Salah postur Bisa Bikin Saraf Terjepit
A
A
A
AKTIVITASfisik yang padat dapat menyebabkan permasalahan pada otot, tulang, dan sendi atau disebut sistem muskoleskeletal.
Nyeri otot, tulang, sendi, dan saraf terjepit adalah keluhan yang paling sering dijumpai di masyarakat kita dan hampir 80% dari masyarakat perkotaan pernah mengalami gangguan pada sistem muskoleskeletalnya dari derajat yang ringan hingga sampai yang berat. Nyeri pada tulang belakang dapat merupakan gejala awal syaraf terjepit atau herniasi nucleus pulposus(HNP) yang disebabkan oleh menyempitnya ruang atau rongga yang dilalui syaraf atau sekelompok syaraf.
Penyebab jepitan syaraf (stenosis) dapat berupa tumor syaraf tulang belakang, sebaran kanker ke tulang belakang, infeksi dan sebaran infeksi ke tulang belakang, trauma, dan penyakit degenarasi atau penuaan dini. “Syaraf terjepit ini akan menimbulkan rasa sakit dan nyeri. Hal ini terjadi karena adanya syaraf yang terjepit dan otot yang tidak seimbang. Periksa ototnya, kalau ada yang tidak seimbang bisa diperbaiki,” ungkap Dr. Arif Soemarjono, M.D. SpKFR, FACSM, Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Flexfree.
Menurut dr. Aditya Wahyudi, SpKFR, pertolongan pertama yang dapat dilakukan pada saat syaraf terjepit mulai dirasakan adalah dengan istirahat. Kemudian jangan mengangkat barangbarang. Pasien diperbolehkan minum obat tahan nyeri. Obat yang diberikan hanyalah untuk menahan atau menghilangkan rasa nyeri, bukan mengobatai dari syaraf terjepit itu sendiri.
“Syaraf terjepit terjadi karena adanya kerusakan secara mekanik, sehingga dengan obat apapun tidak akan bisa menyembuhkan. Obat hanya berupaya menahan nyeri. Jepitan syaraf hanya akan hilang dengan melakukan rehabilitasi,” ungkap dr. Aditya Wahyudi. Syaraf terjepit bisa jadi disebabkan karena terjepitnya syaraf oleh dua bantalan tulang. dr. Aditya Wahyudi menganalogikan syaraf itu seperti kabel. Syaraf yang ada di punggung itu panjangnya sampai kaki.
“Oleh karena itu, jika ada seseorang yang bermasalah dengan syaraf tulang belakang selalu mengeluhkan kakinya baal, seperti kesemuatan, nyeri, atau kakinya lemah,” papar Aditya. Kalau memang masalah yang ditemukan betul adanya syaraf yang terjepit, maka yang harus dilakukan adalah dengan meregangkan tulang untuk menghindari jepitan pada syaraf. Banyak faktor yang menyebabkan terjepitnya syaraf, di antaranya terjadinya kerusakan pada bantalan tulang.
Biasanya terjadi karena adanya proses penuaan yang terlalu dini. Ditambah dengan kebiasaan sehari-hari yang kerap menyepelekan posisi tulang atau kesalahan postur, baik saat mengangkat barang, duduk, dan berdiri. Kombinasi kesalahan posisi pada tulang tersebut dapat menekan syaraf, bisa dijepit tulang itu sendiri atau bantalan tulang. Pada orang yang berjalan agak membungkuk cenderung memiliki masalah otot tulang sendi nantinya.
Posisi berdiri yang benar adalah lubang telinga sejajar dengan garis bahu. “Kalau kepala agak maju, otot tulang belakang akan menahan bobot tubuh supaya tidak jatuh. Jika dibiarkan dalam jangka waktu yang lama, akan timbul rasa lelah dan kram,” tutur dr. Aditya. Gangguan pada muskoloskeletal dapat diminimalisir dengan rehabilitasi medik untuk mencapai kemampuan fungsi yang optimal.
Rehabilitasi medik bertujuan untuk mengurangi keterbatasan, hambatan dan kecacatan agar penderita mampu menjalani aktivitas sehariharinya dengan maksimal tanpa harus mengandalkan bantuan orang lain. Pada saar rehabilitasi dapat menggunakan alat traksi modern DTS (Decompression Therapy Spinal), yang merupakan alternatif terapi non operasi pada jepitan syaraf tulang belakang.
“Penggunaan DTS ini untuk menarik pada bagian tulang yang menjepit syaraf saja. Adanya nyeri otot keras, maka perbaiki dulu ototnya. Mekaniknya diperbaiki, jepitannya dihilangkan, terapinya dilakukan bersamaan. Agar yang terjepit tidak kembali lagi, maka akan dianjurkan melakukan exercise, latihan, otot dalam dikuatkan,” tutur Dr. Arif Soemarjono.
