RSIA Bunda Terus Optimalkan Robot Bedah
A
A
A
Kemajuan teknologi juga turut membawa pengaruh pada dunia medis yang diharapkan mampu meningkatkan harapan hidup manusia. Pada proses penanganan pembedahan yang selama ini dilakukan, masih memberikan dampak trauma bagi pasien karena masih banyak pasien masih merasakan nyeri atau sakit pascaoperasi.
Namun, teknologi yang berkembang saat ini, seperti robotic surgery, menawarkan risiko operasi terbuka yang lebih rendah, seperti infeksi, kehilangan darah, dan masa rawat inap yang cenderung lama. Robotic surgeryatau bedah robotik merupakan pembedahan yang menggunakan teknologi tangan robotik yang menjadi kepanjangan tangan dokter bedah.
Pemberian tindakan ini hanya memberikan luka sayatan yang sangat kecil yang dihubungkan dokter bedah melalui serat fiber opticke surgeon console (simulator). Salah satu pengembangan robotic surgerydilakukan dengan ditujukan untuk meminimalkan invasif yang jauh lebih maju dengan pembedahan menggunakan media robot.
Keuntungan yang didapatkan pasien, di antaranya waktu penyembuhan lebih cepat dan dapat mempersingkat lama rawat pascaoperasi, lebih presisi (ketetapan bedah), sayatan lebih kecil, dapat mengurangi volume kehilangan darah, angka kesakitan (nyeri) lebih rendah, serta kepuasan hasil operasi lebih tinggi.
Sejak diperkenalkan RS Bunda Jakarta sejak awal 2012, teknologi bedah robotik ini telah menjadi pilihan pasien dalam mengambil keputusan proses pembedahan. Tindakan ini dinilai efektif dan menguntungkan bagi pasien karena dapat mengurangi luka sayatan (estetika), meningkatkan ketepatan dan akurasi yang tinggi.
“Dalam kurun waktu kurang dari 3 tahun, RS Bunda telah menangani setidaknya lebih dari 140 pasien dengan menggunakan bedah robotik. Pada waktu mendatang, jumlah pasien yang memutuskan menggunakan bedah robotik akan lebih besar nantinya,” kata dr Rizal Sini SpOG, pendiri PT Bunda Medik, yang dijumpai dalam acara Seminar and Live ‘Robotic Surgery’ Teknologi Bedah Minimal Invasif di RS Bunda Jakarta, Minggu (16/8).
Penggunaan bedah robotik dapat menjangkau penyakit-penyakit serius lainnya yang tak hanya sebatas permasalahan kandungan. Beberapa kasus yang pernah ditangani oleh tim dokter bedah robotik RS Bunda di antaranya, kasus ginekologi sebanyak 139 kasus, urologi sebanyak 2 kasus, dan digestive(pencernaan) sebanyak 1 kasus.
“Dalam melakukan bedah robotik tidak dibutuhkan banyak campur tangan dokter. Biasanya akan melibatkan sekitar 2 orang dokter saja. Proses penangan cenderung lebih singkat, rata-rata hanya 1,5 hingga 2 jam dengan tingkat keberhasilan yang cukup tinggi,” ujar Prof Dr dr Wachyu Hadisaputra SpOG (Presiden IGES).
Dalam acara tersebut turut hadir Prof Dr dr Wachyu Hadisaputra SpOG (Presiden IGES), dr Irham Suheimi SpOG (ahli bedah robotik Indonesia), dr Arnold Advincula MD (ahli robotic surgerydari Amerika Serikat), dan dr Aziz Abdul Yahya MD (Malaysia) dalam upaya transfer pengetahuan kepada para dokter bedah di Indonesia.
RS Bunda juga membuka kesempatan dokter lain untuk bergabung dengan tim dokter Advanced Robotic and Minimally Invasive Surgery (ARMIS) RS Bunda dengan mengikuti beberapa tahap pelatihan. “Ada tiga tahapan dalam pelatihan bedah robotik. Tahap pertama dapat dilakukan via onlinedengan mempelajari beberapa modul yang diberikan dan nanti akan diberikan sertifikat onlinesetelah lulus.
