Inside Out Ajarkan Pentingnya Keluarga dalam Hubungan Manusia

Rabu, 19 Agustus 2015 - 00:02 WIB
Inside Out Ajarkan Pentingnya...
Inside Out Ajarkan Pentingnya Keluarga dalam Hubungan Manusia
A A A
JAKARTA - Mulai Rabu (19/8/2015), film animasi terbaru Pixar-Disney, Inside Out, akan tayang di seluruh bioskop di Indonesia. Sutradara film ini Pete Docter dan Ronnie del Carmen, menyempatkan diri datang ke Jakarta untuk langsung mempromosikan film yang pertama kali diperkenalkan di Festival Film Cannes beberapa waktu lalu.

Inside Out bercerita tentang petualangan lima karakter emosi yang saling membantu. Mereka berada di dalam tubuh seorang gadis berusia 11 tahun bernama Riley. Misi mereka adalah membantu Riley melewati transisi sulit di hari pertama sekolahnya sejak keluarganya pindah ke kota baru yang menakutkan.

Di sela promosi mereka di Indonesia, Pete dan Ronnie menyempatkan diri untuk berbincang dengan sejumlah media di Indonesia. Dalam wawancara eksklusif dengan Sindonews, kedua sutradara ini menuturkan seperti apa Inside Out ini dan apa harapan mereka terhadap audiens di Indonesia. Berikut petikannya.

Inside Out sangat bagus karena membahas tentang perasaan manusia, tidak sekedar tentang mainan yang dapat berbicara atau monster. Jadi menurut Anda, apakah hubungan dengan manusia dalam film itu penting?
Pete: Penting, menurut saya di semua film itu penting. Di film ini awalnya saya merasa karakter yang memiliki emosi berbeda-beda itu menarik. Lalu saat dikembangkan saya ingin menjelaskan, misalnya bagaimana sebuah lagu tidak dapat hilang dari pikiran seseorang. Setahun kemudian, saya ingin menunjukan bahwa perasaan itu sangat penting bagi manusia. Jadi sebagai pembuat film, bila dapat menghubungkan dengan kehidupan manusia itu sangat penting karena bisa berinteraksi dengan audiens dan memiliki koneksi.

Ronnie: film ini memiliki konsep yang simpel tetapi dalam karena memainkan pikiran dan perasaan orang yang menontonnya, itulah yang membuatnya epic. Bahkan saat pembuatannya kami merasa agak takut, karena seperti yang kita ketahui bahwa pikiran dan perasaan seseorang bisa sangat kompleks dan tidak bisa ditebak. Karena bila kami membuat jalan cerita yang biasa, maka hal itu dapat membuat orang menjadi bosan. Maka dari itu saya merasa lega dengan cerita yang dibuat didalam film ini, yang bahkan bisa dikatakan cerita yang rumit, itulah yang membuatnya menarik. Pete Docter sendiri memiliki kepribadian seperti anak kecil yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, jika ia tidak memiliki kepribadian seperti itu ia tidak akan tertarik dengan tema film ini.

Bagaimana dengan menghubungkan konsep Inside Out dengan kehidupan manusia? Manusia tidak bisa merasa sedih bila sebelumnya tidak merasa senang, dan sebaliknya. Apakah konsep seperti ini sudah ada di pikiran Anda saat pertama kali ingin membuat cerita Inside Out?
Pete: Pertama kali tidak, karena pada awalnya saya hanya mendapat secercah ide yang kemudian saya kembangkan. Saat menulis cerita film ini saya mempunyai plot yang saya kembangkan, lalu bagaimana caranya dibuat dalam bentuk animasi yang dapat menggambarkan plot tersebut sehingga orang mengerti konsep yang saya maksud. Dan itu memakan waktu yang tidak sebentar.

Jadi berapa lama proses membuat film ini?
Pete: Ini memakan waktu 5 tahun. Pembuatan ceritanya sendiri memakan 3 sampai 3,5 tahun untuk mendapat cerita yang bagus, proses pembuatannya 18 bulan sampai 2 tahun.

Apa kendala yang Anda hadapi yang membuat film ini memakan waktu cukup lama?
Ronnie: Drama. Siapa yang dibenci dan siapa yang disukai tentu ada dalam semua proses. Tetapi inilah yang menarik dari Pixar, kendala yang kami alami bukan dari orang-orang melainkan dari proses itu sendiri. Banyak yang bertanya pada saya bagaimana cara saya bekerja tanpa konflik, tidak ada cara untuk menghindari konflik. Menurut saya yang dapat melahirkan kreatifitas adalah ide-ide yang bermunculan dan berbeda-beda dari setiap orang. Semua akan menjadi drama bila pada saat terjadi konflik kita menyikapinya dengan negatif. Lebih baik untuk bisa berkolaborasi, tidak diharuskan untuk setiap saat menjadi orang yang ramah, cukup kemukakan ide dan berkontribusi. Kreatifitas dapat membuat orang semangat dan dapat melahirkan ide-ide.

Pete: Ada pada saat kami menulis cerita untuk film ini, kami akan melihat seperti apa film ini dibuat. Pada saat itu kami akan mengundang semua orang yang terjun di produksi film ini untuk menonton screening film, ini sudah di umur produksi 3 tahun. Pada kenyataannya film ini memiliki scene yang bagus dan menyenangkan tetapi masih sulit di pahami. Maka kami harus mengubah kembali seluruh film dari awal, dan tentunya ini memakan biaya dan waktu. Dan Ronnie serta produser saya setuju dengan hal ini. Itulah Pixar, selalu ingin memberikan film terbaik.

