Harapan Baru Vaksin Pencegah HIV

Rabu, 08 Juli 2015 - 09:39 WIB
Harapan Baru Vaksin Pencegah HIV
Harapan Baru Vaksin Pencegah HIV
A A A
Kurang lebih 35 juta orang di seluruh dunia terserang virus HIV yang juga menyebabkan AIDS. Penyebarannya telah terjadi sejak 30 tahun lalu dan telah membunuh kurang lebih 40 juta orang di seluruh dunia.

Telah banyak yang dilakukan para ahli medis dalam menciptakan obat untuk mengobati HIV/AIDS. Banyak yang mengatakan, hingga saat ini tidak ada obat yang bisa mengobati para penderita HIV. Namun, ada angin segar bagi pengobatan penyakit ini. Seperti yang dilansir pada situs Daily Mail Online, beberapa peneliti di Amerika Serikat tengah melakukan percobaan tahap awal untuk mencegah HIV dengan menggunakan vaksin.

Vaksin ini diuji coba melalui tubuh seekor monyet. Saat diuji coba, monyet-monyet tersebut diberikan vaksin dan diberikan dosis tertinggi yang memang setara dengan HIV pada manusia. Dari percobaan tersebut, telah cukup memberikan hasil yang positif. Hal ini membuat Johnson & Johnson ingin segera menguji vaksin ini kepada manusia.

Proses percobaan vaksin internasional ini akan dilakukan oleh 400 sukarelawan sehat dari berbagai negara, seperti Amerika Serikat, Afrika Timur, Afrika Selatan, dan Thailand. Dr Dan Barouch, seorang peneliti vaksin di Beth Israel Deaconess Medical Center dan The Ragon Institute of Massachusetss General Hospital, MIT dan Harvard menjelaskan, percobaan ini adalah yang pertama kali sejak gagal pada uji coba yang dilakukan Merck, sebuah perusahaan besar yang telah mensponsori pengembangan klinis vaksin HIV pada 2007.

Pengobatan kini sudah semakin maju dan canggih, tapi para ahli percaya bahwa vaksin adalah harapan terbaik dalam memberantas penyakit. Dalam studi yang dilakukan Dr Barouch bersama rekan-rekannya di Johnson & Johnson menjelaskan, terdapat dua langkah dalam menguji vaksin.

Pertama, melibatkan sistem kekebalan tubuh yang melemah lalu diujicobakan pada virus yang menyelinap ke gen HIV yang masuk ke dalam tubuh. Tahap kedua, dengan cara melibatkan penyuntikan kepada perorangan melalui protein pada permukaan HIV yang dimurnikan dan dirancang untuk memicu respon kekebalan yang kuat.

Dr Paul Stoffels selaku Direktur Ilmiah Johnson & Johnson menjelaskan, perusahaan ini pun menggunakan strategi prime-boost, yaitu kombinasi dari dua vaksin, Vaksin ALVAC HIV (prime) dan AIDSVAX B / E Vaksin (boost). Strategi vaksin ini sama seperti vaksin ebola, yang kini tengah menjalani proses pengujian pada manusia tahap awal dan dilakukan oleh Dr Paul Stoffels.

Menurut Stoffles, uji coba vaksin HIV pada monyet ini dirancang untuk menguji batas-batas vaksin karena terdapat virus agresif yang menyerang primata nonmanusia yang dikenal sebagai virus simian immunodeficiency. Virus tersebut memang cukup dekat dengan HIV. Johnson & Johnson mengharapkan vaksin ini bisa lebih efektif dibuktikan pada manusia.

“Meskipun vaksin ini nantinya hanya akan melindungi setengah dari orang-orang yang mendapatkannya, setidaknya hal ini masih memiliki dampak kesehatan masyarakat yang sangat besar,” ujar Stoffles. Jika semua berjalan dengan baik pada percobaan tahap awal, dia mengharapkan fase studi 2B yang lebih besar lagi akan dilakukan dalam 18 sampai 24 bulan ke depan. Tahap 2B studi ini menguji seberapa baik obat itu bekerja pada dosis yang telah ditentukan.

Mg-1
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3481 seconds (0.1#10.140)