Film Night Bus Andalkan Karakter Kuat
A
A
A
Satu lagi film yang layak ditunggu pencinta film Indonesia. Terinspirasi dari kisah nyata aktor Rifnu Wikana saat masuk ke daerah konflik, Night Bus akan mengajak penonton mengikuti perjalanan menegangkan sebuah bus dalam satu malam.
Menyimak premisnya, film ini memang cukup menjanjikan. Alkisah, bus malam yang padat penumpang mengambil rute jalur di daerah konflik. Perjalanan di daerah rawan tentu tidaklah mudah, terlebih saat mereka harus menjalani sejumlah pemeriksaan di beberapa tempat. Lebih sulit lagi, saat para penumpang yang ada memiliki bermacam latar belakang yang turut menyulut konflik di antara mereka sendiri.
Di sana, ada seorang aktivis, wartawan, dua anak remaja dari kota, seorang nenek dengan cucunya, juga seorang gadis berjilbab, termasuk sopir dan keneknya. Perjalanan ke daerah konflik makin rumit saat para penumpang dengan berbagai macam latar dan masa lalu ini harus bersosialisasi di dalam bus.
“Kisah ini berdasarkan pengalaman Rifnu. Awalnya dibuat Rifnu dari cerpen, kini kami angkat ke dalam film. Kami garap film ini dengan keseriusan dan niat baik, untuk mengajak masyarakat melihat situasi di negara konflik,” ujar produser film Night BusDarius Sinathrya saat konferensi pers syukuran syuting film ini di Guitar Freaks, Fatmawati, Jakarta Selatan, Selasa (8/9).
Demi kualitas film yang terjamin, Darius dan Rifnu Wikana yang juga duduk di kursi produser lantas menggandeng nama-nama tepercaya dalam industri film Indonesia. Sejumlah aktor watak diajak bergabung dalam Night Bus, di antaranya Yayu Onru (Sang Pemimpi, Lovely Man, Tabula Rasa, Sebelum Pagi Terulang Kembali), Toro Margens, Lukman Sardi, hingga para aktor panggung atau teater.
Rifnu juga turut bermain sebagai kenek bus dalam film ini. Selain itu, bangku sutradara dipercayakan kepada Emil Heradi (Sagarmatha), sementara skenario ditulis oleh Rahabi Mandra (Hijab, Merry Riana: Mimpi Sejuta Dolar). “Film ini genrenya drama thriller. Jadi, yang paling dibutuhkan film ini adalah aktor yang kuat yang memerankan karakter-karakter yang juga kuat.
Bagaimana tokoh-tokoh penumpang bus ini berinteraksi, inilah yang akan menjadi kekuatan film ini,” kata Darius. Tak hanya mengandalkan karakter kuat, Night Bus juga akan mengandalkan sejumlah efek spesial dalam filmnya. “Untuk CGI, kami syuting di Jakarta. Karena akan ada beberapa adegan yang membutuhkan hal tersebut,” tandas Rifnu.
Tim Night Bustampaknya juga percaya diri dengan menargetkan film ini untuk ditayangkan dalam festival film internasional. Menurut Rifnu, ini karena temanya yang universal dan dialami hampir seluruh penduduk bumi. “Saat kami ceritakan film ini ke British Council, mereka sangat mendukung.
Menurut mereka, film seperti ini belum pernah dibuat di mana pun,” kata Rifnu. Night Bus akan memulai syuting pada pertengahan September tahun ini dan direncanakan tayang di bioskop Indonesia pada Oktober 2016.
Herita endriana
Menyimak premisnya, film ini memang cukup menjanjikan. Alkisah, bus malam yang padat penumpang mengambil rute jalur di daerah konflik. Perjalanan di daerah rawan tentu tidaklah mudah, terlebih saat mereka harus menjalani sejumlah pemeriksaan di beberapa tempat. Lebih sulit lagi, saat para penumpang yang ada memiliki bermacam latar belakang yang turut menyulut konflik di antara mereka sendiri.
Di sana, ada seorang aktivis, wartawan, dua anak remaja dari kota, seorang nenek dengan cucunya, juga seorang gadis berjilbab, termasuk sopir dan keneknya. Perjalanan ke daerah konflik makin rumit saat para penumpang dengan berbagai macam latar dan masa lalu ini harus bersosialisasi di dalam bus.
“Kisah ini berdasarkan pengalaman Rifnu. Awalnya dibuat Rifnu dari cerpen, kini kami angkat ke dalam film. Kami garap film ini dengan keseriusan dan niat baik, untuk mengajak masyarakat melihat situasi di negara konflik,” ujar produser film Night BusDarius Sinathrya saat konferensi pers syukuran syuting film ini di Guitar Freaks, Fatmawati, Jakarta Selatan, Selasa (8/9).
Demi kualitas film yang terjamin, Darius dan Rifnu Wikana yang juga duduk di kursi produser lantas menggandeng nama-nama tepercaya dalam industri film Indonesia. Sejumlah aktor watak diajak bergabung dalam Night Bus, di antaranya Yayu Onru (Sang Pemimpi, Lovely Man, Tabula Rasa, Sebelum Pagi Terulang Kembali), Toro Margens, Lukman Sardi, hingga para aktor panggung atau teater.
Rifnu juga turut bermain sebagai kenek bus dalam film ini. Selain itu, bangku sutradara dipercayakan kepada Emil Heradi (Sagarmatha), sementara skenario ditulis oleh Rahabi Mandra (Hijab, Merry Riana: Mimpi Sejuta Dolar). “Film ini genrenya drama thriller. Jadi, yang paling dibutuhkan film ini adalah aktor yang kuat yang memerankan karakter-karakter yang juga kuat.
Bagaimana tokoh-tokoh penumpang bus ini berinteraksi, inilah yang akan menjadi kekuatan film ini,” kata Darius. Tak hanya mengandalkan karakter kuat, Night Bus juga akan mengandalkan sejumlah efek spesial dalam filmnya. “Untuk CGI, kami syuting di Jakarta. Karena akan ada beberapa adegan yang membutuhkan hal tersebut,” tandas Rifnu.
Tim Night Bustampaknya juga percaya diri dengan menargetkan film ini untuk ditayangkan dalam festival film internasional. Menurut Rifnu, ini karena temanya yang universal dan dialami hampir seluruh penduduk bumi. “Saat kami ceritakan film ini ke British Council, mereka sangat mendukung.
Menurut mereka, film seperti ini belum pernah dibuat di mana pun,” kata Rifnu. Night Bus akan memulai syuting pada pertengahan September tahun ini dan direncanakan tayang di bioskop Indonesia pada Oktober 2016.
Herita endriana
(bbg)