Di Balik Layar Halfworlds

Sabtu, 08 Agustus 2015 - 10:59 WIB
Di Balik Layar Halfworlds
Di Balik Layar Halfworlds
A A A
AWAL Juni lalu, KORAN SINDO berkesempatan mengunjungi lokasi syuting Halfworlds, serial terbaru orisinal HBOAsia karya Joko Anwar, yang juga dibintangi beberapa pelakon asal Indonesia.

Seperti apa suasana syutingnya dan apa komentar Joko Anwar? Hari sudah menjelang tengah malam saat KORAN SINDO berkunjung ke lokasi syuting Halfworldsdi Infinity Studios, Batam, Kepulauan Riau. Sebenarnya, saat itu adalah waktu yang tepat untuk memulai beristirahat, tapi justru para kru dan pemain sedang semangat-semangatnya menjalani proses syuting.

Erica North, Head Programming and Production HBO Asia tampak tepekur menyimak hasil gambar dari layar monitor. Sementara Reza Rahadian, salah satu aktor utama pemeran Halfworlds, serius menyimak arahan sutradara Joko Anwar yang berdiri di belakang kamera, yang jaraknya sekitar 20 meter dari lokasi Erica duduk.

Selepas merekam sceneyang menjadi bagiannya, Reza dengan wajah sumringah datang menyapa para wartawan. Aktor peraih dua Piala FFI ini bahkan asyik bercanda dengan Bront Palarae, aktor Malaysia yang bergabung dalam serial ini.

Di lain waktu, aktris Tara Basro dengan kostum jubah hitam panjang beraksi menggorok leher lawan mainnya. Adegan ini diselesaikan Tara dengan cepat tanpa banyak retake. Halfworldsmulai melakukan syuting pada Juni tahun ini.

Rencananya, film laga thriller yang berkisah tentang dunia iblis bernama The Demits ini akan tayang di HBO Asiapada akhir tahun. Selain Reza Rahadian dan Tara Basro, aktor Indonesia seperti Arifin Putra, Adinia Wirasti, Hannah Al- Rashid, Alex Abbad, Ario Bayu, Verdi Solaiman, dan aktris baru dari Bali Salvita Decorte akan turut bermain.

Adapun selain aktor Malaysia Bront Palarae, aktor Singapura Nathan Hartono dan Puteri Balqis, pemenang Best Actress Asian Televisioan Awards 2014yang baru berusia 8 tahun, juga bergabung dalam deretan cast Halfworlds.

Joko Anwar yang ditemui di sela-sela syuting, mengaku beruntung mendapat tawaran menyutradarai serial delapan episode ini dari HBO Asia. “Saya didukung castyang luar biasa, juga kru Indonesia terbaik. Bodoh jika saya tidak mengambil tawaran ini,” ujar Joko yang memang memiliki mimpi menyutradarai serial televisi.

Ditambah lagi, kisah tentang dunia “kegelapan” dan supranatural adalah “makanan” bagi sutradara Kala, Pintu Terlarang, dan Modus Anomaliini. “Saya selalu tertarik dengan dunia iblis, supranatural, fiksi ilmiah, dan cult.

Film saya selalu tentang itu. Ketika saya diberi tema tersebut untuk delapan episode, tentu saya bisa bereksplorasi lebih dalam dan ini jadi hal yang menyenangkan,” kata sutradara yang segera akan merilis film terbarunya, A Copy of My Mind.

Ketertarikannya pada dunia “kelam” pula yang membuat Joko memilih untuk meminjam mitologi supranatural Indonesia sebagai latar serial Halfworlds. Baginya, Indonesia kaya akan mitologi yang “seksi” jika diangkat menjadi cerita film.

“Kebanyakan mitologi Indonesia juga tidak berbeda jauh dengan di negara Asia lainnya. Maka dari itu, saya yakin cerita Halfworlds juga bisa diterima oleh orang Asia lainnya,” kata Joko. Meski berbasis pada cerita dari Asia, tim HBO Asiatetap menjaga agar serial ini bisa dinikmati secara universal oleh penonton dari latar belakang manapun.

Ini terlihat saat pemaparan visualisasi kostum yang dipakai oleh para pemain, khususnya tokoh The Demits yang masih berkiblat pada kostum jubah hitam panjang ala film Hollywood.

Namun, soal kostum tentu hanya sebagian kecil dari keseluruhan visual dan gaya penceritaan yang ditawarkan Joko dalam serial berdurasi 60 menit ini. Joko dan tim HBO Asiaberjanji, visual Halfworlds akan setara dengan film layar lebar. Begitu juga dalam gaya penceritaan.

“Kami memasang standar yang tinggi untuk serial ini dan berharap ini akan menjadi breakthroughbagi televisi,” pungkas Joko.

Herita Endriana
(ftr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7446 seconds (0.1#10.140)