Hindari Bau Mulut saat Berpuasa
A
A
A
Saat berpuasa masalah yang kerap muncul adalah bau mulut. Kondisi yang membuat seseorang merasa tak nyaman dan percaya diri. Bagaimana mengatasinya? Perubahan pola makan saat berpuasa tidak hanya menimbulkan rasa haus dan lapar.
Ada kondisi lain yang turut berubah yang terjadi pada rongga mulut. Perubahan pola makan ini menyebabkan perubahan produksi air liur (saliva) yang berfungsi membunuh bakteri dalam mulut. Jadi, mulut yang kering akibat kekurangan air liur ini berpotensi menyebabkan bau mulut. Secara alami, pada rongga mulut terdapat bakteri atau floral normal rongga mulut yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan fungsi kerja pencernaan.
Pada mulut yang kering berpotensi menimbulkan bau tidak sedap karena meningkatnya konsentrasi senyawa yang mengandung sulfur dalam tubuh akibat perubahan pola makan. “Perubahan pola makan inilah yang berdampak pada berkurangnya produksi air liur dalam mulut sehingga menyebabkan napas tidak segar,” ungkap Drg Susi R Puspitadewi SpProst yang dijumpai dalam diskusi media bersama Glaxo Smith Kline Consumer Healthcare (GSK CH) melalui produk Polident beberapa waktu lalu.
Volume saliva yang berkurang akan menyebabkan bakteri yang terdapat dalam rongga mulut menjadi lebih banyak bersarang. Bakteri yang bersarang tadi nanti akhirnya menumpuk menghasilkan sulfur. Gas yang dihasilkan tadinya akhirnya menyebabkan bau mulut. Tak hanya bakteri yang ada di rongga mulut, bau tidak sedap juga disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya adanya gigi berlubang, lidah yang jarang dibersihkan, kelainan metabolik, atau bisa juga adanya gangguan dalam sistem pencernaan.
“Makanan masuk ke dalam mulut, kalau pencernaan tidak baik, makanan yang di dalam perut akan mengeluarkan gas karena terjadinya pembusukan. Metabolisme yang tidak baik gas hasil pembusukan makanan tadi akan kembali keluar melalui pernapasan dan mengeluarkan bau yang tidak sedap,” tambah Drg Susi R Puspitadewi, seorang dokter gigi sekaligus konsultan Prostodonsia.
Pada gigi berlubang, potensi bakteri yang menumpuk sangat tinggi karena bakteri akan bersarang pada sela-sela gigi berlubang dan sulit dijangkau tersebut. Gigi yang tidak dirawat dengan baik akan membentuk abses (pengumpulan nanah) dan bakteri yang ada di dalamnya akan memetabolisme jaringanjaringan mati sehingga menimbulkan bau mulut. Selain itu, peradangan yang terjadi pada sistem pencernaan juga berperan sebagai penyebab bau mulut pada saat berpuasa.
“Pada peradangan, kuman-kuman akan dengan menempel pada bagian yang mengalami peradangan. Inilah yang membuat kalau seseorang mengalami peradangan cenderung mengeluarkan bau yang tidak sedap karena kuman yang berkembang biak akan menghasilkan gas,” tambah Susi.
Ada beberapa cara untuk menjaga agar mulut tidak mengalami halitosis atau bau mulut, di antaranya menjaga kebersihan rongga mulut, misalnya dengan menggosok gigi, membersihkan lidah (terutama pada bagian pangkal lidah), atau menggunakan obat kumur. Gigi yang bersih dapat menghilangkan bakteri penyebab bau mulut.
Selain itu, dapat menghindari dari pembentukan karies pada gigi atau gigi berlubang. Seperti yang disebutkan sebelumnya, gigi berlubang berpotensi menyebabkan bau mulut, terutama saat berpuasa. “Sangat dianjurkan untuk menghindari makan-makanan yang panas, pedas, dan beraroma. Ini juga memicu bau mulut saat berpuasa. Selain itu, perbanyak meminum air putih karena dapat membantu meningkatkan kualitas air liur,” tandas Susi Puspitadewi.
