1000 HARI untuk Selamanya

Senin, 07 September 2015 - 09:08 WIB
1000 HARI untuk Selamanya
1000 HARI untuk Selamanya
A A A
THE first nine months shape the rest of life. Sembilan bulan kehamilan yang masuk pada 1.000 hari pertama kehidupan anak, menentukan tumbuh kembangnya.

Termasuk status kesehatan anak pada masa mendatang yang berkaitan dengan risiko penyakit kronik yang mungkin timbul.

Spesialis kandungan Dr Ali Sungkar kembali mengingatkan para orang tua akan pentingnya masa 1.000 hari pertama atau periode emas dalam kehidupan si kecil yang dimulai dari masa kehamilan hingga usia dua tahun. “The first nine months shape the rest of life,” tutur Ali membuka presentasinya pada acara Nestle Dancow Excelnutri+ Ranch Adventuredi Yogyakarta beberapa waktu lalu.

Bukan tanpa alasan kampanye 1.000 hari pertama kehidupan ini juga giat digaungkan oleh Kementerian Kesehatan. Sebab, periode krusial tersebut tidak hanya mendukung tumbuh kembang anak, juga status kesehatan anak ketika dewasa kelak.

“Gagal tumbuh pada periode 1.000 hari pertama kehidupan tak hanya mengakibatkan gangguan pertumbuhan fisik, juga menyebabkan gangguan metabolik khususnya lemak, protein, dan karbohidrat yang akhirnya memicu munculnya penyakit kronik seperti obesitas, diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung ketika dewasa nanti,” ungkap Ali,.

Seribu hari pertama kehidupan, sambungnya, terdiri atas 270 hari selama kehamilan dan 730 hari pada dua tahun pertama kehidupan. Delapan minggu pertama di dalam kandungan, terbentuk cikal-bakal janin yang akan berkembang menjadi otak, hati, jantung, ginjal, tulang, tangan atau lengan, kaki, dan organ tubuh lainnya.

Memasuki 9 minggu masa kehamilan hingga lahir, adalah masa pertumbuhan dan perkembangan lebih lanjut dari organ tubuh hingga siap untuk hidup di dunia baru, yakni di luar kandungan ibu. Adapun setelah lahir, sebagian organ misalnya otak, juga masih berkembang sampai anak menginjak usia dua hingga tiga tahun.

“Otak terus berkembang, ketika lahir pembentukan otak baru selesai 50%,” sebut Ali. Sementara 70% sel otak dewasa terbentuk saat usia 2 tahun, sedangkan saat usia 5 tahun sudah selesai, Mekanisme terjadinya malanutrisi pada 1.000 hari pertama kehidupan dalam istilah medis disebut sebagai developmental plasticity, yakni janin memiliki sifat plastisitas (fleksibilitas) pada periode perkembangan sehingga janin akan menyesuaikan diri dengan kondisi ibunya.

Termasuk apa yang diasup oleh sang ibu selama mengandung. Jika nutrisi yang diperoleh kurang, akan mengurangi selsel perkembangan tubuh bayi. Tak heran jika periode awal kehidupan ini disebut juga dengan periode sensitif karena apabila terjadi gangguan pada periode ini, bisa berdampak permanen yang tidak bisa diperbaiki.

Oleh karena itu, pemenuhan gizi pada anak di 1.000 hari pertama kehidupamenjadi sangat penting. Dampaknya baik berupa jangka pendek maupun jangka panjang, sebagai akibat dari gangguan gizi pada masa janin (kehamilan) dan anak usia dini. Jangka pendek yang muncul seperti adanya gangguan perkembangan otak, pertumbuhan, dan metabolik programing.

Sementara dampak jangka panjangnya akan memengaruhi tingkat kecerdasan, perkembangan kognitif, pendidikan rendah, stunting(pendek atau sangat pendek), hingga terjangkit penyakit tidak menular seperti hipertensi, diabetes, jantung koroner, stroke, dan obesitas. Data Riskesdas 2013 menyatakan, 37% anak Indonesia mengalami stunting.

Angka ini memiliki sebaran yang tidak sama antarprovinsi. Di beberapa provinsi angka anak yang mengalami stuntingbahkan mencapai 50%. Sebaliknya, bayi yang lahir sehat maka saat berusia enam bulan dia akan memiliki berat badan dua kali lipat dibanding saat lahir. Saat usia 12 bulan memiliki berat badan tiga kali lipat dari saat lahir, dan menginjak berusia 24 bulan memiliki berat badan empat kali lipat.

Spesialis gizi dr Stella Evangeline Bela MGizi SpGK yang juga hadir sebagai pembicara pada kesempatan tersebut mengungkapkan, asupan nutrisi yang seimbang dan sesuai tahapan usia akan bekerja dengan efektif dalam tubuh anak. “Pilihan nutrisi yang tepat dapat melengkapi kebutuhan si kecil secara menyeluruh untuk mendukung tumbuh kembangnya. Faktanya, 80% sistem daya tahan tubuh terletak pada saluran cerna,” kata Stella.

Pemberian MPASI dapat menurunkan risiko alergi dari makanan bagi bayi jika diberikan tepat pada usia enam bulan. Sebab, sistem pencernaan yang sempurna pada bayi berusia enam bulan akan menghasilkan IgA, yaitu protein immunoglobin yang memiliki peranan melindungi sistem pencernaan. Sementara pada usia satu tahun anak sudah bisa makan seperti makanan keluarganya.

“Jadwal MPASI meliputi tiga kali makan besar dan dua kali makan selingan. Bisa berupa puding atau buah, sesuaikan dengan usia anak,” tutup Stella.

Sri Noviarni
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7011 seconds (0.1#10.140)