Sempat Disebut Salah Impian, Film Livi Zheng Tembus Hollywood

Selasa, 10 November 2015 - 18:16 WIB
Sempat Disebut Salah Impian, Film Livi Zheng Tembus Hollywood
Sempat Disebut Salah Impian, Film Livi Zheng Tembus Hollywood
A A A
YOGYAKARTA - Nama Livi Zheng mungkin tidak setenar Nia Dinata, Mira Lesmana atau Lola Amaria. Tapi, kiprahnya sebagai sutradara wanita dari Indonesia memang patut diacungi jempol.

Di ajang penghargaan Academy Awards ke-87 atau Oscar pada Februari lalu, film pertama Livi, Brush With Danger, sempat dipertimbangkan masuk nominasi untuk kategori Film Terbaik atau Best Picture dan bersaing dengan film-film Hollywood seperti Interstellar, Fury, Fox Catcher, dan The Hunger Games: Mocking Jay, Part 1.

Pencapaian ini tentu tidak diraih Livi dengan mudah. Dia harus melalui banyak perjuangan berat.

"Perjuangan saya sampai bisa seperti sekarang ini jelas tidak mudah. Awal saya terjun ke dunia perfilman, saya menjadi kru dilm sambil kuliah sarjana di Seattle, Amerika Serikat (AS). Saya pernah jadi bagian umum, tukang angkat kabel, asisten wardrobe, sampai terakhir jadi asisten produser," ungkap Livi di Yogyakarta, Selasa (10/11/2015).

Dalam diskusi untuk berbagi pengalamannya di Universitas Islam Indonesia (UII), Yogyakarta, Livi mengaku jatuh cinta pada dunia film sejak kecil. Kecintaannya itu pun yang memunculkan mimpi menjadi sutradara di Hollywood, pusat perfilman dunia.

Sayangnya, saat dia mengutarakan mimpinya pada teman sekaligus pembimbingnya di dunia film, dia justru dianggap memiliki mimpi yang salah. "Katanya mimpi saya salah. Alasannya, saya dari Asia dan saya perempuan, sedangkan di Hollywood sana orang Asia yang bisa tembus sangat sedikit dan pekerjanya didominasi laki-laki. Tapi saya tidak mau menyerah. Saya mulai membuat skenario untuk ditawarkan ke produser. Ternyata juga tidak mudah, skenario pertama saya mendapat penolakan 32 kali karena dianggap tidak layak syuting," ujar wanita berusia 25 tahun ini.

Meski begitu, Livi tidak menyerah. Mimpi yang katanya salah pun dia wujudkan. Bagi Livi, tidak ada yang salah dengan mimpi selama seseorang itu berani untuk mewujudkannya dengan kerja keras dan rela bersusah payah.

"Kunci meraih sukses milik saya mudah saja. Ikuti dan lakukan mimpi kalian, jangan takut susah, jangan takut gagal dan berani mengawali semuanya dari bawah. Karena jadi sarjana itu bukan berarti harus kerja di tempat mewah. Rasakan kesusahannya dulu baru petik kesuksesannya kemudian," beber Livi.

Livi mengaku menjadikan Bruce Lee sebagai sosok inspirasinya. Gadis yang memiliki kemampuan bela diri dengan mendalami wushu ini berkeinginan menjadi legenda seperti sosok idolanya itu.

Menurut dia, kesuksesan dan kebesaran nama Bruce Lee didapatnya dengan tidak hanya menjadi aktor, tapi juga terlibat langsung di belakang layar. "Karena itu, di film Brush With Danger ini saya menjadi sutradara yang merangkap sebagai pemeran utama wanita. Saya rasa dengan begitu, visi film ini akan tersampaikan dengan lebih mudah," imbuh perempuan muda kelahiran 1989 ini.

Film Brush With Danger sendiri bercerita tentang perjuangan kakak beradik imigran gelap yang dikemas dengan adegan-adegan seru. Livi sendiri berakting dengan sang adik Ken Zheng yang juga memiliki kemampuan bela diri. Semua adegan laga dalam film mereka perankan tanpa pemeran pengganti.

Brush With Danger sebenarnya film produksi 2011 yang keseluruhan proses syutingnya dilakukan di AS. Film ini telah meraih sukses di bioskop-bioskop AS setelah dirilis pada 2014 lalu. Kini film tersebut akan tayang di Indonesia.

Dalam kesempatan yang sama, Dosen UII Prof Dr Mohammad Mahfud MD mengatakan, melihat keberhasilan Livi, dia percaya jika generasi muda Indonesia memiliki banyak potensi yang bisa dikembangkan. Sayangnya, kemampuan generasi muda tersebut masih terhambat birokrasi yang ada di dalam negeri.

"Tugas negara itu tidak hanya mencetak SDM yang berkualitas, tapi juga memanfaatkan potensi mereka untuk kemajuan bangsa. Tapi yang terjadi selama ini, banyak generasi muda kita menuntut ilmu sampai ke luar negeri tapi justru tidak diberdayakan di dalam negeri," tutur Mahfud.

Terkait kesuksesan yang telah diraih Livi, Mahfud berharap generasi muda Indonesia bisa terinspirasi dan berjuang mengembangkan potensi diri masing-masing. "Alangkah majunya Indonesia ini kalau generasi mudanya seperti Livi. Karenanya, Livi kami ajak berbagi pengalaman dan pengetahuannya pada para mahasiswa," imbuh pakar hukum tata negara ini.
(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4031 seconds (0.1#10.140)