin terjebak dalam romantika. Menurut pria bernama lengkap Per Hakan Gessle tersebut, lagu The Lookyang didaur ulang hanya jadi jembatan. Sebab, dia sangat mengerti bahwa dunia musik yang ada saat ini jauh berbeda dibandingkan saat Roxette berjaya.
Menurut dia, kegagalan di dua album terakhir menjadi pelajaran bahwa menjerat hati pendengar musik saat ini memang sangat kompleks. Butuh strategi, perencanaan yang matang, dan inputdari insan musik yang sukses pada era saat ini.
“Kami selalu siap untuk berubah jika alasannya benar. Dalam hal ini, darah-darah muda memang sangat dibutuhkan untuk menginjeksi kreativitas kami. Seperti dulu, kami memang ingin memproduksi album ini sendiri agar tidak kehilangan kendali, tapi kami tetap membutuhkan sebuah langkah yang segar dan sudut pandang yang berbeda,” ucap Per Gessle. Dalam proses kreatif album baru tersebut, Roxette memang mengajak produser muda asal Swedia, Addeboy vs Cliff.
Menurut Per Gessle, sentuhan Addeboy vs Cliff dengan latar belakang yang cukup kuat di skena musik saat ini membuat lagu-lagu Roxette di album baru jadi terasa berbeda. Menurutnya, Addeboy vs Cliff mengatakan Roxette membutuhkan beberapa personel baru yang memang cakap di dunia musik saat ini. “Jangan kaget kalau nanti ada vokal baru yang mendampingi kami. Saya kira album ini akan benar-benar mengejutkan,” sebutnya.
Wahyu sibarani
(ars)