Cuci Pakaian dengan Mesin Cuci = Bersih, Anda Salah!
A
A
A
LONDON - Mesin cuci kerap dipilih untuk mencuci pakaian karena praktis dan cepat. Meski dinilai praktis, namun sebuah penelitian mengungkapkan bahwa kebiasaan tersebut berpotensi menimbulkan bahaya.
Dilansir dari Daily Mail, penelitian menunjukkan bahwa mencuci pakaian dengan mesin cuci di suhu rendah tidak membuat bakteri mati. Malah justru bakteri tersebut akan berkembang biak.
"Konsumen percaya pencucian seperti itu bisa menghasilkan pakaian yang bersih dan higienis padahal tak seperti itu. Kecenderungan mengurangi suhu cucian dan volume air disertai penggunaan deterjen yang lembut bisa mempengaruhi efektivitas proses pencucian untuk mengurangi bakteri pada pakaian yang terkontaminasi," papar Ahli kesehatan, Dr Lisa Ackerley.
Penelitian ini juga menemukan bahwa jumlah mikroba yang menimbulkan infeksi ada sekitar 10 ribu organisme.
Mikroba tersebut dipercaya berasal dari sepasang celana yang kotor. Kontaminasi silang juga bisa terjadi dari bakteri yang tersisa dan bersembunyi di dalam mesin cuci.
"Jika Anda memasukkan sesuatu sarat bakteri ke dalam mesin cuci itu hanya menciptakan kumpulan bakteri lain. Saya sangat prihatin bakteri dari pakaian kotor bisa menular ke lap dapur yang kemudian digunakan untuk membersihkan piring," ujarnya lagi.
Ackerley menjelaskan, pakaian yang mudah terkontaminasi adalah yang bersentuhan langsung dengan tubuh seperti handuk, pakaian, seprei, popok dan handuk wajah.
Penumpukan bakteri di bagian dalam mesin cuci ditambah dari air cucian ditemukan sebanyak 1 juta bakteri atau setara dengan dua sendok makan air cuci.
Mencuci dengan suhu rendah dipercaya bisa memicu kuman untuk berkembang biak, seperti di tempat favorit mereka, yakni deterjen.
Umumnya, untuk menghentikan risiko penyebaran infeksi dilakukan dengan memisahkan pakaian, selimut, dan handuk yang terinfeksi penyakit. Sayangnya, cara ini tidaklah cukup.
"Bakteri pada pakaian basah lebih cenderung mencemari tangan dan itu bisa tertular dari tangan ke obyek lain di rumah dan akhirnya mulut kita yang terkena risiko itu," tandasnya.
Dilansir dari Daily Mail, penelitian menunjukkan bahwa mencuci pakaian dengan mesin cuci di suhu rendah tidak membuat bakteri mati. Malah justru bakteri tersebut akan berkembang biak.
"Konsumen percaya pencucian seperti itu bisa menghasilkan pakaian yang bersih dan higienis padahal tak seperti itu. Kecenderungan mengurangi suhu cucian dan volume air disertai penggunaan deterjen yang lembut bisa mempengaruhi efektivitas proses pencucian untuk mengurangi bakteri pada pakaian yang terkontaminasi," papar Ahli kesehatan, Dr Lisa Ackerley.
Penelitian ini juga menemukan bahwa jumlah mikroba yang menimbulkan infeksi ada sekitar 10 ribu organisme.
Mikroba tersebut dipercaya berasal dari sepasang celana yang kotor. Kontaminasi silang juga bisa terjadi dari bakteri yang tersisa dan bersembunyi di dalam mesin cuci.
"Jika Anda memasukkan sesuatu sarat bakteri ke dalam mesin cuci itu hanya menciptakan kumpulan bakteri lain. Saya sangat prihatin bakteri dari pakaian kotor bisa menular ke lap dapur yang kemudian digunakan untuk membersihkan piring," ujarnya lagi.
Ackerley menjelaskan, pakaian yang mudah terkontaminasi adalah yang bersentuhan langsung dengan tubuh seperti handuk, pakaian, seprei, popok dan handuk wajah.
Penumpukan bakteri di bagian dalam mesin cuci ditambah dari air cucian ditemukan sebanyak 1 juta bakteri atau setara dengan dua sendok makan air cuci.
Mencuci dengan suhu rendah dipercaya bisa memicu kuman untuk berkembang biak, seperti di tempat favorit mereka, yakni deterjen.
Umumnya, untuk menghentikan risiko penyebaran infeksi dilakukan dengan memisahkan pakaian, selimut, dan handuk yang terinfeksi penyakit. Sayangnya, cara ini tidaklah cukup.
"Bakteri pada pakaian basah lebih cenderung mencemari tangan dan itu bisa tertular dari tangan ke obyek lain di rumah dan akhirnya mulut kita yang terkena risiko itu," tandasnya.
(sbn)