Tetap Produktif Kala Masalah Mendera
A
A
A
Kehidupan pribadi tiap manusia tentu tak selalu berjalan mulus. Lalu apa yang harus dilakukan saat tibatiba masalah pribadi mencuat saat Anda tengah membutuhkan waktu dan tenaga ekstra untuk bekerja?
Jika Anda telah membuat karier menjadi prioritas utama, Anda pastinya akan menghormati komitmen profesional Anda dan terus berjuang untuk terus maju di pekerjaan. Bahkan, mungkin Anda membuat pengorbanan di berbagai sisi kehidupan pribadi Anda.
Misalkan saja tetap berkarya ketika tubuh sedang tidak fit. Termasuk menempatkan kehidupan sosial Anda di belakang karier Anda. Namun, bagaimana Anda menjaga ambisi karier tetap berada di jalur ketika peristiwa besar dalam hidup tiba-tiba mengganjal dunia Anda? Misalkan ketika anggota keluarga didiagnosis dengan kanker dan Anda mengalami kesulitan keuangan yang serius, atau tunangan Anda meminta Anda untuk segera dinikahi.
Krisis seperti ini terjadi kepada kita semua dan bisa menyerang setiap saat. Masalah ini juga menjadi tantangan besar bagi pekerjaan Anda. Di sini dipertaruhkan banyak hal. Mulai dari nama baik Anda hingga tanggung jawab profesional. Tak heran ketika masalah ini menyerang, pikiran pun mulai kacau. Tak ada lagi ide cemerlang atau rasanya begitu berat membuat klien senang.
Di depan meja kerja, Anda seolah hanya siap meneteskan air mata. Jika sudah begini, rasanya mustahil melakukan pekerjaan dengan maksimal. Pada saat yang sama, Anda tahu itu penting untuk menjaga karier Anda, belum lagi mempertahankan rutinitas. Untuk menemukan keseimbangan yang tepat, berikut beberapa tips untuk memandu pekerjaan ketika Anda mengalami gangguan besar dalam kehidupan pribadi Anda, seperti dikutip laman The Muse.
Pikirkan sebelum Anda berbagi cerita
Anda harus berpikir lebih bijaksana. Sebelum bercerita, Anda harus berpikir tentang manfaat dan kerugian. Jika Anda mengalami masalah kesehatan, mungkin perlu untuk mengungkapkan beberapa spesifikasi tentang situasi Anda kepada atasan dan tim kerja, termasuk klien Anda.
Karena Anda mungkin memerlukan waktu keluar dari kantor untuk janji dokter. Juga pertimbangkan apa yang menjadi kebiasaan di kantor Anda. Misalnya, jika Anda memiliki jenis lingkungan kerja di mana kehidupan pribadi setiap orang adalah buku yang terbuka, mungkin terasa alami untuk berbagi tentang apa yang terjadi.
Namun jika kantor Anda mengedepankan profesionalisme, mungkin Anda bisa mengungkapkan rincian meskipun proses formal nantinya melibatkan manajer atau departemen SDM. Perlu diingat, jika Anda memilih untuk berbagi rincian tentang masalah pribadi Anda, rekan kerja mungkin akan menawarkan saran atau mengajukan pertanyaan. Tentukan apa yang akan Anda diskusikan dan apa yang tidak.
Jangan lupakan batasan dengan keluarga
Untuk berhasil mengelola krisis, Anda harus tahu kapan harus menetapkan batasan, bahkan dengan orang-orang terdekat Anda. Selama ini, keluarga dan temanteman mungkin ingin menjangkau Anda selama jam kerja untuk menawarkan bantuan. Biarkan mereka tahu apakah Anda akan dapat menjawab telepon saat di tempat kerja atau tidak sama sekali.
Berikan ruang untuk diri Anda
Setiap jenis krisis melibatkan kesedihan dan bagaimana Anda menangani kesedihan yang pada akhirnya akan menentukan seberapa cepat Anda bangkit kembali. Jika Anda mengalami masalah serius, jangan takut untuk mengambil jeda atau cuti dari pekerjaan. Hal ini penting daripada Anda memaksakan diri tetap masuk kerja dengan mata merah dan pikiran yang tidak fokus.
Memprioritaskan perawatan diri sangat penting ketika Anda sedang mengalami gejolak dan kehidupan profesional Anda akan lebih mudah tertata kembali. Hasilnya, Anda akan kembali siap ke kantor, tingkat emosional lebih terjaga, dan hasil pekerjaan Anda lebih baik.