Apa pesan yang ingin Anda sampaikan melalui film ini?
Ronnie: Menurut saya, yang terpenting adalah seberapa penting perasaan kita dan bagaimana cara kita saling terhubung. Sering kita tidak mau menunjukkan emosi kita pada orang lain, tapi itulah hal yang membuat kita terhubung. Hal itu yang membuat kita dapat memahami orang lain. Bila kita hanya berkumpul dan mengobrol, artinya hubungan kita belum dalam. Tapi bila teman bercerita ada masalah dengan orang tuanya dan merasa takut lalu kita merasakan hal yang sama, itulah yang membuat kita saling terhubung. Jadi saya pun sebagai orang tua ingin yang terbaik untuk anak-anak saya dan selalu memperlihatkan dunia yang sempurna. Tapi dunia jauh dari kata sempurna. Akan ada kekecewaan dan kehilangan. Sebagai orang tua saya tidak bisa memperbaiki semua untuk anak saya, tapi saya bisa ada untuk mereka untuk melalui semua hal yang mereka alami bersama-sama.

Inside Out mengalami penyesuaian saat diputar di sejumlah negara. Di Jepang tidak memakai brokoli, tapi green pepper. Apa alasannya? Dan, berapa versi yang dibuat?
Pete: Saya ingin orang mendalami film ini sehingga saya memakai hal-hal yang familiar di negaranya. Saat di Minnesota, saya sangat suka hoki, sedangkan di Indonesia orang menyukai sepak bola. Ini hanya hal tentang pemahaman, saya hanya menyesuaikan dengan market dimana film ini beredar.

Kami membuat film ini dalam 46 bahasa berbeda. Dengan bedanya bahasa, kami juga menyesuaikan animasinya agar bisa sesuai. Karena berbeda bahasa berbeda pengucapan, animasi pun harus berubah. Karena kami ingin dimanapun film ini beredar, orang dari budaya dan bahasa apapun dapat memahaminya dengan baik.

Film ini mempunyai banyak daya tarik, bagaimana cara memvisualisasikannya dan siapa target utamanya?
Pete: Saya berumur 46 tahun, awalnya saya membuat film yang menurut saya akan menarik bagi orang-orang seusia saya, lalu ditengah prosesnya saya menambahkan lelucon untuk menarik anak-anak agar menyukai film ini. Lalu dikembangkan lagi agar dapat menarik semua kalangan. Kami membuat film untuk semua umur.

Ronnie: Saya tidak bisa memaksa orang menonton film saya, tetapi reaksi ini tentu membuat saya senang, mereka menonton tanpa paksaan. Saya dan Pete sering melihat review dan rating tentang film ini, kami tidak perduli tentang berapa banyak uang yang dihasilkan. Kami ingin film ini diingat, seperti berapa banyak film yang Anda ingat semasa kecil? Yang membuat Anda ingin menontonnya lagi. Itu lah yang saya inginkan. Saya ingin membuat film yang membuat orang melupakan apa yang sedang dia kerjakan dan duduk untuk menonton.

Mengapa orang Indonesia harus menonton film ini?
Ronnie: Well, pertama, film ini menyenangkan. Yang kedua, karena semua orang memiliki perasaan. Karena film ini tentang keluarga dan semua keluarga mempunyai ceritanya sendiri yang menantang. Seperti bila kita berbicara dengan kakek kita, pasti ada cerita darinya tentang keluarga kita yang sedang mengalami masa-masa terpuruk. Ya, mungkin film ini tentang seorang remaja yang pindah dari Minnesota ke San Fransisco, tetapi cerita tersebut dapat terjadi dimanapun. Orang-orang pindah atau mengalami bencana alam, terkena macet dan terjebak. Saya pernah merasakan bencana alam topan sewaktu kecil tanpa orang tua, peristiwa itu membuat saya menjadi kuat dan bisa melakukan segala sesuatunya sendiri. Jadi film ini memang tentang kepindahan tetapi cara kita melihatnya dengan perasaan kita mungkin bisa jadi serupa. Hal-hal ini bisa terjadi pada kita semua dimanapun kita berada. Dan yang paling penting adalah kita akan menceritakannya kepada keluarga kita, tidak ada orang lain yang lebih baik daripada keluarga kita sendiri. Itulah pesan penting dari film ini.

Seperti apa kalian ketika berusia 11 tahun dan emosi apa yang paling dominan?
Pete: Saya ini anak yang pendiam dan pemalu, saya lebih sering menggambar daripada bermain. Saya lebih suka berekspresi dengan gambar. Tapi itu yang membuat saya bisa menjadi seperti sekarang. Emosi saya adalah ketakutan, malu, dan senang. Saat saya senang melakukan sesuatu biasanya saya tenggelam kedalamnya dan tidak memikirkan waktu.

Ronnie: Saat saya berumur 11 tahun emosi yang saya rasakan adalah sedih. Karena itu adalah masa sulit. Di Fillipina tahun 1971, negara saya bukan tempat yang aman. Saat kecil saya merasa itu sangat menyeramkan. Tetapi sewaktu kecil saya menghibur diri saya dengan menggambar dan menciptakan dunia saya sendiri. Ayah saya yang melihat bakat saya tersebut, tetapi saya adalah anak yang pendiam dan senang menyendiri. Bahkan sewaktu remaja saya takut dengan lawan jenis. Tapi saya juga seorang yang romantis, saya suka mendengarkan musik dan menggambar perempuan, hal-hal tentang cinta. Saya ingin cepat dewasa untuk merasakan itu semua. Itu masa kecil yang menyenangkan, bila tidak saya tidak akan ada disini saat ini.
(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1691 seconds (0.1#10.140)