Asuhan Paliatif Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Penyakit Kronis
A
A
A
JAKARTA - Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, terdapat sekitar 12 juta penderita diabetes di Indonesia dan lebih dari 330.000 penderita kanker. Data Kementerian Kesehatan lain juga menyebutkan, hingga September 2014, terdapat 22.869 penderita HIV di Indonesia.
Penyakit-penyakit tersebut, selain membawa risiko kematian juga berdampak terhadap kualitas hidup penderita dan keluarga mereka. Namun, melalui palliative care atau asuhan paliatif, dapat memenuhi kebutuhan perbaikan kualitas hidup pasien dan keluarganya.
"Asuhan paliatif memberikan perawatan tidak hanya menekankan pada gejala-gejala fisik seperti penanganan nyeri, tapi juga terhadap aspek-aspek emosional, psikososial-ekonomis dan spiritual," papar pendiri Yayasan Rumah Rachel, Lynna Chandra saat jumpa pers di Ocha Bella Restaurant, Selasa (13/10/2015).
Dalam rangka memperingati Hari Paliatif Internasional (World Hospice and Palliative Care Day) yang jatuh pada Sabtu kedua di bulan Oktober, Yayasan Rumah Rachel bekerjasama dengan Tropicana Slim berupaya meningkatkan kesadaran masyrakat Indonesia akan pentingnya layanan paliatif.
"Asuhan paliatif sangatlah penting, karena walaupun seseorang sudah memiliki penyakit tertentu, kualitas hidupnya tetap dapat dipertahankan dan ditingkatkan melalui kondisi batinnya," ujar CEO Nutrifoof, Mardi Wu.
Secara global, lebih dari 40 juta orang membutuhkan asuhan paliatif setiap tahunnya, namun hanya 14% yang memperolehnya. Sementara di Indonesia, 7 dari 10 orang yang hidup dengan diabetes mengalami komplikasi, antara lain kebutaan dan amputasi yang mengurangi kualitas hidupnya. Hal tersebut menunjukkan betapa besarnya kebutuhan terhadap asuhan paliatif.
Untuk itu, melalui peringatan Hari Paliatif Internasional yang mengusung tema Hidden Lives and Hidden Patients, Yayasan Rumah Rachel dan Tropicana Slim mengingatkan kepada penderita penyakit kronis seperti diabetes dan pasien HIV, karena ketakutan mereka terhadap penolakan masyarakat memilih hidup sendiri tanpa dukungan dari masyarakat di sekitarnya.
Penyakit-penyakit tersebut, selain membawa risiko kematian juga berdampak terhadap kualitas hidup penderita dan keluarga mereka. Namun, melalui palliative care atau asuhan paliatif, dapat memenuhi kebutuhan perbaikan kualitas hidup pasien dan keluarganya.
"Asuhan paliatif memberikan perawatan tidak hanya menekankan pada gejala-gejala fisik seperti penanganan nyeri, tapi juga terhadap aspek-aspek emosional, psikososial-ekonomis dan spiritual," papar pendiri Yayasan Rumah Rachel, Lynna Chandra saat jumpa pers di Ocha Bella Restaurant, Selasa (13/10/2015).
Dalam rangka memperingati Hari Paliatif Internasional (World Hospice and Palliative Care Day) yang jatuh pada Sabtu kedua di bulan Oktober, Yayasan Rumah Rachel bekerjasama dengan Tropicana Slim berupaya meningkatkan kesadaran masyrakat Indonesia akan pentingnya layanan paliatif.
"Asuhan paliatif sangatlah penting, karena walaupun seseorang sudah memiliki penyakit tertentu, kualitas hidupnya tetap dapat dipertahankan dan ditingkatkan melalui kondisi batinnya," ujar CEO Nutrifoof, Mardi Wu.
Secara global, lebih dari 40 juta orang membutuhkan asuhan paliatif setiap tahunnya, namun hanya 14% yang memperolehnya. Sementara di Indonesia, 7 dari 10 orang yang hidup dengan diabetes mengalami komplikasi, antara lain kebutaan dan amputasi yang mengurangi kualitas hidupnya. Hal tersebut menunjukkan betapa besarnya kebutuhan terhadap asuhan paliatif.
Untuk itu, melalui peringatan Hari Paliatif Internasional yang mengusung tema Hidden Lives and Hidden Patients, Yayasan Rumah Rachel dan Tropicana Slim mengingatkan kepada penderita penyakit kronis seperti diabetes dan pasien HIV, karena ketakutan mereka terhadap penolakan masyarakat memilih hidup sendiri tanpa dukungan dari masyarakat di sekitarnya.
(alv)