Susi susanti
Jika Anda telah membuat karier menjadi prioritas utama, Anda pastinya akan menghormati komitmen profesional Anda dan terus berjuang untuk terus maju di pekerjaan. Bahkan, mungkin Anda membuat pengorbanan di berbagai sisi kehidupan pribadi Anda.
Misalkan saja tetap berkarya ketika tubuh sedang tidak fit. Termasuk menempatkan kehidupan sosial Anda di belakang karier Anda. Namun, bagaimana Anda menjaga ambisi karier tetap berada di jalur ketika peristiwa besar dalam hidup tiba-tiba mengganjal dunia Anda? Misalkan ketika anggota keluarga didiagnosis dengan kanker dan Anda mengalami kesulitan keuangan yang serius, atau tunangan Anda meminta Anda untuk segera dinikahi.
Krisis seperti ini terjadi kepada kita semua dan bisa menyerang setiap saat. Masalah ini juga menjadi tantangan besar bagi pekerjaan Anda. Di sini dipertaruhkan banyak hal. Mulai dari nama baik Anda hingga tanggung jawab profesional. Tak heran ketika masalah ini menyerang, pikiran pun mulai kacau. Tak ada lagi ide cemerlang atau rasanya begitu berat membuat klien senang.
Di depan meja kerja, Anda seolah hanya siap meneteskan air mata. Jika sudah begini, rasanya mustahil melakukan pekerjaan dengan maksimal. Pada saat yang sama, Anda tahu itu penting untuk menjaga karier Anda, belum lagi mempertahankan rutinitas. Untuk menemukan keseimbangan yang tepat, berikut beberapa tips untuk memandu pekerjaan ketika Anda mengalami gangguan besar dalam kehidupan pribadi Anda, seperti dikutip laman The Muse.
Pikirkan sebelum Anda berbagi cerita
Anda harus berpikir lebih bijaksana. Sebelum bercerita, Anda harus berpikir tentang manfaat dan kerugian. Jika Anda mengalami masalah kesehatan, mungkin perlu untuk mengungkapkan beberapa spesifikasi tentang situasi Anda kepada atasan dan tim kerja, termasuk klien Anda.
Karena Anda mungkin memerlukan waktu keluar dari kantor untuk janji dokter. Juga pertimbangkan apa yang menjadi kebiasaan di kantor Anda. Misalnya, jika Anda memiliki jenis lingkungan kerja di mana kehidupan pribadi setiap orang adalah buku yang terbuka, mungkin terasa alami untuk berbagi tentang apa yang terjadi.
Namun jika kantor Anda mengedepankan profesionalisme, mungkin Anda bisa mengungkapkan rincian meskipun proses formal nantinya melibatkan manajer atau departemen SDM. Perlu diingat, jika Anda memilih untuk berbagi rincian tentang masalah pribadi Anda, rekan kerja mungkin akan menawarkan saran atau mengajukan pertanyaan. Tentukan apa yang akan Anda diskusikan dan apa yang tidak.
Jangan lupakan batasan dengan keluarga
Untuk berhasil mengelola krisis, Anda harus tahu kapan harus menetapkan batasan, bahkan dengan orang-orang terdekat Anda. Selama ini, keluarga dan temanteman mungkin ingin menjangkau Anda selama jam kerja untuk menawarkan bantuan. Biarkan mereka tahu apakah Anda akan dapat menjawab telepon saat di tempat kerja atau tidak sama sekali.
Berikan ruang untuk diri Anda
Setiap jenis krisis melibatkan kesedihan dan bagaimana Anda menangani kesedihan yang pada akhirnya akan menentukan seberapa cepat Anda bangkit kembali. Jika Anda mengalami masalah serius, jangan takut untuk mengambil jeda atau cuti dari pekerjaan. Hal ini penting daripada Anda memaksakan diri tetap masuk kerja dengan mata merah dan pikiran yang tidak fokus.
Memprioritaskan perawatan diri sangat penting ketika Anda sedang mengalami gejolak dan kehidupan profesional Anda akan lebih mudah tertata kembali. Hasilnya, Anda akan kembali siap ke kantor, tingkat emosional lebih terjaga, dan hasil pekerjaan Anda lebih baik.
Susi susanti
(bbg)