Larissa huda
Nyeri otot, tulang, sendi, dan saraf terjepit adalah keluhan yang paling sering dijumpai di masyarakat kita dan hampir 80% dari masyarakat perkotaan pernah mengalami gangguan pada sistem muskoleskeletalnya dari derajat yang ringan hingga sampai yang berat. Nyeri pada tulang belakang dapat merupakan gejala awal syaraf terjepit atau herniasi nucleus pulposus(HNP) yang disebabkan oleh menyempitnya ruang atau rongga yang dilalui syaraf atau sekelompok syaraf.
Penyebab jepitan syaraf (stenosis) dapat berupa tumor syaraf tulang belakang, sebaran kanker ke tulang belakang, infeksi dan sebaran infeksi ke tulang belakang, trauma, dan penyakit degenarasi atau penuaan dini. “Syaraf terjepit ini akan menimbulkan rasa sakit dan nyeri. Hal ini terjadi karena adanya syaraf yang terjepit dan otot yang tidak seimbang. Periksa ototnya, kalau ada yang tidak seimbang bisa diperbaiki,” ungkap Dr. Arif Soemarjono, M.D. SpKFR, FACSM, Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Flexfree.
Menurut dr. Aditya Wahyudi, SpKFR, pertolongan pertama yang dapat dilakukan pada saat syaraf terjepit mulai dirasakan adalah dengan istirahat. Kemudian jangan mengangkat barangbarang. Pasien diperbolehkan minum obat tahan nyeri. Obat yang diberikan hanyalah untuk menahan atau menghilangkan rasa nyeri, bukan mengobatai dari syaraf terjepit itu sendiri.
“Syaraf terjepit terjadi karena adanya kerusakan secara mekanik, sehingga dengan obat apapun tidak akan bisa menyembuhkan. Obat hanya berupaya menahan nyeri. Jepitan syaraf hanya akan hilang dengan melakukan rehabilitasi,” ungkap dr. Aditya Wahyudi. Syaraf terjepit bisa jadi disebabkan karena terjepitnya syaraf oleh dua bantalan tulang. dr. Aditya Wahyudi menganalogikan syaraf itu seperti kabel. Syaraf yang ada di punggung itu panjangnya sampai kaki.
“Oleh karena itu, jika ada seseorang yang bermasalah dengan syaraf tulang belakang selalu mengeluhkan kakinya baal, seperti kesemuatan, nyeri, atau kakinya lemah,” papar Aditya. Kalau memang masalah yang ditemukan betul adanya syaraf yang terjepit, maka yang harus dilakukan adalah dengan meregangkan tulang untuk menghindari jepitan pada syaraf. Banyak faktor yang menyebabkan terjepitnya syaraf, di antaranya terjadinya kerusakan pada bantalan tulang.
Biasanya terjadi karena adanya proses penuaan yang terlalu dini. Ditambah dengan kebiasaan sehari-hari yang kerap menyepelekan posisi tulang atau kesalahan postur, baik saat mengangkat barang, duduk, dan berdiri. Kombinasi kesalahan posisi pada tulang tersebut dapat menekan syaraf, bisa dijepit tulang itu sendiri atau bantalan tulang. Pada orang yang berjalan agak membungkuk cenderung memiliki masalah otot tulang sendi nantinya.
Posisi berdiri yang benar adalah lubang telinga sejajar dengan garis bahu. “Kalau kepala agak maju, otot tulang belakang akan menahan bobot tubuh supaya tidak jatuh. Jika dibiarkan dalam jangka waktu yang lama, akan timbul rasa lelah dan kram,” tutur dr. Aditya. Gangguan pada muskoloskeletal dapat diminimalisir dengan rehabilitasi medik untuk mencapai kemampuan fungsi yang optimal.
Rehabilitasi medik bertujuan untuk mengurangi keterbatasan, hambatan dan kecacatan agar penderita mampu menjalani aktivitas sehariharinya dengan maksimal tanpa harus mengandalkan bantuan orang lain. Pada saar rehabilitasi dapat menggunakan alat traksi modern DTS (Decompression Therapy Spinal), yang merupakan alternatif terapi non operasi pada jepitan syaraf tulang belakang.
“Penggunaan DTS ini untuk menarik pada bagian tulang yang menjepit syaraf saja. Adanya nyeri otot keras, maka perbaiki dulu ototnya. Mekaniknya diperbaiki, jepitannya dihilangkan, terapinya dilakukan bersamaan. Agar yang terjepit tidak kembali lagi, maka akan dianjurkan melakukan exercise, latihan, otot dalam dikuatkan,” tutur Dr. Arif Soemarjono.
Larissa huda
(ars)