Penderita Penyakit Paru Kronik Meningkat

Kamis, 19 November 2015 - 15:32 WIB
Penderita Penyakit Paru Kronik Meningkat
Penderita Penyakit Paru Kronik Meningkat
A A A
JAKARTA - Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) merupakan salah satu penyakit tidak menular. Namun, penyakit ini menjadi masalah kesehatan di dunia. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya usia harapan hidup dan tingginya faktor risiko, seperti asap rokok, polusi udara dan faktor risiko berbahaya di tempat kerja.

Data riset kesehatan dasar tahun 2013 mengungkapkan, penderita PPOK di Indonesia meningkat, yaitu sebesar 3,7%. Namun, menurut dokter paru dari Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia serta RS Paru Persahabatan, Prof dr Faisal Yunus menyatakan, data tersebut tidak menggambarkan keadaan yang sebenarnya.

"Kalau gejala kan ada yang merasa ada yang tidak. Jadi 3,7% itu tidak tepat. Selain gejala, harus juga dilakukan pemeriksaan spirometri dan foto toraks untuk mengetahui seseorang mengidap PPOK atau tidak," papar Prof Faisal, saat Hari PPOK Sedunia di RS Persahabatan, Jakarta, Rabu (18/11/2015).

Dua penelitian mengungkapkan, penderita PPOK di Indonesia sangat tinggi. Salah satunya penelitian kohort yang dilakukan di Bogor kepada penduduk dengan usia 40 tahun ke atas. Penelitian yang melakukan pemeriksaan spirometri, foto toraks dan kuesioner respirasi ini menyebut prevalensi pengidap PPOK mencapai 7,8%.

Sementara penelitian kerjasama antara Indonesia dan Vietnam, penelitian biomass, dilakukan di Provinsi Banten dan DKI Jakarta pada penduduk berusia 40 tahun yang tidak merokok. Hasilnya, ditemukan pengidap PPOK mencapai 6,3%. Dengan demikian penderita PPOK diperkirakan mencapai 14,1%.

"Ini membuktikan bahwa pengidap PPOK di Indonesia cukup tinggi, prevalensinya sekitar 14 persen. Masalahnya banyak masyarakat yang tidak tahu kalau mereka mengidap PPOK," kata dia.

PPOK merupakan penyakit yang menyerang saluran pernapasan. Penyakit ini membuat saluran napas menyempit sehingga pengidapnya sulit bernapas. PPOK juga menjadi penyebab kecacatan dan kematian utama ke-6 di negara berkembang.

Bahkan, diperkirakan PPOK menjadi penyebab kematian ke-3 pada tahun 2020.
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5855 seconds (0.1#10.140)