Desain Tangguh Dan Membanggakan
A
A
A
ADA tantangan besar untuk mewujudkan sebuah SUV yang mampu memenuhi keinginan masyarakat Indonesia, yakni SUV dengan 7 penumpang, terjangkau, gaya, dan tetap irit bahan bakar.
Atsushi Arisaka, sosok di balik lahirnya Honda Mobilio, kembali dipercaya untuk mewujudkan hal tersebut. Sebagai large project leader Honda BR-V, Arisaka tidak hanya berupaya merancang ”mobil keluarga” dengan kualitas SUV. Nah yang dia lakukan adalah merancang mobil yang membanggakan untuk dikendarai. ”Mobil yang memang keren!” ujarnya bersemangat.
Dibandingkan Honda Mobilio, merancang BRV atau Bold Runabout Vehicle jauh lebih menantang. Adapun yang utama saat Arisaka harus mendesain wajah depan dan belakang Honda BR-V agar terlihat tangguh. ”Ada lebih banyak tuntutan yang harus dipenuhi saat harus menegaskan kesan tangguh dan kokoh itu,” katanya.
Di bagian depan, misalnya, terlihat bagaimana Arisaka membuat tampilan BR-V terlihat ”bold” atau kokoh. Fender dan bemper yang menyatu terlihat tegas, sporty, dan bergaya SUV. Lampu dan grill depan dirancang dalam satu garis utuh. Adapun pilarnya tampak mengalir dari depan ke belakang. ”Jika diamati, ada sedikit unsur sedan yang kita benamkan di bodinya,” kata Arisaka.
Kesan tangguh itu tampak pula dari roda yang besar dan lebar. Antara lain dengan velg standar 16 inci serta ground clearance yang lebih dari 200 mm. Hal ini sangat cocok untuk menghadapi jalanan berlubang. Roof rail akan mempermudah pula konsumen membawa barang.
Namun, rupanya hal tersulit dalam mendesain Honda BR-V dibandingkan Honda Mobilio. Menurut Arisaka adalah soal safety. ”Tentu saja Mobilio sangat safety. Akan tetapi, di BR-V sisi safety-nya dituntut untuk bisa lebih baik lagi. Tentu jadi tantangan bagi kami,” tuturnya.
Untuk merancang sebuah SUV, Arisaka melanjutkan, bobot kendaraan harus ditingkatkan. Namun, dengan bobot yang berat, ketika terjadi tabrakan dampaknya juga besar sekali. Karena itu, dia harus membuat sasis atau rangka mobil yang dapat meng-absorb atau meredam benturan.
Fitur keselamatan BR-V sendiri meliputi vehicle stabiity assist (VSA), hill start assis, anti-lock braking system (ABS), electronic brake distribution (EBD), serta SRS airbag di depan dan belakang. Mobil tersebut juga mengusung mesin 4 silinder, 1.5 liter i-VTEC, tenaga 120 ps (88 kw) @ 6.600 RPM, serta torsi maksimum 145 NM @ 4.600 rpm.
Hal lain yang menantang adalah transmisi manual 6 percepatan dan continously variable transmission (CVT) yang menggunakan Earth Dreams Technology. Ada beberapa perbaikan pada sistem transmisi BR-V. Di sistem CVT, misalnya, ditambahkan torque converter untuk menyempurnakan konversi torsi dan kecepatan (putaran) mesin. ”CVT untuk BR-V ini juga dirancang lebih ringan,” ujar Arisaka.
Untuk transmisi manual (M/T), menggunakan 6 percepatan agar efisiensi bahan bakar bisa ditingkatkan. ”Selain itu, pengaturan gear ratio (perbandingan gigi) juga dirancang spesifik untuk pasar Indonesia. Terutama melihat banyaknya tanjakan serta jalanan yang berat bagi kendaraan. Kami rancang agar BR-V bisa tetap nyaman dalam kondisi berat sekalipun,” beber Arisaka.
Seperti halnya Mobilio, Indonesia memang memiliki pengaruh besar dalam merancang BRV. Walau ke depannya mobil tersebut akan dipasarkan juga ke beberapa negara lain, BR-V memang dikembangkan khusus untuk pasar Asia, terutama Indonesia. ”Dalam proses R&D, konsumen Indonesia banyak dilibatkan untuk merancang BR-V,” kata Arisaka.
