Jangan Sepelekan Vitamin A

Selasa, 28 Juli 2015 - 10:10 WIB
Jangan Sepelekan Vitamin A
Jangan Sepelekan Vitamin A
A A A
Bukan hanya menjaga kesehatan mata, vitamin A juga berkontribusi terhadap pertumbuhan anak dan imunitas tubuh. Tingginya angka kesakitan dan kematian balita disebabkan kekurangan vitamin ini.

Kekurangan vitamin A (KVA) masih menjadi salah satu masalah kurang gizi utama di Indonesia. Sebagian besar kebutaan di Indonesia disebabkan KVA. Demikian juga dengan tingginya angka kesakitan menyusul kematian balita. Tidak sedikit balita dan ibu hamil menderita KVA. Tak hanya di Tanah Air, KVA juga melanda dunia khususnya negara berkembang.

Sedikitnya 190 juta anak-anak usia prasekolah serta sekitar 19 juta ibu hamil dan ibu menyusui menderita KVA, berdasarkan data WHO 2010. Sementara, mengacu pada data yang dikeluarkan UNICEF tahun 2011, sekitar 100 juta balita juga mengidap KVA. “KVA banyak diderita masyarakat kurang mampu.

Karena vitamin A umumnya terdapat di lauk pauk yang mahal, seperti daging merah, ikan, produk susu, dan sebagainya. Memang vitamin A juga terdapat di protein nabati hanya lebih sulit diserap tubuh. Sementara, vitamin ini penting untuk pertumbuhan anak, imunitas tubuh, dan lain-lainnya,” kata Guru Besar (Em.) Ilmu Gizi IPB kepada KORAN SINDOdi kantornya bertempat di bilangan Pejaten, Jakarta Selatan, beberapa waktu silam.

Menyiasatinya, pemerintah lewat tempat-tempat pelayanan kesehatan seperti puskesmas dan posyandu sejak tahun 1990-an, rutin menyediakan kapsul vitamin A sebanyak dua kali dalam setahun kepada balita. Namun, langkah ini dirasakan belum cukup. Kelemahannya tidak dapat menjangkau daerah terpencil yang tidak memiliki posyandu.

Karena itu, distribusi vitamin A kapsul ini tidak merata di Nusantara. Karena itu, pemerintah mencari ”kendaraan” lain untuk vitamin ini, sampai akhirnya di banyak negara diperkenalkan teknologi fortifikasi vitamin A di tiga komoditi pangan, yaitu gula, tepung terigu, dan minyak goreng.

Setelah melalui berbagai studi dan percobaan di Makassar pada tahun 2008, dimulailah produksi minyak goreng pada 2010 dengan fortifikasi vitamin A dalam skala besar. Prof Soekirman menyebutkan, kebutuhan vitamin A untuk anak-anak usia satu sampai tiga tahun sebesar 300 mikrogram (1,000 IU).

Adapun anakanak kurang mampu hanya bisa mendapat asupan 40% dari angka tersebut, bahkan lebih rendah. Fortifikasi vitamin A dalam minyak goreng mampu menyumbang 40% sebagai tambahan. Hal ini juga berpengaruh pada ASI sehingga bayi juga mendapat asupan vitamin A.

”Ke depan mulai 2016 semua produk minyak goreng akan difortifikasi vitamin A sehingga dapat menjangkau semua lapisan masyarakat,” ujar Ketua Yayasan Kegizian untuk Pengembangan Fortifikasi Pangan Indonesia (KFI) ini. Adapun yang diutamakan minyak goreng curah. Namun, mulai Maret 2016 seluruh minyak goreng harus dijual dalam kemasan yang juga sudah difortifikasi.

Minyak goreng fortifikasi ini tidak akan mengubah rasa, warna, maupun aroma. Fortifikasi merupakan upaya peningkatan mutu gizi bahan makanan dengan menambahkan satu atau lebih zat gizi mikro tertentu pada bahan makanan ataupun makanan. Soekirman mencontohkan, di Amerika Latin misalnya, semua produk gula sudah difortifikasi dengan vitamin A.

”Untuk syarat ekspor minyak goreng nanti sudah harus difortifikasi vitamin A. Di negara Eropa misalnya, bahkan ditambah vitamin D,” tutur alumnus S-3 di University, Ithaca, New York tersebut. Menurut David Kiefer MD dari webmd, vitamin A adalah kunci dari penglihatan yang bagus, termasuk menjaga daya tahan tubuh, dan pertumbuhan sel.

Ada dua tipe vitamin A, yakni retinoid yang berasal dari produk hewani dan beta karoten yang merupakan tipe vitamin A berasal dari tumbuhan. Olahan susu, hati sapi, dan daging merah merupakan sumber vitamin A dari hewan. Adapun vitamin A dari sayuran bisa terdapat pada ubi, wortel, bayam, dan aprikot misalnya. Vitamin A berguna bagi perkembangan janin yang optimal.

Sifatnya mudah larut di dalam lemak dan air. Dengan mengonsumsi vitamin A yang cukup akan membantu dalam perkembangan mata, organ mata, tulang, dan kesehatan kulit janin. Ibu hamil yang kurang mengonsumsi vitamin A, ada kemungkinan bayi yang nantinya dilahirkan memiliki berat badan yang rendah dan tidak normal,

yaitu di bawah 2,5 kg yang memiliki risiko lemah, perkembangan kognitif, afektif, dan psikomotor yang lebih lambat, hingga gangguan pada fungsifungsi organ dalam. Sementara itu, vitamin A juga berkhasiat meningkatkan kekebalan tubuh. Dengan kandungan senyawa retinil palmitat dan retinil asetat, vitamin A mampu mencegah infeksi yang ditimbulkan oleh organisme kecil merugikan (parasit). Misalkan saja bakteri yang masuk melalui saluran pernapasan.

Sri noviarni
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4959 seconds (0.1#10.140)