Promosikan Jawa Tengah ala 'Kaisar Ming'

Kamis, 13 Agustus 2015 - 11:33 WIB
Promosikan Jawa Tengah ala Kaisar Ming
Promosikan Jawa Tengah ala 'Kaisar Ming'
A A A
SEMARANG - Peringatan 610 Tahun Laksamana Cheng Ho di Sam Po Kong, Semarang betul-betul menghebohkan. Pasalnya kehadiran Menpar Arief Yahya dalam prosesi tahunan dengan menggunakan kostum ala Kaisar Ming, sang Admiral di Tiongkok pada tahun 1405 hingga 1433 menarik perhatian warga.

Dengan jubah hitam, baju merah, berdesain naga emas ditambah topi kerajaan dan senjata pedangnya, Menpar menelusuri pelataran Sam Po Kong. Klenteng terbesar di Jawa, yang pernah disinggahi Cheng Ho, ketika juru mudinya sakit.

Sambutan liong-liong dan tabuhan khas Barongsai Tiongkok, pria asli Banyuwangi itu melepas prosesi arak-arakan menuju Klenteng Tay Kak Sie, Gang Lombok 62, Semarang.

“610 tahun yang lalu, kemitraan Tiongkok-Indonesia (Sriwijaya dan Majapahit) sudah sangat dekat. Sampai-sampai dalam kurun 28 tahun, berlabuh tujuh kali ekspedisi, di 10 kota, yakni Aceh, Kepulauan Riau, Bangka-Belitung, Palembang, Jakarta, Cirebon, Semarang, Tuban, Surabaya dan Bali,” kata Menpar Arief Yahya, di Sam Po Kong Semarang.

Menpar menjelaskan, pada 15 Juli 1405, Admiral Cheng Ho memulai perjalanan dunia dari Nanking (dulu ibu kota China, sebelum dipindahkan ke Beijing) melewati kawasan Laut Cina Selatan, semenanjung Malaka, bagian barat Nusantara, semenanjung India, Jazirah Arab, hingga ke Mogadisu di Afrika Timur. Ada sekitar 30 negara yang pernah dilewati Jalur Cheng Ho.

“Ini tonggak sejarah yang amat penting bagi pariwisata nasional saat ini. Kita napak tilas, mengenang jejak warisan sejarah maritim dunia dengan Jalur Samudera Cheng Ho. Itu yang akan kami promosikan, bernostalgia sekaligus berwisata budaya, yang bisa menjadi salah satu daya tarik dan unggulan pariwisata Indonesia,” jelas Arief.

Jawa Tengah, kata Arief Yahya, harus kompak dengan DIY dalam urusan pariwisata. Jawa Tengah ini lengkap, punya Borobudur, candi peninggalan Budha terbesar di dunia. Punya Candi Prambanan, peninggalan Hindu tertinggi di dunia. Punya Ratu Boko yang dibangun di atas Gunung Buntung. Juga punya Sam Po Kong, petilasan Laksamana Cheng Ho yang juga terbesar dan terhebat di Indonesia.

“Satu tahun Jawa Tengah dan Jogja itu hanya 400 ribu wisatawan mancanegara. Itu terlalu minim untuk ukuran potensi sebesar ini. Tahun 2019 nanti, kami targetkan 2 juta wisman yang hadir Jateng-Jogja. Kita punya tiga bandara, yang sudah berstatus internasional juga. Punya pelabuhan Tanjung Emas. Itu adalah kemudahan akses yang luar biasa. Tinggal menemukan titik-titik penting yang bisa dijadikan bahan untuk promosi ke originasi,”tnndasnya.
(wbs)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5626 seconds (0.1#10.140)