Jangan Lupa Sikat Gigi
A
A
A
Sederhana saja merawat gigi, cukup menyikat gigi dua kali sehari. Namun, rutinitas ini bagi ibu hamil cenderung diabaikan. Terlebih bagi yang mengalami hiperemesis gravidarum (mual muntah berlebihan).
Untuk ibu hamil yang mengalami hal ini, para dokter menyarankan untuk berkumur dahulu dengan air hangat sampai rasa asam di mulut berkurang, sekitar setengah jam. “Sesudah itu, barulah menyikat gigi dengan menggunakan sikat gigi kecil yang bulu sikatnya lembut,” kata Drg Ratu Mirah Afifah GCClin Dent MDSc selaku Head of Professional Relationship Oral Care PT Unilever Indonesia dalam konferensi pers yang juga mengampanyekan Bulan Kesehatan Gigi Nasional.
Mirah mengakui kondisi yang kerap terjadi pada ibu hamil tersebut sulit untuk dihindari, mengingat menyangkut masalah hormonal kehamilan. Jadi, dia menyarankan agar ibu hamil mengurangi konsumsi makanan manis sehingga tidak menimbulkan rasa mual ketika menyikat gigi.
Secara umum, menurut Mirah, kampanye mengenai kesadaran akan kesehatan gigi dan mulut ini tidak hanya ditujukan bagi ibu hamil. Namun, kampanye dan edukasi ini juga penting untuk diketahui oleh anak-anak. Hal ini dimaksudkan agar kebiasaan menjaga kesehatan gigi dan gusi dapat mereka terapkan sejak kecil.
Dengan begitu, masalah-masalah kesehatan gigi dan gusi tidak akan menghantui ketika mereka dewasa kelak. Adapun ginekolog Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading Jakarta dr Boy Abidin SpOG(K) pada kesempatan tersebut meluruskan mitos yang selama ini beredar di masyarakat, yakni mengenai ibu hamil yang tidak boleh mencabut gigi. Dikarenakan khawatir pendarahannya tidak akan berhenti.
“Kalau memang gigi harus dicabut, ya harus dicabut. Banyak sekali mitos yang tidak benar tentang ibu hamil terkait gigi dan gusi,” kata Boy. Mitos lainnya, yaitu ibu hamil tidak boleh ke dokter gigi untuk merawat gigi dan gusi karena dikhawatirkan obat-obatan yang diberikan akan berdampak pada janin. Menurut Boy, ibu hamil justru perlu ke dokter gigi untuk merawat gigi dan gusi.
Sri noviarni
Untuk ibu hamil yang mengalami hal ini, para dokter menyarankan untuk berkumur dahulu dengan air hangat sampai rasa asam di mulut berkurang, sekitar setengah jam. “Sesudah itu, barulah menyikat gigi dengan menggunakan sikat gigi kecil yang bulu sikatnya lembut,” kata Drg Ratu Mirah Afifah GCClin Dent MDSc selaku Head of Professional Relationship Oral Care PT Unilever Indonesia dalam konferensi pers yang juga mengampanyekan Bulan Kesehatan Gigi Nasional.
Mirah mengakui kondisi yang kerap terjadi pada ibu hamil tersebut sulit untuk dihindari, mengingat menyangkut masalah hormonal kehamilan. Jadi, dia menyarankan agar ibu hamil mengurangi konsumsi makanan manis sehingga tidak menimbulkan rasa mual ketika menyikat gigi.
Secara umum, menurut Mirah, kampanye mengenai kesadaran akan kesehatan gigi dan mulut ini tidak hanya ditujukan bagi ibu hamil. Namun, kampanye dan edukasi ini juga penting untuk diketahui oleh anak-anak. Hal ini dimaksudkan agar kebiasaan menjaga kesehatan gigi dan gusi dapat mereka terapkan sejak kecil.
Dengan begitu, masalah-masalah kesehatan gigi dan gusi tidak akan menghantui ketika mereka dewasa kelak. Adapun ginekolog Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading Jakarta dr Boy Abidin SpOG(K) pada kesempatan tersebut meluruskan mitos yang selama ini beredar di masyarakat, yakni mengenai ibu hamil yang tidak boleh mencabut gigi. Dikarenakan khawatir pendarahannya tidak akan berhenti.
“Kalau memang gigi harus dicabut, ya harus dicabut. Banyak sekali mitos yang tidak benar tentang ibu hamil terkait gigi dan gusi,” kata Boy. Mitos lainnya, yaitu ibu hamil tidak boleh ke dokter gigi untuk merawat gigi dan gusi karena dikhawatirkan obat-obatan yang diberikan akan berdampak pada janin. Menurut Boy, ibu hamil justru perlu ke dokter gigi untuk merawat gigi dan gusi.
Sri noviarni
(bbg)