Menangani Osteoartritis

Selasa, 15 September 2015 - 09:47 WIB
Menangani Osteoartritis
Menangani Osteoartritis
A A A
PEMAHAMAN masyarakat terhadap penyakit osteoartritis (OA) masih terbatas. Banyak yang beranggapan penyakit ini identik dengan rematik atau asam urat. Sebuah anggapan yang salah.

Osteoartritis adalah salah satu penyakit degeneratif yang menyerang bagian sendi tulang belakang yang biasanya menyerang usia lanjut. Osteoartritis (OA) atau kerusakan tulang rawan sendi lebih dikenal sebagai penyakit yang mengiringi proses penuaan. Seiring bertambahnya usia, bantalan antara tulang rawan sendi semakin menipis.

Osteoartritis 70% dialami oleh mereka yang berusia di atas 60 tahun. Dokter spesialis ortopedi dan traumatologi dr M Rizal Chaidir SpOT K mengatakan, osteoartritis dapat menyerang di sekujur tubuh, terutama lutut, jari tangan, bahu, tungkai pinggul, dan pergelangan kaki. Salah satu tipe artritis yang paling sering terjadi karena keausan pada sendi yang menyebabkan kerusakan pada tulang rawan sendi.

“Beberapa gejala osteoartritis adalah rasa sakit setelah gerakan yang berlebihan, kaku, dan pembengkakan pada sendi, krepitasi atau bunyi gemeretak, serta kehilangan fleksibilitas,” kata dr Rizal dalam acara Combi Health Forum : Combiphar Edukasi Osteoarthritis di Hotel Kempinski, Jakarta, beberapa waktu lalu. Menurut dia, sendi yang paling sering mengalami osteoartritis adalah sendi panggul karena kedua sendi tersebut bekerja paling berat dengan menopang bobot seluruh tubuh yang semakin berat badannya, semakin besar pula risiko terkena kerusakan sendi.

“Osteoartritis banyak dialami oleh pasien yang mempunyai berat badan berlebih, penderita diabetes, penderita rheumatoid, dan atlet. Untuk mengobati atau mengurangi risiko sakit karena osteoartritis, dunia medis saat ini sudah menemukan obat suntik yang telah terbukti secara klinis, yaitu dengan satu kali suntikan dapat bertahan hingga 18 bulan,” ungkap dr Rizal.

Sementara itu, pakar osteoartritis dari Italia, Lorenzo Castellani M D Orthopedic Surgeon mengatakan, saat ini dengan kemajuan teknologi, obat untuk penyakit ini memang sudah ditemukan, yaitu dengan formula hyalone yang dengan satu kali penyuntikan pada pengobatan osteoartritis dapat berfungsi selama 18 bulan. Menurut dia, formula hyalone dapat langsung menghilangkan rasa sakit, meningkatkan pergerakan sendi (improve range movement ), dan dapat mengurangi inflamasi.

Lebih lanjut Lorenzo menjelaskan, osteoartritis adalah kondisi sendi terasa nyeri dan kaku akibat inflamasi yang timbul karena gesekan ujung-ujung tulang penyusun sendi yang disebabkan berkurangnya kekentalan dan elastisitas cairan synovial, yaitu asam hialuronat, yang berada di antara sendi tulang dan berfungsi sebagai pelumas.

“Berbagai faktor bisa menjadi pemicu penyakit osteoartritis ini, yaitu degeneratif atau faktor usia, jenis kelamin di mana wanita lebih berisiko terkena OA ini, deformatis pada tulang ataupun defek pada kartilago, obesitas, cedera sendi, serta jenis-jenis pekerjaan tertentu,” kata Lorenzo. Wanita lebih sering ditemui menderita nyeri sendi, utamanya pada wanita yang sudah menopause atau berhentinya siklus menstruasi.

“Kondisi itu dipengaruhi adanya perubahan hormon saat wanita memasuki usia menopause,” tambah dr Rizal. Dia menjelaskan, perempuan mempunyai hormon estrogen dan progesteron yang sebelum menopause produksinya masih seimbang, yang pada suatu saat terjadi penurunan produksi hormon karena menopause yang bisa menyebabkan proses gangguan pada sel.

Senior General Manager Medical Promotion & Development Combiphar Yuddi Suyud menganjurkan pentingnya pencegahan dengan melakukan pola hidup yang sehat. Menurut Yuddi, salah satu cara untuk menunda datangnya penyakit ini adalah dengan olahraga teratur sesuai dengan kemampuan dan menjaga asupan nutrisi yang seimbang.

Makanan yang baik untuk dikonsumsi untuk menunda osteoartritis, antara lain anggur merah, blueberry , wortel, bayam, salmon, telur, susu, hingga kacangkacangan seperti kacang hitam, kenari, dan almond.

“Sementara jenis makanan yang perlu dihindari antara lain makanan olahan, makanan yang mengandung lemak jenuh dan karbohidrat olahan, makanan yang mengandung garam berlebih juga harus dihindari karena garam bisa mempercepat terjadinya peradangan pada sendi,” papar Yuddi.

Iman firmansyah
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0699 seconds (0.1#10.140)