Bangkitkan Semangat Kekunoan
A
A
A
Duran Duran bekerja total demi mencuri perhatian pencinta musik generasi sekarang. Tak hanya mengulik gaya bermusik, mereka juga menggandeng musisi muda guna mengobarkan semangat kekunoan.
Tiada seindah waktu itu. Mungkin ucapan tersebut terkenang di benak personel Duran Duran. Di benak grup musik Inggris yang beranggotakan Simon Le Bon, Nick Rhodes, John Taylor, dan Roger Taylor itu mungkin masih tersisa sedikit memori ketika mereka begitu berjaya pada era 1980-an. Pada tahun-tahun itu, Simon Le Bon cs memang begitu populer.
Lagu-lagu mereka selalu terdengar di seluruh penjuru dunia. Bagi mereka membuat anak-anak muda berteriak dapat dilakukan dengan mudah. Tidak hanya menginspirasi lewat lagu. Gaya mereka berbusana pun selalu ditunggu-tunggu. I Namun, semuanya sudah berubah. Dunia tidak lagi seperti dunia biasa yang seperti mereka senandungkan dulu, Ordinary World .
Duran Duran mulai sedikit dilupakan. Jadi merupakan sebuah kejutan ketika mereka memutuskan untuk membuat album baru lagi, “Paper Gods”. Tak hanya Duran Duran, grup musik lawas lainnya, tentu merasakan hal yang sama. Namun, hal tersebut tidak membuat mereka berhenti mencoba. Mereka berusaha membangkitkan romantika musik 1980-an.
Alih-alih kekinian, seperti anak muda bilang, upaya Duran Duran bisa dibilang usang atau kekunoan. Untuk pemanasan single berjudul sama, “Paper Gods” sudah diluncurkan. Pada single tersebut, Duran Duran menggandeng seorang produser rekaman asal Birmingham, Mr Hudson.
Tak hanya Mr Hudson, di album ini Duran Duran banyak melibatkan musisi-musisi terkemuka. Pada single sebelumnya, Pressure Off , Duran Duran berkolaborasi dengan Janelle Monae dan Nile Rodgers. Selain itu, masih banyak lagi musisi yang melakukan kolaborasi dalam album “Paper Gods” tersebut, seperti Kiesza, Lindsay Lohan, John Frusciante, Jonas Bjerre, dan John Frusciante.
“John Frusciante tiba-tiba saja mengirim e-mail dan menanyakan soal album baru kami. Dia mengaku sangat ingin membantu kami membuat album. Dia juga mengaku sangat menyenangi lagu kami, terutama Save a Prayer ,” ucap Simon Le Bon. Album ini akan menjadi misi khusus bagi Duran Duran dalam memopulerkan genre musik yang pernah berjaya pada tahun 1980-an.
Seperti yang dilansir Village Voice, Mark Ronson yang dipercaya sebagai produser juga sudah mengingatkan mereka dari awal kalau ia ingin membawa kembali masa jaya Duran Duran pada tahun 1980-an. “Aku ingin mengulang masa kejayaan Duran Duran pada tahun 1980-an. Itu hal yang ia (Mark Ronson) rasakan,” ungkap Le Bon.
Di sisi lain, Le Bon juga mengatakan dalam penggarapan album baru ini mereka mulai mendengarkan The Killers, Bloc Party, sampai Franz Ferdinand sebagai acuan mereka atas musik modern yang mengusung sound 80-an. Dari upayanya Duran Duran memang terkesan serius untuk memopulerkan genre musik 80-an. Padahal, sekadar bertahan sudah lebih dari cukup buat mereka.
Berhasil membuat 14 album, bukanlah pekerjaan yang mudah untuk sebuah grup musik yang berdiri sejak tahun 1980-an. Toh, jika mereka gagal, mereka tidak perlu menangisi apa yang telah mereka lakukan. Ini memang bukan dunia yang dulu mereka kenal.
Wahyu sibarani
Tiada seindah waktu itu. Mungkin ucapan tersebut terkenang di benak personel Duran Duran. Di benak grup musik Inggris yang beranggotakan Simon Le Bon, Nick Rhodes, John Taylor, dan Roger Taylor itu mungkin masih tersisa sedikit memori ketika mereka begitu berjaya pada era 1980-an. Pada tahun-tahun itu, Simon Le Bon cs memang begitu populer.
Lagu-lagu mereka selalu terdengar di seluruh penjuru dunia. Bagi mereka membuat anak-anak muda berteriak dapat dilakukan dengan mudah. Tidak hanya menginspirasi lewat lagu. Gaya mereka berbusana pun selalu ditunggu-tunggu. I Namun, semuanya sudah berubah. Dunia tidak lagi seperti dunia biasa yang seperti mereka senandungkan dulu, Ordinary World .
Duran Duran mulai sedikit dilupakan. Jadi merupakan sebuah kejutan ketika mereka memutuskan untuk membuat album baru lagi, “Paper Gods”. Tak hanya Duran Duran, grup musik lawas lainnya, tentu merasakan hal yang sama. Namun, hal tersebut tidak membuat mereka berhenti mencoba. Mereka berusaha membangkitkan romantika musik 1980-an.
Alih-alih kekinian, seperti anak muda bilang, upaya Duran Duran bisa dibilang usang atau kekunoan. Untuk pemanasan single berjudul sama, “Paper Gods” sudah diluncurkan. Pada single tersebut, Duran Duran menggandeng seorang produser rekaman asal Birmingham, Mr Hudson.
Tak hanya Mr Hudson, di album ini Duran Duran banyak melibatkan musisi-musisi terkemuka. Pada single sebelumnya, Pressure Off , Duran Duran berkolaborasi dengan Janelle Monae dan Nile Rodgers. Selain itu, masih banyak lagi musisi yang melakukan kolaborasi dalam album “Paper Gods” tersebut, seperti Kiesza, Lindsay Lohan, John Frusciante, Jonas Bjerre, dan John Frusciante.
“John Frusciante tiba-tiba saja mengirim e-mail dan menanyakan soal album baru kami. Dia mengaku sangat ingin membantu kami membuat album. Dia juga mengaku sangat menyenangi lagu kami, terutama Save a Prayer ,” ucap Simon Le Bon. Album ini akan menjadi misi khusus bagi Duran Duran dalam memopulerkan genre musik yang pernah berjaya pada tahun 1980-an.
Seperti yang dilansir Village Voice, Mark Ronson yang dipercaya sebagai produser juga sudah mengingatkan mereka dari awal kalau ia ingin membawa kembali masa jaya Duran Duran pada tahun 1980-an. “Aku ingin mengulang masa kejayaan Duran Duran pada tahun 1980-an. Itu hal yang ia (Mark Ronson) rasakan,” ungkap Le Bon.
Di sisi lain, Le Bon juga mengatakan dalam penggarapan album baru ini mereka mulai mendengarkan The Killers, Bloc Party, sampai Franz Ferdinand sebagai acuan mereka atas musik modern yang mengusung sound 80-an. Dari upayanya Duran Duran memang terkesan serius untuk memopulerkan genre musik 80-an. Padahal, sekadar bertahan sudah lebih dari cukup buat mereka.
Berhasil membuat 14 album, bukanlah pekerjaan yang mudah untuk sebuah grup musik yang berdiri sejak tahun 1980-an. Toh, jika mereka gagal, mereka tidak perlu menangisi apa yang telah mereka lakukan. Ini memang bukan dunia yang dulu mereka kenal.
Wahyu sibarani
(bbg)