300 Busana Dari 24 Desainer, Ramaikan Solo Batik Fashion 2015
A
A
A
SOLO - Perhelatan ‘Solo Batik Fashion’ (SBF) ke-7 bakal menampilkan 300 busana batik. Busana bakal dibawakan 32 model profesional dari berbagai kota besar. Pelaksanaan SBF digelar di Balaikota Solo mulai Jumat-Minggu atau 2-4 Oktober 2015.
Ketua Umum SBF 7 Djongko Rahardjo mengatakan, terdapat 24 desainer dari Kota Solo, Yogyakarta dan Semarang yang ambil bagian dalam perhelatan ini. Mereka masing-masing menampilkan lebih dari 10 busana dengan tema masing-masing.
Sedangkan untuk tema besar SBF tahun 2015 adalah ‘Warisan’. Pihaknya sengaja mendatangkan model profesional dari Jakarta, Bandung, Surabaya, Malang, Yogyakarta dan Semarang, agar SBF memiliki standar yang tak kalah dengan fashion show bertaraf nasional.
Adapun model profesional dipilih dari luar kota, mengingat Kota Solo tengah krisis model yang memenuhi standar dunia fashion. “Pada sisi lain, kami ingin SBF standarnya sama dengan Yogya Fashion Week yang baru berakhir beberapa waktu lalu,” kata Djongko Rahardjo dalam jumpa pers SBF 7 di Kota Solo, Rabu (30/9/2015) siang.
Selain itu, dari sisi tata panggung, tata lampu dan tata suara dibuat lebih baik ketimbang tahun-tahun sebelumnya. Pihaknya berharap melalui even SBF, batik sebagai warisan budaya dilestarikan dan lebih dikenalkan kepada masyarakat melalui tangan para desainer.
Pada sisi lain, para desainer bisa menampilkan batik dalam bentuk baru atau inovasi batik, khususnya dari material. Sehingga, karya-karya yang ditampilkan tidak hanya menggunakan material sutra dan katun saja. “Namun mampu menghadirkan material lain yang belum pernah ada,” kata Djongko Rahardjo melanjutkan penjelasannya.
Sementara Public Relation SBF 7, Retno Wulandari, menambahkan, even bakal didominasi desainer muda dan wajah-wajah baru dalam industri fashion. Tidak hanya desainer, sejumlah rumah batik juga turut menyemarakkan. SBF 7 juga akan menghadirkan desainer tamu dari Asosiasi Pengusaha Perancang Mode Indonesia (APPMI) Yogyakarta yang akan tampil pada hari terakhir.
Ketua Umum SBF 7 Djongko Rahardjo mengatakan, terdapat 24 desainer dari Kota Solo, Yogyakarta dan Semarang yang ambil bagian dalam perhelatan ini. Mereka masing-masing menampilkan lebih dari 10 busana dengan tema masing-masing.
Sedangkan untuk tema besar SBF tahun 2015 adalah ‘Warisan’. Pihaknya sengaja mendatangkan model profesional dari Jakarta, Bandung, Surabaya, Malang, Yogyakarta dan Semarang, agar SBF memiliki standar yang tak kalah dengan fashion show bertaraf nasional.
Adapun model profesional dipilih dari luar kota, mengingat Kota Solo tengah krisis model yang memenuhi standar dunia fashion. “Pada sisi lain, kami ingin SBF standarnya sama dengan Yogya Fashion Week yang baru berakhir beberapa waktu lalu,” kata Djongko Rahardjo dalam jumpa pers SBF 7 di Kota Solo, Rabu (30/9/2015) siang.
Selain itu, dari sisi tata panggung, tata lampu dan tata suara dibuat lebih baik ketimbang tahun-tahun sebelumnya. Pihaknya berharap melalui even SBF, batik sebagai warisan budaya dilestarikan dan lebih dikenalkan kepada masyarakat melalui tangan para desainer.
Pada sisi lain, para desainer bisa menampilkan batik dalam bentuk baru atau inovasi batik, khususnya dari material. Sehingga, karya-karya yang ditampilkan tidak hanya menggunakan material sutra dan katun saja. “Namun mampu menghadirkan material lain yang belum pernah ada,” kata Djongko Rahardjo melanjutkan penjelasannya.
Sementara Public Relation SBF 7, Retno Wulandari, menambahkan, even bakal didominasi desainer muda dan wajah-wajah baru dalam industri fashion. Tidak hanya desainer, sejumlah rumah batik juga turut menyemarakkan. SBF 7 juga akan menghadirkan desainer tamu dari Asosiasi Pengusaha Perancang Mode Indonesia (APPMI) Yogyakarta yang akan tampil pada hari terakhir.
(sbn)