”Kami ingin membuat mobil keluarga dengan kualitas SUV yang cocok untuk konsumen Indonesia. Lebih dari itu, kami ingin membuat sebuah kendaraan yang membanggakan untuk dikendarai,” sebutnya.
Danang arradian
Atsushi Arisaka, sosok di balik lahirnya Honda Mobilio, kembali dipercaya untuk mewujudkan hal tersebut. Sebagai large project leader Honda BR-V, Arisaka tidak hanya berupaya merancang ”mobil keluarga” dengan kualitas SUV. Nah yang dia lakukan adalah merancang mobil yang membanggakan untuk dikendarai. ”Mobil yang memang keren!” ujarnya bersemangat.
Dibandingkan Honda Mobilio, merancang BRV atau Bold Runabout Vehicle jauh lebih menantang. Adapun yang utama saat Arisaka harus mendesain wajah depan dan belakang Honda BR-V agar terlihat tangguh. ”Ada lebih banyak tuntutan yang harus dipenuhi saat harus menegaskan kesan tangguh dan kokoh itu,” katanya.
Di bagian depan, misalnya, terlihat bagaimana Arisaka membuat tampilan BR-V terlihat ”bold” atau kokoh. Fender dan bemper yang menyatu terlihat tegas, sporty, dan bergaya SUV. Lampu dan grill depan dirancang dalam satu garis utuh. Adapun pilarnya tampak mengalir dari depan ke belakang. ”Jika diamati, ada sedikit unsur sedan yang kita benamkan di bodinya,” kata Arisaka.
Kesan tangguh itu tampak pula dari roda yang besar dan lebar. Antara lain dengan velg standar 16 inci serta ground clearance yang lebih dari 200 mm. Hal ini sangat cocok untuk menghadapi jalanan berlubang. Roof rail akan mempermudah pula konsumen membawa barang.
Namun, rupanya hal tersulit dalam mendesain Honda BR-V dibandingkan Honda Mobilio. Menurut Arisaka adalah soal safety. ”Tentu saja Mobilio sangat safety. Akan tetapi, di BR-V sisi safety-nya dituntut untuk bisa lebih baik lagi. Tentu jadi tantangan bagi kami,” tuturnya.
Untuk merancang sebuah SUV, Arisaka melanjutkan, bobot kendaraan harus ditingkatkan. Namun, dengan bobot yang berat, ketika terjadi tabrakan dampaknya juga besar sekali. Karena itu, dia harus membuat sasis atau rangka mobil yang dapat meng-absorb atau meredam benturan.
Fitur keselamatan BR-V sendiri meliputi vehicle stabiity assist (VSA), hill start assis, anti-lock braking system (ABS), electronic brake distribution (EBD), serta SRS airbag di depan dan belakang. Mobil tersebut juga mengusung mesin 4 silinder, 1.5 liter i-VTEC, tenaga 120 ps (88 kw) @ 6.600 RPM, serta torsi maksimum 145 NM @ 4.600 rpm.
Hal lain yang menantang adalah transmisi manual 6 percepatan dan continously variable transmission (CVT) yang menggunakan Earth Dreams Technology. Ada beberapa perbaikan pada sistem transmisi BR-V. Di sistem CVT, misalnya, ditambahkan torque converter untuk menyempurnakan konversi torsi dan kecepatan (putaran) mesin. ”CVT untuk BR-V ini juga dirancang lebih ringan,” ujar Arisaka.
Untuk transmisi manual (M/T), menggunakan 6 percepatan agar efisiensi bahan bakar bisa ditingkatkan. ”Selain itu, pengaturan gear ratio (perbandingan gigi) juga dirancang spesifik untuk pasar Indonesia. Terutama melihat banyaknya tanjakan serta jalanan yang berat bagi kendaraan. Kami rancang agar BR-V bisa tetap nyaman dalam kondisi berat sekalipun,” beber Arisaka.
Seperti halnya Mobilio, Indonesia memang memiliki pengaruh besar dalam merancang BRV. Walau ke depannya mobil tersebut akan dipasarkan juga ke beberapa negara lain, BR-V memang dikembangkan khusus untuk pasar Asia, terutama Indonesia. ”Dalam proses R&D, konsumen Indonesia banyak dilibatkan untuk merancang BR-V,” kata Arisaka.
”Kami ingin membuat mobil keluarga dengan kualitas SUV yang cocok untuk konsumen Indonesia. Lebih dari itu, kami ingin membuat sebuah kendaraan yang membanggakan untuk dikendarai,” sebutnya.
Danang arradian
(ftr)