Kemudian, ada overseas training dengan melakukan pemberangkatan ke Hong Kong selama dua hari. Terakhir, bisa langsung melakukan bedah robotik yang nanti akan didampingi praktisi bedah robotik yang berpengalaman,” ungkap dr Sita Ayu Arumi SpOG.
Larissa Huda
Namun, teknologi yang berkembang saat ini, seperti robotic surgery, menawarkan risiko operasi terbuka yang lebih rendah, seperti infeksi, kehilangan darah, dan masa rawat inap yang cenderung lama. Robotic surgeryatau bedah robotik merupakan pembedahan yang menggunakan teknologi tangan robotik yang menjadi kepanjangan tangan dokter bedah.
Pemberian tindakan ini hanya memberikan luka sayatan yang sangat kecil yang dihubungkan dokter bedah melalui serat fiber opticke surgeon console (simulator). Salah satu pengembangan robotic surgerydilakukan dengan ditujukan untuk meminimalkan invasif yang jauh lebih maju dengan pembedahan menggunakan media robot.
Keuntungan yang didapatkan pasien, di antaranya waktu penyembuhan lebih cepat dan dapat mempersingkat lama rawat pascaoperasi, lebih presisi (ketetapan bedah), sayatan lebih kecil, dapat mengurangi volume kehilangan darah, angka kesakitan (nyeri) lebih rendah, serta kepuasan hasil operasi lebih tinggi.
Sejak diperkenalkan RS Bunda Jakarta sejak awal 2012, teknologi bedah robotik ini telah menjadi pilihan pasien dalam mengambil keputusan proses pembedahan. Tindakan ini dinilai efektif dan menguntungkan bagi pasien karena dapat mengurangi luka sayatan (estetika), meningkatkan ketepatan dan akurasi yang tinggi.
“Dalam kurun waktu kurang dari 3 tahun, RS Bunda telah menangani setidaknya lebih dari 140 pasien dengan menggunakan bedah robotik. Pada waktu mendatang, jumlah pasien yang memutuskan menggunakan bedah robotik akan lebih besar nantinya,” kata dr Rizal Sini SpOG, pendiri PT Bunda Medik, yang dijumpai dalam acara Seminar and Live ‘Robotic Surgery’ Teknologi Bedah Minimal Invasif di RS Bunda Jakarta, Minggu (16/8).
Penggunaan bedah robotik dapat menjangkau penyakit-penyakit serius lainnya yang tak hanya sebatas permasalahan kandungan. Beberapa kasus yang pernah ditangani oleh tim dokter bedah robotik RS Bunda di antaranya, kasus ginekologi sebanyak 139 kasus, urologi sebanyak 2 kasus, dan digestive(pencernaan) sebanyak 1 kasus.
“Dalam melakukan bedah robotik tidak dibutuhkan banyak campur tangan dokter. Biasanya akan melibatkan sekitar 2 orang dokter saja. Proses penangan cenderung lebih singkat, rata-rata hanya 1,5 hingga 2 jam dengan tingkat keberhasilan yang cukup tinggi,” ujar Prof Dr dr Wachyu Hadisaputra SpOG (Presiden IGES).
Dalam acara tersebut turut hadir Prof Dr dr Wachyu Hadisaputra SpOG (Presiden IGES), dr Irham Suheimi SpOG (ahli bedah robotik Indonesia), dr Arnold Advincula MD (ahli robotic surgerydari Amerika Serikat), dan dr Aziz Abdul Yahya MD (Malaysia) dalam upaya transfer pengetahuan kepada para dokter bedah di Indonesia.
RS Bunda juga membuka kesempatan dokter lain untuk bergabung dengan tim dokter Advanced Robotic and Minimally Invasive Surgery (ARMIS) RS Bunda dengan mengikuti beberapa tahap pelatihan. “Ada tiga tahapan dalam pelatihan bedah robotik. Tahap pertama dapat dilakukan via onlinedengan mempelajari beberapa modul yang diberikan dan nanti akan diberikan sertifikat onlinesetelah lulus.
Kemudian, ada overseas training dengan melakukan pemberangkatan ke Hong Kong selama dua hari. Terakhir, bisa langsung melakukan bedah robotik yang nanti akan didampingi praktisi bedah robotik yang berpengalaman,” ungkap dr Sita Ayu Arumi SpOG.
Larissa Huda
(bbg)