Potensi Ragam Kuliner Perlu Dikembangkan

Senin, 30 November 2015 - 18:32 WIB
Potensi Ragam Kuliner Perlu Dikembangkan
Potensi Ragam Kuliner Perlu Dikembangkan
A A A
SURABAYA - Potensi ragam kuliner daerah perlu terus dikembangkan karena mampu menyumbang pertumbuhan ekonomi sebuah daerah cukup besar. Jawa Timur (Jatim) adalah salah satu daerah yang mempunyai kekayaan kuliner yang banyak.

Bahkan beberapa di antaranya sudah dikenal dunia internasional. Pakar kuliner Nusantara Bondan Winarno menyebut dua kuliner khas Jatim, yaitu ayam penyet dan tahu telor, telah sangat populer di Singapura. Beberapa kuliner lain seperti soto lamongan maupun rawon juga berpotensi untuk terus dikembangkan dan dikenalkan ke mancanegara.

“Banyak kuliner Jatim yang namanya sudah tersohor seperti soto lamongan, rawon, tahu telor, dan masih banyak lagi. Kuliner ini tidak hanya dikenal di Jatim, tapi masyarakat Jakarta misalnya juga banyak yang mengenal kuliner asal Jatim ini,” papar Bondan pada acara Mandiri Pusaka Kuliner di Maspion Square, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu 28 November 2015 lalu.

Potensi Ragam Kuliner Perlu Dikembangkan


Gelaran Mandiri Pusaka Kuliner adalah bentuk kerja sama antara Bank Mandiri dan KORAN SINDO serta diikuti puluhan usaha kecil dan menengah (UKM) kuliner dari Jatim. Acara yang juga dimeriahkan artis Ayu Ting Ting dan Windy Yunita ini untuk memperingati 17 tahun Bank Mandiri dan 10 tahun KORAN SINDO. Acara ini juga didukung oleh AXA Mandiri, Mandiri Tunas Finance, Mandiri Inhealth, Bank Syariah Mandiri.

Bondan lebih lanjut mengatakan masyarakat Jatim harus mempunyai kebanggaan terhadap kekayaan kuliner daerahnya. Pakar kuliner yang terkenal dengan tagline “maknyus“ ini berharap pemerintah daerah Jatim dan kabupaten/kota lainnya bisa berperan aktif mengembangkan kekayaan kuliner di daerahnya. Karena, jika digarap dengan baik dan mendapat sokongan maksimal dari pemerintah, kuliner akan menjadi ikon wisata Jatim.

Bondan mencontohkan Kota Semarang, Jawa Tengah, yang tidak memiliki potensi wisata. Namun kota yang terkenal dengan lumpia ini mempunyai strategi pengembangan kuliner yang cukup baik sehingga mampu menyedot banyak wisatawan. Menurut Bondan, Jatim masih lambat dalam perkembangan wisata kuliner. Salah satu faktor penghambatnya adalah kurangnya sosialisasi terhadap kuliner andalan Jatim.

Potensi Ragam Kuliner Perlu Dikembangkan


“Contohnya kayak bandeng bakar lumpur yang ada di Taman Mangrove Surabaya. Kuliner ini kan kesukaan Bu Risma, bahkan pemiliknya di-SMS langsung oleh Bu Risma. Itu artinya ada akses langsung ke pejabat, tapi mengapa kuliner unik ini sampai sekarang tidak banyak yang tahu? Kan sosialisasi bisa dengan cara mengajak tamu datang makan di sana,” ucap Bondan menyayangkan.

Ke depan Bondan menyarankan, masyarakat pelaku usaha kuliner sebaiknya jika ingin berinovasi cukup melalui pemberian nama kulinernya. Apalagi untuk kuliner tradisional harus tetap mempertahankan cita rasa asli sehingga untuk inovasi bumbu ataupun bahan sebaiknya tidak dilakukan.

Corporate Secretary Bank Mandiri Rohan Hafas mengatakan Mandiri Pusaka Kuliner yang digelar 28-29 November 2015 di Maspion Square, Surabaya, merupakan kali kedua diselenggarakan. Sebelumnya acara serupa sukses digelar di Jakarta. Rohan mengatakan, sebagai perusahaan perbankan, pihaknya mempunyai kewajiban untuk melestarikan kekayaan kuliner Nusantara.

“Tentunya di sisi lain juga tetap mengusung bisnis mengingat pelaku kuliner adalah pebisnis juga,” kata Rohan saat dijumpai seusai meninjau tenant. Untuk mengembangkan potensi kuliner, perlu melakukan pembaruan baik dari jenis kuliner maupun cara pandang masyarakat tentang bisnis kuliner.

Potensi Ragam Kuliner Perlu Dikembangkan


“Bahwa bidang kuliner ke depan tidak hanya jualan, tetapi mampu menyerap tenaga kerja sehingga bisa membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat,” papar Pejabat Wali Kota Surabaya Nurwiyatno saat memberikan sambutan. Ini perlu dilakukan karena tantangan kuliner adalah menghadapi persaingan bebas terkait dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

Bondan juga berpendapat pembaruan atau inovasi dalam jenis kuliner diharapkan tetap mempertahankan cita rasa asli sehingga untuk inovasi bumbu ataupun bahan sebaiknya tidak digunakan. Salah satu tenant yang tidak mengubah cita rasa kuliner Nusantara adalah Rujak Cingur Seudati Bu Nuraini.

Saat dijumpai, perempuan yang kali pertama membuka usaha kuliner pada 1997 ini sama sekali tidak mengubah ciri khas rasa dari rujak cingurnya. Hanya saja penjual Rujak Cingur Seudati ini menggunakan tujuh jenis petis. “Perubahan rasa tidak pernah dari dulu sampai sekarang, inovasinya paling hanya pemilihan bahan seperti buah, sayur, cingur, dan bahan lain dipilih yang berkualitas,” ucap Nuraini.

Potensi Ragam Kuliner Perlu Dikembangkan


Supaya jualannya makin seru, Nuraini sengaja menggunakan cobek berukuran besar, yakni berdiameter 1 meter dan 80 cm yang bisa digunakan untuk meracik bumbu hingga 200 porsi. Acara Mandiri Pusaka Kuliner mampu menyedot banyak perhatian pengunjung. Terlihat dari antusiasme masyarakat yang selalu meramaikan berbagai tenant kuliner.

Apalagi dengan datang ke event Mandiri Pusaka Kuliner masyarakat bisa memilih aneka kuliner kesukaannya secara lebih dekat. “Event seperti ini memudahkan kita penggemar kuliner untuk hunting kuliner tentunya. Saya juga tidak perlu jauh-jauh ke Seudati misalnya kalau mau makan rujak cingur Bu Nur,” ungkap Maya Liana, salah satu warga Ketintang Surabaya yang hadir dalam event Mandiri Pusaka Kuliner.

Potensi Ragam Kuliner Perlu Dikembangkan
(hyk)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5117 seconds (0.1#10.140)