Kompetisi Film Pendek Hadir di Festival Sinema Prancis 2015

Jum'at, 13 November 2015 - 10:51 WIB
Kompetisi Film Pendek...
Kompetisi Film Pendek Hadir di Festival Sinema Prancis 2015
A A A
JAKARTA - Dalam rangka menyambut hadirnya Festival Sinema Prancis ke-20 pada 3 hingga 6 Desember 2015 ini, Institut Français d'Indonésie (IFI) kembali menggelar kompetisi film pendek yang ditujukan untuk para sineas muda Indonesia.

Festival film asing tertua di Indonesia ini bekerjasama dengan Cinema XXI/21 dan akan digelar di sembilan kota, yakni Jakarta, Bandung, Denpasar, Malang, Surabaya, Yogyakarta, Medan, Makassar, dan Balikpapan.

Sementara itu, dalam kompetisi film pendek sendiri, pemenang yang terpilih nantinya akan mendapatkan hadiah jalan-jakan ke Prancis dari Air France, smartphone, dan merchandise.

Tak hanya itu, mereka juga berkesempatan untuk memutar karyanya sebagai pembuka film Prancis dan juga pada program penayangan khusus selama berlangsungnya festival dan sekaligus dapat mempromosikan filmnya di salah satu festival film di Prancis, seperti Festival Film Pendek Clermont-Ferrand.

"Di Clermont-Ferrand Short Film Festival, saya belajar nonton film yang berbeda. Penonton rapi mengantri tiket 45 menit sebelum pertunjukan, usia penonton lebih dewasa dan seleksi program yang bervariasi. Banyak sekali eksplorasi gagasan dan bentuk film yang tidak pernah saya lihat di festival lain" ujar Jason Iskandar sebagai pemenang Kompetisi Film Pendek sebelumnya ketika ditemui di IFI, Jakarta, Kamis (12/11/2015).

Sementara itu, memasuki tahun keempat ini Kompetisi Film Pendek Festival Sinema Prancis dinilai telah mengalami kenaikan yang cukup hebat terutama dari segi penerimaan film pendek jika dibandingkan dengan tiga tahun sebelumnya. Selain menerima film pendek bergenre fiksi, sekitar 20% dari film yang masuk adalah bergenre dokumenter, dan 10% nya adalah animasi.

"Tahun ini Kompetisi Film Pendek Festival Sinema Prancis menerima 183 film pendek, dimana 70% dari film yang diterima berasal dari luar Jakarta dengan tema beragam. Tak membahas cinta melulu dan banyak mengangkat masalah hidup dan kritik sosial yang dipaparkan dengan sentilan jenaka. Hal kni menunjukkan bahwa film tak lagu jadi dominasi ibukota dan semakin banyak sutradara muda di luar Jakarta yang harus diperhitungkan demi membakar gairah industri film Indonesia" jelas Meninaputri Wismurti, Koordinator Festival Sinema Prancis 2015.
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1012 seconds (0.1#10.140)