Bahaya Opioid sebagai Pereda Nyeri

Rabu, 15 Juli 2015 - 09:36 WIB
Bahaya Opioid sebagai...
Bahaya Opioid sebagai Pereda Nyeri
A A A
Tak ada obat yang bisa menyembuhkan gejala nyeri tulang, tak terkecuali nyeri punggung. Nyeri itu adalah suatu gejala yang berfungsi untuk melindungi dan memberikan tanda bahaya tentang adanya gangguan-gangguan pada tubuh.

Obat yang beredar di masyarakat sifatnya hanyalah untuk meringankan atau menekan rasa nyeri. Namun, penyebabnya tidak akan hilang begitu saja karena sifatnya itu sendiri bukan mengobati. Menurut sebuah studi terbaru sebagai mana yang dilansir Medical News Today , penderita sakit punggung kronis kini disertai dengan gangguan psikologis seperti depresi atau kecemasan setidaknya 75% dari mereka akibat dari penyalahgunaan opioid.

Opioid adalah sejenis obat yang sering dipergunakan pada penanganan pasien dengan nyeri yang berat. Opioid mempunyai daya penghalang nyeri yang sangat kuat dengan titik kerja yang terletak di susunan syaraf pusat (SSP). Penggunaan opioid ini ternyata berpengaruh pada kondisi psikologis seseorang.

Sebuah penelitian yang diterbitkan Anesthesiology (jurnal kesehatan resmi dari American Society of Anesthesiologists (ASA)), menguji pasien yang baru-baru ini diberi penanganan nyeri punggung bawah dengan opioid. Peneliti menemukan, pasien yang menderita gangguan psikologis seperti depresi atau kecemasan secara signifikan lebih mungkin terjadi akibat dari penyalahgunaan obat.

Peneliti mengamati setidaknya 55 pasien dengan nyeri punggung bagian bawah yang juga mengalami tanda-tanda tekanan atau rasa cemas baik itu dalam taraf rendah maupun tinggi. Pasien diberi morfin, oksikodon atau plasebo untuk diamati secara lisan terkait rasa sakit yang diperlukan selama periode 6 bulan dan mencatat tingkat rasa sakit mereka serta dosis yang dikonsumsi setiap hari.

Para peneliti menemukan, pasien yang menderita depresi atau kecemasan tingkat tinggi mengalami peningkatan efek samping. Sekitar 50% mengalami sedikit peningkatan untuk sakit punggung dan 75% mengalami efek dari penyalahgunaan opioid. Prof Ajay Wasa, dari University of Pittsburgh School of Medicine, PA, menekankan pentingnya mengidentifikasi pasien sebelumnya yang menderita depresi atau rasa cemas.

”Ini secara khusus penting untuk mengendalikan zat seperti yang terkandung dalam opioid. Jika tidak diresepkan secara bijaksana, pasien berisiko terhadap hal yang tidak diinginkan dan berbahaya, termasuk ketergantungan atau efek samping yang cukup serius,” ungkap Prof Ajay Wasan.

Larissa Huda
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0724 seconds (0.1#10.140)