Mengenal Generasi Millenial
A
A
A
GENERASI Millenial dicari dan didambakan oleh para pemasar dan brand. Sebab, selain berusia muda dan produktif, mereka juga selalu ingin mencoba sesuatu yang baru dan konsumtif.
Para peneliti menggunakan tahun lahir mulai 1980-an ke 2000-an untuk menentukan Generasi Millenial. Mengapa dicari dan didambakan? Karena generasi ini selalu terhubung, berubah-ubah tetapi memberi pengaruh sebagai penentu tren yang dapat membuat atau menghancurkan brand saat mereka memasuki tahun puncak pengeluaran mereka.
Di pasar dengan pertumbuhan tinggi seperti di Indonesia, di mana pendapatan tahunan gabungan dari generasi milenium mencapai USD38 miliar pada 2011, para remaja yang berpengaruh, paham teknologi secara radikal membentuk kembali dan bahkan merestrukturisasi lansekap ekonomi Indonesia.
Jadi siapakah Generasi Millenial ini sebenarnya, dan apa yang mendefinisikan perilaku dan sikap mereka? Studi global Crowd DNA pada 2014 yang mensurvei 11.000 remaja dari 13 negara, termasuk Indonesia, menemukan remaja Indonesia secara luas dapat dibagi menjadi tiga kelompok: Hyper-Connected, Architects dan Explorers.
Kehidupan generasi Hyper-connected (usia 13-15 tahun) berkisar antara keluarga dan teman-teman, dan teknologi terjalin dalam setiap bidang tunggal kehidupan mereka. Kelompok ini menempatkan nilai tertinggi pada media sosial dan perannya dalam kehidupan mereka. Kelompok Architects (16-19 tahun) adalah kelompok yang bergairah tentang pendidikan dan mulai berpikir tentang masa depan dan tujuan hidup mereka.
Kelompok terakhir, Explorers (usia 20-24 tahun), telah tumbuh untuk menggunakan teknologi lebih dari sekadar sarana untuk tetap berhubungan dengan teman dan keluarga, tetapi juga sebagai jalan untuk belajar tentang penyebab dan budaya global saat mereka.
Danang Arradian
Para peneliti menggunakan tahun lahir mulai 1980-an ke 2000-an untuk menentukan Generasi Millenial. Mengapa dicari dan didambakan? Karena generasi ini selalu terhubung, berubah-ubah tetapi memberi pengaruh sebagai penentu tren yang dapat membuat atau menghancurkan brand saat mereka memasuki tahun puncak pengeluaran mereka.
Di pasar dengan pertumbuhan tinggi seperti di Indonesia, di mana pendapatan tahunan gabungan dari generasi milenium mencapai USD38 miliar pada 2011, para remaja yang berpengaruh, paham teknologi secara radikal membentuk kembali dan bahkan merestrukturisasi lansekap ekonomi Indonesia.
Jadi siapakah Generasi Millenial ini sebenarnya, dan apa yang mendefinisikan perilaku dan sikap mereka? Studi global Crowd DNA pada 2014 yang mensurvei 11.000 remaja dari 13 negara, termasuk Indonesia, menemukan remaja Indonesia secara luas dapat dibagi menjadi tiga kelompok: Hyper-Connected, Architects dan Explorers.
Kehidupan generasi Hyper-connected (usia 13-15 tahun) berkisar antara keluarga dan teman-teman, dan teknologi terjalin dalam setiap bidang tunggal kehidupan mereka. Kelompok ini menempatkan nilai tertinggi pada media sosial dan perannya dalam kehidupan mereka. Kelompok Architects (16-19 tahun) adalah kelompok yang bergairah tentang pendidikan dan mulai berpikir tentang masa depan dan tujuan hidup mereka.
Kelompok terakhir, Explorers (usia 20-24 tahun), telah tumbuh untuk menggunakan teknologi lebih dari sekadar sarana untuk tetap berhubungan dengan teman dan keluarga, tetapi juga sebagai jalan untuk belajar tentang penyebab dan budaya global saat mereka.
Danang Arradian
(ars)