Risiko Mudik dengan Sepeda Motor
A
A
A
Mudik dengan menggunakan sepeda motor masih menjadi favorit menjelang Lebaran, hampir setiap tahunnya.
Setelah melihat tingginya arus mudik pada Sabtu dan Minggu lalu, maka diperkirakan beberapa hari mendatang akan memasuki puncak arus mudik tahun ini.
Selain rentan kecelakaan lalu lintas akibat tingginya angka pemudik menjelang Lebaran, bepergian jauh dengan menggunakan sepeda motor juga dapat memengaruhi kondisi kesehatan, baik itu pengendara maupun penumpang. Permasalahan kesehatan yang terjadi pada pemudik dengan sepeda motor ini turut disampaikan oleh Prof dr Tjandra Yoga Aditama SpP (K) MARS DTM&H DTCE.
Menurut dia, berkendara dengan sepeda motor berjam-jam bisa mengakibatkan masalah kesehatan. Salah satunya nyeri punggung. Melakukan perjalanan berjam-jam di atas sepeda motor akan memengaruhi kondisi tubuh, terutama pada bagian punggung.
“Hal ini biasanya disebabkan oleh masalah kekakuan otot sebagai akibat menghabiskan banyak waktu di perjalanan,” ungkap dr Tjandra Yoga Aditama selaku Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes), Kementerian Kesehatan dalam sebuah rilis yang dia sampaikan belum lama ini.
Selain itu, berdasarkan sebuah penelitian yang disampaikan dr Tjandra, mudik dengan sepeda motor selama berjam-jam dapat mengganggu sistem metabolisme tubuh, baik kolesterol maupun gula darah. Hal ini juga bisa menyebabkan penurunan kadar kolesterol baik dalam tubuh. Kemudian, bermotor selamaberjam-jam juga dapat menyebabkan nyeri leher.
Keluhan ini bisa disebabkan oleh peradangan pada sendi tulang belakang. “Risiko lain yang dapat terjadi, dengan mengendarai sepeda motor selama berjam-jam juga dapat menurunkan konsentrasi dan kelelahan sehingga berisiko terhadap terjadinya kecelakaan lalu lintas,” papar dr Tjandra.
Melihat besarnya risiko berkendara dengan sepeda motor sudah sepatutnya para pemudik berpikir dua kali untuk tetap melakukannya. Namun, jika memang terpaksa karena sepeda motor dianggap dapat mempermudah mobilisasi selama di kampung halaman, ada beberapa syarat yang mesti dipenuhi bagi pemudik.
Oleh karena itu, dampak yang ditimbulkan akibat berkendara dengan sepeda motor untuk mudik dapat diminimalkan. Ada beberapa trik yang disampaikan Prof dr Tjandra Yoga Aditama untuk mengatasi permasalahan ini. Menurut dia, jika terpaksa harus mudik menggunakan sepeda motor, sebaiknya hanya untuk perjalanan dengan jarak yang tidak terlalu jauh.
Jika dari Jakarta tujuannya Jawa Tengah ataupun Jawa Timur, sebaiknya tidak mudik dengan sepeda motor karena memiliki risiko yang cukup mengkhawatirkan selama perjalanan mudik. “Para pemudik bisa memanfaatkan fasilitas pengangkutan sepeda motor dengan kapal laut ataupun kereta api dari pemerintah dan sektor swasta, atau gunakan moda transportasi umum saja,” kata Prof Tjandra.
Bagi pemudik dengan sepeda motor, sangat dianjurkan untuk tidak mudik menggunakan sepeda motor bila membawa istri dan anak-anak sekaligus karena motor hanya untuk kapasitas dua orang. Sangat tidak dianjurkan membawa bayi jika mudik menggunakan sepeda motor karena dapat membahayakan kesehatan dan keselamatannya.
Bagi pemudik yang memang sangat terpaksa harus mudik dengan sepeda motor, upayakan untuk membawa obatobatan yang dibutuhkan dan lebih sering beristirahat di jalan, setidaknya setiap 4 jam sekali.
“Manfaatkanlah ratusan Pos Istirahat yang sudah tersedia sepanjang arus mudik. Ingatlah, kesehatan dan keselamatan merupakan kunci utama perjalanan mudik kita bersama,” tandas Prof Tjandra.
