Sistem Interkonektivitas Pendukung Smart City

Selasa, 08 September 2015 - 09:08 WIB
Sistem Interkonektivitas Pendukung Smart City
Sistem Interkonektivitas Pendukung Smart City
A A A
DI era teknologi seperti sekarang semua orang tidak akan terlepas dari smartphone. Dan ketika berbicara mengenai kota besar seperti Jakarta, maka kita bisa melihat hampir sebagian besar penduduknya menggunakan handset dan data untuk mengirimkan file dengan cepat.

Beragamnya aplikasi di smartphone membutuhkan sistem pendukung data. Lebih tepatnya, disebut dengan interkoneksi. Sistem ini mampu menjembatani dan menghubungkan secara cepat antara data satu dengan data yang lain. Beberapa kota di Indonesia saat ini sudah mencanangkan untuk menjalankan sistem smart cirty. Namun, kebutuhan infrastruktur untuk mendukung terciptanya smart city bisa dikatakan sangat banyak.

Mulai dari backbone fiber optic, public wi-fi access point, hingga data center. Aspek tersebut harus terhubung satu sama lain, karena konsep smart city adalah menggabungkan seluruh aspek. Menurut hasil riset dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pengguna internet di Indonesia tumbuh 16,2 juta menjadi 88,1 juta di tahun 2014 atau dengan kata lain memiliki penetrasi 34,9%. Nah, ketika data tumbuh dengan cepat, maka interkoneksi ini harus bisa menjembatani antar data maupun platform.

Sistem kerja interkonektivitas teknologi sebenarnya hanya sebagai jembatan yang membuat sistem komputasi analisis bisa menghubungkan cepat antar storage ataupun antar platform storage. Nantinya, interkonektivitas yang cepat tersebut akan mendukung proses pertukaran data dan informasi antar aplikasi smart city menjadi lebih mudah, efisien, dan akurat.

Sistem tersebut akhirnya akan membantu memperkuat platform interkoneksi. Sehingga smart city menjadi salah satu jalan keluar untuk mengatasi masalah yang ada di kota-kota besar di Indonesia sekaligus sebagai solusi memperbaiki permasalahan di beberapa sektor publik. Apalagi saat ini Indonesia sedang berada pada titik dimana teknologi semakin berkembang dengan pesat.

Bahkan adopsi sistem teknologi 4G LTE akan semakin merata di seluruh Indonesia beberapa tahun yang akan datang. Kehadiran Internet of Things (IoT) juga yang akhirnya mendorong pemerintah dan industri melakukan transformasi dari layanan konvensional menjadi layanan berbasis internet. Inilah yang akhirnya mendorong model bisnis dengan mengutamakan kecepatan dan kemudahan layanan yang melahirkan e-commerce. Begitu pula program pemerintah dengan mulai dikembangkannya ide smart city melalui integrated IT solution.

Interkonektivitas nantinya juga akan sangat berguna bagi mereka yang menggunakan sistem cloud. Apalagi saat ini cloud dianggap memenuhi persyaratan IT dan bisnis perusahaan. Perusahaan hendaknya memilih layanan cloud yang tepat untuk kontrol keamanan yang lebih besar termasuk dalam perlindungan data, menggunakan arsitektur cloud yang memungkinkan koneksi dari layanan cloud infrastruktur TI yang ada, juga mempertimbangkan faktorfaktor di luar biaya dan menentukan kebutuhan bisnis untuk IT ketika menawarkan layanan cloud.

Karena tantangan masa depan bagi smart city adalah kebutuhan sistem komputasi tingkat tinggi yang juga bisa menghubungkan antar data. Kebutuhan interkonektivitas ini untuk solusi e-government, e-tax, e-transportation, smart tourism, workforce management, smart car, dan smart street lightning.

Dengan solusi tersebut maka akan terjadi peningkatan peran dan fungsi sekaligus manajemen pembangunan berskala global yang sasarannya adalah meningkatkan pelayanan masyarakat, daya saing, dan kontribusi ekonomi karena biaya yang dikeluarkan melalui sistem interkonektivitas antar data akan jauh lebih murah.

Terance Teo,
Channel Sales Director SEA, India & ANZ Mellanox
(ftr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5475 seconds (0.1#10.140)