Stop Facebook-an Bikin Anda Bebas dari Sifat Negatif ini!
A
A
A
COPENHAGEN - Banyak dari kita berprasangka, bahwa saat kita men-scroll ‘mouse’ komputer atau jempol di tombol ponsel sambil melihat foto bayi lucu yang tak pernah habis. Atau melihat banyak hal lainnya di media sosial Facebook (fb) ternyata tidak membuat Anda merasa bahagia!
Faktanya ternyata memang begitu. Berhenti menjelajah fb hanya untuk sepekan saja, ternyata memberi dampak cukup signifikan bagi para penggunanya.
Ya, bagi mereka yang pernah berhenti menggunakan fb dalam tujuh hari saja, mengakui jika proses ini mengantar mereka merasa lebih bahagia, ketimbang saat terus terlibat setiap hari dalam cengkraman fb.
Apa alasannya? Fb ternyata memberi kita sebuah perasaan iri, iri hati, cemburu, dengki, atau sirik.
Itu adalah resmi hasil penelitian dari Danish Happiness Research Institute di Copenhagen.
Eits, jangan meremehkan para peneliti asal Denmark lho. Karena negeri mereka pernah dinobatkan sebagai negara paling bahagia sedunia. Dalam daftar yang dirilis beberapa hari silam, Denmark masih ada di peringkat tiga besar daftar itu.
Penelitian ini sendiri melibatkan 1000 responden sukarela yang dibagi menjadi dua. 500 orang Denmark yang pertama berhenti mengakses fb selama sepekan. Sedang 500 orang Denmark lainnya, terus melanjutkan menggunakan fb.
Hasilnya selama sepekan adalah berikut ini: 88 persen responden yang berhenti mengakses fb selama sepekan, mengaku jika mereka merasa kehidupannya lebih bahagia.
Sedangkan 81 persen responden yang terus menggunakan fb, mengatakan kalau mereka merasa biasa saja.
“Alih-alih berfokus pada apa yang sebenarnya kita butuhkan. Kita malah memiliki kecenderungan untuk fokus pada apa yang orang lain miliki (di fb),” sembur Meik Wiking, CEO Happiness Research Institute dalam keterangan resminya seperti dilansir dari The Independent.
“Facebook adalah pemboman secara konstan dari kabar bagus orang-orang. Tapi banyak dari kita melihat keluar dari jendela dan melihat langit abu-abu serta hujan, khususnya di Denmark.”
“Ini membuat facebook terasa seperti dunia, di mana setiap orang menunjukkan apa kemampuan terbaik yang mereka miliki. Tampak ada sebuah penampakan gangguan yang kontras. Jadi kami ingin melihat apa yang terjadi ketika pengguna mengambil istrihatat dari fb (selama sepekan),” imbuhnya.
Salah satu dari sukarelawan responden penelitian ini, Sophie Anna Dornoy (35 tahun) mengatakan, “Ketika saya terbangun dari tidur (di pagi hari), bahkan sebelum saya benar-benar bangun dari tempat tidur. Saya akan membuka Facebook di telepon seluler saya, hanya untuk mengecek apakah ada sesuatu yang menarik atau penting yang terjadi selama saya tertidur di malam hari.”
“Saya khawatir nantinya saya akan berakhir pada kebiasaan, bahwa saya tidak dapat meninggalkan menggunakan facebook. Tapi setelah beberapa hari (tidak mengakses fb), saya menyadari bahwa daftar pekerjaan yang saya harus lakukan bisa saya kerjakan lebih cepat ketimbang biasanya (ketika saya masih mengakses fb).”
“Kini saya menghabiskan waktu saya lebih produktif. Saya juga merasa perasaan saya lebih tenang karena tidak secara terus-menerus dikonfrontasi oleh Facebook sepanjang waktu,” tukasnya.
Faktanya ternyata memang begitu. Berhenti menjelajah fb hanya untuk sepekan saja, ternyata memberi dampak cukup signifikan bagi para penggunanya.
Ya, bagi mereka yang pernah berhenti menggunakan fb dalam tujuh hari saja, mengakui jika proses ini mengantar mereka merasa lebih bahagia, ketimbang saat terus terlibat setiap hari dalam cengkraman fb.
Apa alasannya? Fb ternyata memberi kita sebuah perasaan iri, iri hati, cemburu, dengki, atau sirik.
Itu adalah resmi hasil penelitian dari Danish Happiness Research Institute di Copenhagen.
Eits, jangan meremehkan para peneliti asal Denmark lho. Karena negeri mereka pernah dinobatkan sebagai negara paling bahagia sedunia. Dalam daftar yang dirilis beberapa hari silam, Denmark masih ada di peringkat tiga besar daftar itu.
Penelitian ini sendiri melibatkan 1000 responden sukarela yang dibagi menjadi dua. 500 orang Denmark yang pertama berhenti mengakses fb selama sepekan. Sedang 500 orang Denmark lainnya, terus melanjutkan menggunakan fb.
Hasilnya selama sepekan adalah berikut ini: 88 persen responden yang berhenti mengakses fb selama sepekan, mengaku jika mereka merasa kehidupannya lebih bahagia.
Sedangkan 81 persen responden yang terus menggunakan fb, mengatakan kalau mereka merasa biasa saja.
“Alih-alih berfokus pada apa yang sebenarnya kita butuhkan. Kita malah memiliki kecenderungan untuk fokus pada apa yang orang lain miliki (di fb),” sembur Meik Wiking, CEO Happiness Research Institute dalam keterangan resminya seperti dilansir dari The Independent.
“Facebook adalah pemboman secara konstan dari kabar bagus orang-orang. Tapi banyak dari kita melihat keluar dari jendela dan melihat langit abu-abu serta hujan, khususnya di Denmark.”
“Ini membuat facebook terasa seperti dunia, di mana setiap orang menunjukkan apa kemampuan terbaik yang mereka miliki. Tampak ada sebuah penampakan gangguan yang kontras. Jadi kami ingin melihat apa yang terjadi ketika pengguna mengambil istrihatat dari fb (selama sepekan),” imbuhnya.
Salah satu dari sukarelawan responden penelitian ini, Sophie Anna Dornoy (35 tahun) mengatakan, “Ketika saya terbangun dari tidur (di pagi hari), bahkan sebelum saya benar-benar bangun dari tempat tidur. Saya akan membuka Facebook di telepon seluler saya, hanya untuk mengecek apakah ada sesuatu yang menarik atau penting yang terjadi selama saya tertidur di malam hari.”
“Saya khawatir nantinya saya akan berakhir pada kebiasaan, bahwa saya tidak dapat meninggalkan menggunakan facebook. Tapi setelah beberapa hari (tidak mengakses fb), saya menyadari bahwa daftar pekerjaan yang saya harus lakukan bisa saya kerjakan lebih cepat ketimbang biasanya (ketika saya masih mengakses fb).”
“Kini saya menghabiskan waktu saya lebih produktif. Saya juga merasa perasaan saya lebih tenang karena tidak secara terus-menerus dikonfrontasi oleh Facebook sepanjang waktu,” tukasnya.
(sbn)