Tumbuhkan Kreator Lokal
A
A
A
PERTAMA dihelat pada 2012, tahun ini festival industri tahunan Popular Culture Convention atau Popcon Asia kembali digelar pada 7-9 Agustus 2015 di Jakarta Convention Center (JCC).
Tema tahun ini, menurut CEO Revata dan penggagas Popcon Asia Grace Kusnasi adalah ”A Voyage to Creative Galaxy”. Ada 2.000 parade karya lokal dan hasil kekayaan intelektual (intelectual property/IP) dalam negeri seperti mainan, komik, games, dan animasi. Proyek tersebut hasil kolaborasi perusahaan yang bergerak di industri kreatif seperi Revata, Fabula, Kibar, Kreavi, Layaria, Pionicon, dan Plastic Cultur.
Program Director Popcon Asia 2015 Mayumi Haryoto mengatakan penyelenggaraan festival ini sebagai upaya melahirkan lebih banyak kreator lokal. ”Kami berinisiatif mendorong para kreator IP Indonesia bisa maju ke kancah internasional. Inilah ajang bagi stakeholder seperti kreator, penikmat, brand, pemerintah, media dan pemangku kepentingan berjejaring dan kolaborasi,” kata CEO Kreavi.com ini.
Digelar pula diskusi dan workshop tentang hak kekayaan intelektual (HAKI) yang dianggap penting, terutama pembajakan sebuah karya yang berbentuk video. ”Pembajakan video sangat tinggi, terutama membajak konsep tanpa membubuhkan pembuatnya,” ujar CEO Layaria Dennis Adishwara.
Indonesia punya banyak kreator konten serta produk kreatif yang karyanya diakui di dunia internasional. Namun, problematik seperti pengetahuan HAKI masih minim dan tidak dihargai sepantasnya. Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini ikut serta sebagai andil mewujudkan Surabaya sebagai kota kreatif.
Salah satunya mendukung dan memberi ruang bagi komikus kreatif untuk melakukan kolaborasi dan bekerja sama dalam mengembangkan proyek yang bermanfaat bagi kota.
Binti mufarida
Tema tahun ini, menurut CEO Revata dan penggagas Popcon Asia Grace Kusnasi adalah ”A Voyage to Creative Galaxy”. Ada 2.000 parade karya lokal dan hasil kekayaan intelektual (intelectual property/IP) dalam negeri seperti mainan, komik, games, dan animasi. Proyek tersebut hasil kolaborasi perusahaan yang bergerak di industri kreatif seperi Revata, Fabula, Kibar, Kreavi, Layaria, Pionicon, dan Plastic Cultur.
Program Director Popcon Asia 2015 Mayumi Haryoto mengatakan penyelenggaraan festival ini sebagai upaya melahirkan lebih banyak kreator lokal. ”Kami berinisiatif mendorong para kreator IP Indonesia bisa maju ke kancah internasional. Inilah ajang bagi stakeholder seperti kreator, penikmat, brand, pemerintah, media dan pemangku kepentingan berjejaring dan kolaborasi,” kata CEO Kreavi.com ini.
Digelar pula diskusi dan workshop tentang hak kekayaan intelektual (HAKI) yang dianggap penting, terutama pembajakan sebuah karya yang berbentuk video. ”Pembajakan video sangat tinggi, terutama membajak konsep tanpa membubuhkan pembuatnya,” ujar CEO Layaria Dennis Adishwara.
Indonesia punya banyak kreator konten serta produk kreatif yang karyanya diakui di dunia internasional. Namun, problematik seperti pengetahuan HAKI masih minim dan tidak dihargai sepantasnya. Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini ikut serta sebagai andil mewujudkan Surabaya sebagai kota kreatif.
Salah satunya mendukung dan memberi ruang bagi komikus kreatif untuk melakukan kolaborasi dan bekerja sama dalam mengembangkan proyek yang bermanfaat bagi kota.
Binti mufarida
(ftr)