Larissa huda
Ada kondisi lain yang turut berubah yang terjadi pada rongga mulut. Perubahan pola makan ini menyebabkan perubahan produksi air liur (saliva) yang berfungsi membunuh bakteri dalam mulut. Jadi, mulut yang kering akibat kekurangan air liur ini berpotensi menyebabkan bau mulut. Secara alami, pada rongga mulut terdapat bakteri atau floral normal rongga mulut yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan fungsi kerja pencernaan.
Pada mulut yang kering berpotensi menimbulkan bau tidak sedap karena meningkatnya konsentrasi senyawa yang mengandung sulfur dalam tubuh akibat perubahan pola makan. “Perubahan pola makan inilah yang berdampak pada berkurangnya produksi air liur dalam mulut sehingga menyebabkan napas tidak segar,” ungkap Drg Susi R Puspitadewi SpProst yang dijumpai dalam diskusi media bersama Glaxo Smith Kline Consumer Healthcare (GSK CH) melalui produk Polident beberapa waktu lalu.
Volume saliva yang berkurang akan menyebabkan bakteri yang terdapat dalam rongga mulut menjadi lebih banyak bersarang. Bakteri yang bersarang tadi nanti akhirnya menumpuk menghasilkan sulfur. Gas yang dihasilkan tadinya akhirnya menyebabkan bau mulut. Tak hanya bakteri yang ada di rongga mulut, bau tidak sedap juga disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya adanya gigi berlubang, lidah yang jarang dibersihkan, kelainan metabolik, atau bisa juga adanya gangguan dalam sistem pencernaan.
“Makanan masuk ke dalam mulut, kalau pencernaan tidak baik, makanan yang di dalam perut akan mengeluarkan gas karena terjadinya pembusukan. Metabolisme yang tidak baik gas hasil pembusukan makanan tadi akan kembali keluar melalui pernapasan dan mengeluarkan bau yang tidak sedap,” tambah Drg Susi R Puspitadewi, seorang dokter gigi sekaligus konsultan Prostodonsia.
Pada gigi berlubang, potensi bakteri yang menumpuk sangat tinggi karena bakteri akan bersarang pada sela-sela gigi berlubang dan sulit dijangkau tersebut. Gigi yang tidak dirawat dengan baik akan membentuk abses (pengumpulan nanah) dan bakteri yang ada di dalamnya akan memetabolisme jaringanjaringan mati sehingga menimbulkan bau mulut. Selain itu, peradangan yang terjadi pada sistem pencernaan juga berperan sebagai penyebab bau mulut pada saat berpuasa.
“Pada peradangan, kuman-kuman akan dengan menempel pada bagian yang mengalami peradangan. Inilah yang membuat kalau seseorang mengalami peradangan cenderung mengeluarkan bau yang tidak sedap karena kuman yang berkembang biak akan menghasilkan gas,” tambah Susi.
Ada beberapa cara untuk menjaga agar mulut tidak mengalami halitosis atau bau mulut, di antaranya menjaga kebersihan rongga mulut, misalnya dengan menggosok gigi, membersihkan lidah (terutama pada bagian pangkal lidah), atau menggunakan obat kumur. Gigi yang bersih dapat menghilangkan bakteri penyebab bau mulut.
Selain itu, dapat menghindari dari pembentukan karies pada gigi atau gigi berlubang. Seperti yang disebutkan sebelumnya, gigi berlubang berpotensi menyebabkan bau mulut, terutama saat berpuasa. “Sangat dianjurkan untuk menghindari makan-makanan yang panas, pedas, dan beraroma. Ini juga memicu bau mulut saat berpuasa. Selain itu, perbanyak meminum air putih karena dapat membantu meningkatkan kualitas air liur,” tandas Susi Puspitadewi.
Larissa huda
(bbg)