Larissa Huda
Setelah melihat tingginya arus mudik pada Sabtu dan Minggu lalu, maka diperkirakan beberapa hari mendatang akan memasuki puncak arus mudik tahun ini.
Selain rentan kecelakaan lalu lintas akibat tingginya angka pemudik menjelang Lebaran, bepergian jauh dengan menggunakan sepeda motor juga dapat memengaruhi kondisi kesehatan, baik itu pengendara maupun penumpang. Permasalahan kesehatan yang terjadi pada pemudik dengan sepeda motor ini turut disampaikan oleh Prof dr Tjandra Yoga Aditama SpP (K) MARS DTM&H DTCE.
Menurut dia, berkendara dengan sepeda motor berjam-jam bisa mengakibatkan masalah kesehatan. Salah satunya nyeri punggung. Melakukan perjalanan berjam-jam di atas sepeda motor akan memengaruhi kondisi tubuh, terutama pada bagian punggung.
“Hal ini biasanya disebabkan oleh masalah kekakuan otot sebagai akibat menghabiskan banyak waktu di perjalanan,” ungkap dr Tjandra Yoga Aditama selaku Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes), Kementerian Kesehatan dalam sebuah rilis yang dia sampaikan belum lama ini.
Selain itu, berdasarkan sebuah penelitian yang disampaikan dr Tjandra, mudik dengan sepeda motor selama berjam-jam dapat mengganggu sistem metabolisme tubuh, baik kolesterol maupun gula darah. Hal ini juga bisa menyebabkan penurunan kadar kolesterol baik dalam tubuh. Kemudian, bermotor selamaberjam-jam juga dapat menyebabkan nyeri leher.
Keluhan ini bisa disebabkan oleh peradangan pada sendi tulang belakang. “Risiko lain yang dapat terjadi, dengan mengendarai sepeda motor selama berjam-jam juga dapat menurunkan konsentrasi dan kelelahan sehingga berisiko terhadap terjadinya kecelakaan lalu lintas,” papar dr Tjandra.
Melihat besarnya risiko berkendara dengan sepeda motor sudah sepatutnya para pemudik berpikir dua kali untuk tetap melakukannya. Namun, jika memang terpaksa karena sepeda motor dianggap dapat mempermudah mobilisasi selama di kampung halaman, ada beberapa syarat yang mesti dipenuhi bagi pemudik.
Oleh karena itu, dampak yang ditimbulkan akibat berkendara dengan sepeda motor untuk mudik dapat diminimalkan. Ada beberapa trik yang disampaikan Prof dr Tjandra Yoga Aditama untuk mengatasi permasalahan ini. Menurut dia, jika terpaksa harus mudik menggunakan sepeda motor, sebaiknya hanya untuk perjalanan dengan jarak yang tidak terlalu jauh.
Jika dari Jakarta tujuannya Jawa Tengah ataupun Jawa Timur, sebaiknya tidak mudik dengan sepeda motor karena memiliki risiko yang cukup mengkhawatirkan selama perjalanan mudik. “Para pemudik bisa memanfaatkan fasilitas pengangkutan sepeda motor dengan kapal laut ataupun kereta api dari pemerintah dan sektor swasta, atau gunakan moda transportasi umum saja,” kata Prof Tjandra.
Bagi pemudik dengan sepeda motor, sangat dianjurkan untuk tidak mudik menggunakan sepeda motor bila membawa istri dan anak-anak sekaligus karena motor hanya untuk kapasitas dua orang. Sangat tidak dianjurkan membawa bayi jika mudik menggunakan sepeda motor karena dapat membahayakan kesehatan dan keselamatannya.
Bagi pemudik yang memang sangat terpaksa harus mudik dengan sepeda motor, upayakan untuk membawa obatobatan yang dibutuhkan dan lebih sering beristirahat di jalan, setidaknya setiap 4 jam sekali.
“Manfaatkanlah ratusan Pos Istirahat yang sudah tersedia sepanjang arus mudik. Ingatlah, kesehatan dan keselamatan merupakan kunci utama perjalanan mudik kita bersama,” tandas Prof Tjandra.
Larissa Huda
(ars)