Dian Hp Sedih Lagu Anak-anak Mati Suri
A
A
A
JAKARTA - Tidak menentunya industri musik tanah air dan minimnya penyanyi cilik, membuat Dian Hp merasa sedih. Menurutnya, industri musik saat ini sedang tidak berpihak pada dunia anak-anak.
Bahkan, Dian menilai lagu anak-anak Indonesia saat ini tenggelam dari industri musik tanah air. Sekalipun ada liriknya tak sesuai dengan seusianya.
"Musik anak Indonesia sekarang lagi ngga ada. Lagi mati. Ya lagi mati suri. Jadi yang diajarkan orang tua ke anaknya dari tahun ke tahun, dari abad ke abad, lagunya sama aja contohnya lagu Balonku," papar Dian Hp saat acara Merangsang Kecerdasan Anak Melalui Musik, di kawasan Gatot Subroto, Jakarta, Selasa (7/7/2015).
Wanita 49 tahun ini mengungkapkan, jika ingin menghidupkan kembali lagu anak-anak diperlukan kerjasama dari orang-orang yang berperan di sekitar anak seperti guru, orang tua, TV, dan radio.
"Saya beberapa kali lewat di SD-SD, di Jakarta, senam pagi lagunya bukan lagu untuk anak-anak. Itu nggak salah loh, tapi karena adanya lagu itu jadi itu yang didengarkan. Jadi kalau kita ingin anak-anak mendengarkan lagu yang sesuai dengan seusianya, ya kita harus menyediakan itu," ungkapnya.
Lebih lanjut Dian menjelaskan, minimnya produksi lagu anak-anak membuat lagu-lagu tersebut tidak terdengar sama sekali. "Ada tapi tidak diproduksi jadi tidak diperdengarkan," jelasnya.
Melihat hal ini, membuat penata musik ternama itu memilih utuk terjun langsung mempromosikan album Lagu Untuk Ibu yang dibuatnya beberapa waktu lalu sambil memberi edukasi tentang musik untuk anak. "Daripada ikut protes lagu anak langka, mending saya buat," tandasnya.
Bahkan, Dian menilai lagu anak-anak Indonesia saat ini tenggelam dari industri musik tanah air. Sekalipun ada liriknya tak sesuai dengan seusianya.
"Musik anak Indonesia sekarang lagi ngga ada. Lagi mati. Ya lagi mati suri. Jadi yang diajarkan orang tua ke anaknya dari tahun ke tahun, dari abad ke abad, lagunya sama aja contohnya lagu Balonku," papar Dian Hp saat acara Merangsang Kecerdasan Anak Melalui Musik, di kawasan Gatot Subroto, Jakarta, Selasa (7/7/2015).
Wanita 49 tahun ini mengungkapkan, jika ingin menghidupkan kembali lagu anak-anak diperlukan kerjasama dari orang-orang yang berperan di sekitar anak seperti guru, orang tua, TV, dan radio.
"Saya beberapa kali lewat di SD-SD, di Jakarta, senam pagi lagunya bukan lagu untuk anak-anak. Itu nggak salah loh, tapi karena adanya lagu itu jadi itu yang didengarkan. Jadi kalau kita ingin anak-anak mendengarkan lagu yang sesuai dengan seusianya, ya kita harus menyediakan itu," ungkapnya.
Lebih lanjut Dian menjelaskan, minimnya produksi lagu anak-anak membuat lagu-lagu tersebut tidak terdengar sama sekali. "Ada tapi tidak diproduksi jadi tidak diperdengarkan," jelasnya.
Melihat hal ini, membuat penata musik ternama itu memilih utuk terjun langsung mempromosikan album Lagu Untuk Ibu yang dibuatnya beberapa waktu lalu sambil memberi edukasi tentang musik untuk anak. "Daripada ikut protes lagu anak langka, mending saya buat," tandasnya.
(nfl)