Makan Perlahan agar Kenyang Lebih Lama
A
A
A
SEBUAH penelitian yang dikutip situs Daily Mailmenyebutkan, orang yang makan perlahan dan tenang akan merasa kenyang lebih tahan lama dibanding mereka yang makan dengan cepat.
Penelitian terdahulu telah menemukan, orang yang makan lebih lambat memiliki indeks massa tubuh (BMI) yang lebih rendah dari mereka yang melahap makanan mereka terburuburu. Namun, alasan makan perlahan-lahan sering dikaitkan dengan berat badan yang kecil, sejauh ini telah dipahami dengan buruk. Untuk menyelidiki apakah kecepatan makan berpengaruh terhadap rasa lapar?
Peneliti dari University of Bristol mencoba menguaknya. Mereka memberikan makanan kepada relawan sup tomat Sainsbury melalui tabung ke dalam mulut mereka. Cara ini untuk mencegah peneliti menilai secara visual berapa banyak sup telah dimakan. Para peserta kemudian harus memompa 400 ml sup ke dalam mulut mereka pada dua kecepatan yang berbeda. Salah satunya pada tingkat yang cepat dari 11,8 ml selama dua detik, diikuti dengan jeda empat detik. Yang lain, diberikan dengan tingkat lambat yaitu sebanyak 5,4 ml sup untuk satu detik diikuti dengan jeda sepuluh detik.
Sebanyak 40 relawan kemudian ditanya bagaimana rasa kenyang yang mereka rasakan pada akhir makan dan dua jam setelahnya. Mereka yang mengambil sup lebih lambat mengatakan, merasa lebih kenyang daripada yang makan lebih cepat, baik itu setelah ujian maupun dua jam kemudian. Partisipan yang makan lebih lambat juga beranggapan secara berlebihan berapa banyak makanan yang mereka makan dengan menebak bahwa rata-rata mereka makan 108 ml lebih sup daripada kelompok lainnya.
Ann McDonald, seorang peneliti di Harvard University, mencoba menjelaskan tentang hal ini. Menurut dia, hormon dalam perut memiliki peran untuk bermain terhadap rasa kenyang. Hormon leptin yang diproduksi oleh sel-sel lemak, mengirimkan sinyal ke otak berdasarkan berapa banyak lemak yang kita hanya makan dan berapa banyak yang disimpan dalam tubuh. Hormon lain yang diproduksi oleh lambung didasarkan pada bagaimana peregangannya.
Penelitian telah menunjukkan, leptin bersama dengan hormon lain berinteraksi dengan hormon dopamin di otak untuk menciptakan perasaan senang dan kenyang setelah makan. Orang-orang yang makan terlalu cepat tidak memberikan sistem hormonal ini kesempatan untuk bekerja.
“Orang-orang yang mencoba untuk menurunkan berat badan mungkin bisa memulainya dengan mengunyah makanan lebih lambat. Dengan cara itu, mereka membiarkan diri cukup waktu untuk merasakan kesenangan dan rasa kenyang,” kata Ann McDonald.
Larissa huda
Penelitian terdahulu telah menemukan, orang yang makan lebih lambat memiliki indeks massa tubuh (BMI) yang lebih rendah dari mereka yang melahap makanan mereka terburuburu. Namun, alasan makan perlahan-lahan sering dikaitkan dengan berat badan yang kecil, sejauh ini telah dipahami dengan buruk. Untuk menyelidiki apakah kecepatan makan berpengaruh terhadap rasa lapar?
Peneliti dari University of Bristol mencoba menguaknya. Mereka memberikan makanan kepada relawan sup tomat Sainsbury melalui tabung ke dalam mulut mereka. Cara ini untuk mencegah peneliti menilai secara visual berapa banyak sup telah dimakan. Para peserta kemudian harus memompa 400 ml sup ke dalam mulut mereka pada dua kecepatan yang berbeda. Salah satunya pada tingkat yang cepat dari 11,8 ml selama dua detik, diikuti dengan jeda empat detik. Yang lain, diberikan dengan tingkat lambat yaitu sebanyak 5,4 ml sup untuk satu detik diikuti dengan jeda sepuluh detik.
Sebanyak 40 relawan kemudian ditanya bagaimana rasa kenyang yang mereka rasakan pada akhir makan dan dua jam setelahnya. Mereka yang mengambil sup lebih lambat mengatakan, merasa lebih kenyang daripada yang makan lebih cepat, baik itu setelah ujian maupun dua jam kemudian. Partisipan yang makan lebih lambat juga beranggapan secara berlebihan berapa banyak makanan yang mereka makan dengan menebak bahwa rata-rata mereka makan 108 ml lebih sup daripada kelompok lainnya.
Ann McDonald, seorang peneliti di Harvard University, mencoba menjelaskan tentang hal ini. Menurut dia, hormon dalam perut memiliki peran untuk bermain terhadap rasa kenyang. Hormon leptin yang diproduksi oleh sel-sel lemak, mengirimkan sinyal ke otak berdasarkan berapa banyak lemak yang kita hanya makan dan berapa banyak yang disimpan dalam tubuh. Hormon lain yang diproduksi oleh lambung didasarkan pada bagaimana peregangannya.
Penelitian telah menunjukkan, leptin bersama dengan hormon lain berinteraksi dengan hormon dopamin di otak untuk menciptakan perasaan senang dan kenyang setelah makan. Orang-orang yang makan terlalu cepat tidak memberikan sistem hormonal ini kesempatan untuk bekerja.
“Orang-orang yang mencoba untuk menurunkan berat badan mungkin bisa memulainya dengan mengunyah makanan lebih lambat. Dengan cara itu, mereka membiarkan diri cukup waktu untuk merasakan kesenangan dan rasa kenyang,” kata Ann McDonald.
Larissa huda
(ars)