Indonesia Masuk Asian Project Market
A
A
A
DUA sutradara Indonesia, Mouly Surya dan Eddie Cahyono, akan meramaikan Asian Project Market (APM) pada perhelatan Busan International Film Festival (BIFF) yang akan dilaksanakan pada 4–6 Oktober 2015.
Ada 30 proyek film dari 15 negara yang juga ikut serta. APM memberi kesempatan kepada para sineas peserta untuk mencari mitra koproduksi, sales agent, distributor, dan potensi pembiayaan. Acara ini merupakan bagian penting yang tidak terpisahkan dari salah satu festival film bergengsi ini, terutama di kawasan Asia Pasifik.
Tahun ini menandakan ke-20 kalinya festival yang diadakan di semenanjung Korea ini. Proyek film Mouly Surya yang akan dipresentasikan dalam APM adalah Marlina The Murder In Four Acts.
Skenarionya ditulis oleh Garin Nugroho dan diproduseri oleh Rama Adi serta Fauzan Zidni. Film Mouly sebelumnya, What They Don’t Talk About When They Talk About Love, memenangkan Best Pitching Projectpada APM 2010.
Film Don’t Talk Loveyang diperankan oleh Nicholas Saputra dan Ayushita Nugraha menjadi film Indonesia pertama yang berkompetisi pada Sundance Film Festival2013. “Semoga berita ini menjadi awal yang baik untuk proyek kami ke depannya,” ujar perempuan pertama yang memenangkan Piala Citra sebagai sutradara terbaik pada 2009 lewat Fiksi, dalam keterangan tertulis yang diterima oleh KORAN SINDO.
Sementara itu, sutradara Eddie Cahyono kembali bekerja sama dengan Ifa Isfansyah dalam menggarap proyek berjudul The Wasted Land. Kolaborasi dua sineas dari Yogyakarta ini sebelumnya sukses mengantarkan film pertama Eddie, Siti, ke berbagai festival film internasional, termasuk Singapura, Rotterdam, dan Shanghai.
Dalam pelaksanaannya, APM banyak menjadi barometer bagi film-film Indonesia yang berprestasi di tingkat internasional. Tahun lalu, A Copy of My Mindkarya sutradara Joko Anwar berhasil mendapatkan dana USD10.000 dari APM.
(Herita)
Ada 30 proyek film dari 15 negara yang juga ikut serta. APM memberi kesempatan kepada para sineas peserta untuk mencari mitra koproduksi, sales agent, distributor, dan potensi pembiayaan. Acara ini merupakan bagian penting yang tidak terpisahkan dari salah satu festival film bergengsi ini, terutama di kawasan Asia Pasifik.
Tahun ini menandakan ke-20 kalinya festival yang diadakan di semenanjung Korea ini. Proyek film Mouly Surya yang akan dipresentasikan dalam APM adalah Marlina The Murder In Four Acts.
Skenarionya ditulis oleh Garin Nugroho dan diproduseri oleh Rama Adi serta Fauzan Zidni. Film Mouly sebelumnya, What They Don’t Talk About When They Talk About Love, memenangkan Best Pitching Projectpada APM 2010.
Film Don’t Talk Loveyang diperankan oleh Nicholas Saputra dan Ayushita Nugraha menjadi film Indonesia pertama yang berkompetisi pada Sundance Film Festival2013. “Semoga berita ini menjadi awal yang baik untuk proyek kami ke depannya,” ujar perempuan pertama yang memenangkan Piala Citra sebagai sutradara terbaik pada 2009 lewat Fiksi, dalam keterangan tertulis yang diterima oleh KORAN SINDO.
Sementara itu, sutradara Eddie Cahyono kembali bekerja sama dengan Ifa Isfansyah dalam menggarap proyek berjudul The Wasted Land. Kolaborasi dua sineas dari Yogyakarta ini sebelumnya sukses mengantarkan film pertama Eddie, Siti, ke berbagai festival film internasional, termasuk Singapura, Rotterdam, dan Shanghai.
Dalam pelaksanaannya, APM banyak menjadi barometer bagi film-film Indonesia yang berprestasi di tingkat internasional. Tahun lalu, A Copy of My Mindkarya sutradara Joko Anwar berhasil mendapatkan dana USD10.000 dari APM.
(Herita)
(ftr)