Kesepian Turunkan Mental Orang Tua
A
A
A
Masa tua merupakan periode penutup dalam rentang hidup seseorang. Pada masa itu, manusia berpotensi mengalami masalah-masalah kesehatan secara umum maupun psikologis.
Salah satu masalah psikologis yang kerap dialami orang lanjut usia adalah kesepian. Merasa kesepian bukanlah hal baru dan wajar dirasakan setiap orang. Kesepian merupakan keadaan emosi dan kognitif yang tidak bahagia yang diakibatkan hasrat akan berhubungan akrab, tetapi tidak dapat mencapainya.
Keadaan seseorang merasa jauh atau tersisih dari lingkungan sosial karena melemahnya nilai-nilai kekerabatan dalam kehidupan berkeluarga. Apalagi ketika anak telah berkeluarga dan meninggalkan rumah. Seperti yang dilansir Everyday Health, penelitian yang melibatkan lebih dari 8.300 orang dewasa yang berusia 65 tahun ke atas di Amerika (dihitung setiap dua tahun, antara tahun 1998 dan 2010), 17% di antaranya merasa kesepian dan setengah dari mereka merasa depresi akibat kesepian.
Sebuah studi baru menunjukkan, kesepian dan depresi berkaitan dengan peningkatan risiko penurunan mental pada orang tua. Penurunan mental 20% lebih cepat di antara orangorang yang kesepian jika dibandingkan dengan mereka yang tidak kesepian. Namun, fungsi mental yang lebih rendah tidak menyebabkan memburuknya kesepian.
Nancy Donovan, selaku Geriatric Psychiatrist di Brigham and Womens Hospital di boston dan Instructor in Psychiartry di Harvard Medical School, mengatakan, studi ini menunjukkan bahwa satu atau dua gejala depresi, terutama kesepian, dikaitkan dengan peningkatan laju penurunan kognitif lebih dari 12 tahun.
“Kami menemukan bahwa orang yang merasa kesepian mengalami penurunan kognitif lebih cepat dibandingkan dengan orang yang selalu meng-update media sosial (tidak kesepian). Meskipun kesepian dan depresi berkaitan erat, kesepian memiliki efek penurunan kognitif,” katanya. Studi ini menyatakan adanya hubungan antara kesepian, depresi dan peningkatan risiko penurunan mental, tapi tidak membuktikan adanya sebabakibat.
MG-2
Salah satu masalah psikologis yang kerap dialami orang lanjut usia adalah kesepian. Merasa kesepian bukanlah hal baru dan wajar dirasakan setiap orang. Kesepian merupakan keadaan emosi dan kognitif yang tidak bahagia yang diakibatkan hasrat akan berhubungan akrab, tetapi tidak dapat mencapainya.
Keadaan seseorang merasa jauh atau tersisih dari lingkungan sosial karena melemahnya nilai-nilai kekerabatan dalam kehidupan berkeluarga. Apalagi ketika anak telah berkeluarga dan meninggalkan rumah. Seperti yang dilansir Everyday Health, penelitian yang melibatkan lebih dari 8.300 orang dewasa yang berusia 65 tahun ke atas di Amerika (dihitung setiap dua tahun, antara tahun 1998 dan 2010), 17% di antaranya merasa kesepian dan setengah dari mereka merasa depresi akibat kesepian.
Sebuah studi baru menunjukkan, kesepian dan depresi berkaitan dengan peningkatan risiko penurunan mental pada orang tua. Penurunan mental 20% lebih cepat di antara orangorang yang kesepian jika dibandingkan dengan mereka yang tidak kesepian. Namun, fungsi mental yang lebih rendah tidak menyebabkan memburuknya kesepian.
Nancy Donovan, selaku Geriatric Psychiatrist di Brigham and Womens Hospital di boston dan Instructor in Psychiartry di Harvard Medical School, mengatakan, studi ini menunjukkan bahwa satu atau dua gejala depresi, terutama kesepian, dikaitkan dengan peningkatan laju penurunan kognitif lebih dari 12 tahun.
“Kami menemukan bahwa orang yang merasa kesepian mengalami penurunan kognitif lebih cepat dibandingkan dengan orang yang selalu meng-update media sosial (tidak kesepian). Meskipun kesepian dan depresi berkaitan erat, kesepian memiliki efek penurunan kognitif,” katanya. Studi ini menyatakan adanya hubungan antara kesepian, depresi dan peningkatan risiko penurunan mental, tapi tidak membuktikan adanya sebabakibat.
MG-2
(bbg)